Rabu, 13 April 2011

Belajar Sex dari Patung Mini

Bandingkan photo photo yang terpampang disini, dengan photo photo dari Koran Lampu Merah, atau cover majalah dengan gambar perempuan berpakaian dan bergaya provokatif?  Bagi saya, majalah dengan gambar perempuan itu lebih heboh dan membuat nafsu syahwat para lelaki berkobar daripada gambar gambar ini.  Gambar ini hanya akan membuat kita mentertawai diri kita sendiri dengan sindiran satirnya yang tajam tapi lucu.  

Photo photo ini saya buat tahun lalu ketika saya berkesempatan kunjung rindu ke kampung halaman saya yang kedua, Vancouver.  Tak lupa saya, bersama dengan ibu kost saya semasa kuliah disana berjalan jalan ke pantai Ambleside di belahan Barat Vancouver yang terkenal sebagai daerah orang orang kaya.  Sekali sekali berlagak seperti orang kaya, boleh juga dooong.

Di salah satu sisi pantai itu ada sebuah galeri mungil yang sering kami kunjungi bila kami berjalan menyusuri pantai disana.  Galeri itu bernama Ferry Building gallery.  Entah kenapa namanya sama sekali tidak feminine, meskipun galeri mungil itu cantik, di latar depan banyak bunga-bungaan, di latar belakang ada pantai yang berbatasan dengan salah satu sisi Stanley Park yang fantastis itu.

Biasanya pameran di Ferry Building gallery ini berupa lukisan.  Kali ini ada yang lebih menarik.  Banyak patung mini yang masing masingnya bergerak secara mekanik dan elektronik sesuai fungsinya.  Pameran yang berjudul Move Over, Leonardo itu digagas oleh John Martin Gilbert, seorang seniman kelahiran New York, tetapi sudah lama menetap di West Vancouver, yang men-cap dirinya juga seorang pematung, penemu, dan master  komunikator yang bekerja dengan beragam materi menggunakan elektronik, mekanik, psikologi dan humor sebagai bumbunya.

Tidak semua hasil karya seni Gilbert yang dipamerkan disitu ber-tema seks, tapi ada tema utama yang menyatukan karya karya nya yang dipamerkan tersebut.  Dan tema itu adalah pergerakan mekanik dan elektronik.  Hampir semua patung patung nya berkomunikasi secara santai, segar, dan menyindir.

Inilah beberapa hasil karyanya yang saya pilihkan untuk Anda: 

(lihat photo Ambleside 1 dan 2: Judulnya dan Pengunjung)









Pemanasan (photo Ambleside 3_Pemanasan):



Patung ini dengan lucunya menggambarkan betapa para lelaki biasanya membutuhkan manual dan uji coba untuk menekan tombol yang tepat dari seorang perempuan, agar komunikasi berjalan lancar, dalam hal ini komunikasi tubuh hehehe  Dan meskipun mungkin bagi para lelaki foreplay ini membosankan, tapi bagi para wanita, tentu saja kegiatan ini bernilai plus plus plus hahaha

Enggak ngerti (photo Ambleside 4)




Apa sih yang ada di kepala lelaki?  Kali ini digambarkan oleh John Gilbert, dikepala lelaki ada banyak wanita, bolak balik, datang pergi, tapi diantara keduanya sang lelaki dan perempuan, tak ada satupun yang mengerti satu sama lain.  Bukan hal baru.  Memang kita berasal dari planet yang berbeda sih…

Cowok Gatel (photo Ambleside 5)




Untuk patung yang ini, rasanya judulnya kurang cocok disebut cowok gatel deh.  Karena konotasinya negative banget.  Padahal yang dimaksud oleh John Gilbert itu ya memang patung cowok yang bener bener lagi menggaruki kegatelannya.  Pengunjung bisa menekan tombol yang terletak dekat kaki patung, maka seluruh tangannya akan bergerak gerak menggaruk badannya yang kegatalan.  Memang benar, John.  Menggaruk adalah salah satu kenikmatan hidup, kita sering lupa menghargainya!

Gagal Terus? (photo Ambleside 6)



Dalam tubuh lelaki, ada dua kepala, satu diatas dan satu dibawah.  Kegagalan fungsi area penting di bawah itu, konon kebanyakan penyebabnya ada di bagian paling atas tubuh lelaki, yaitu kepala sebenarnya.  Tapi biarlah serahkan kegagalan area ini kepada para ahli medis dan ahli psikologi.  Yang lucu dari patung ini ialah apabila kita menekan tombolnya maka sang lelaki kecil di dalam kepala sang patung lelaki, akan menggerak gerakkan kepala bawah itu naik turun.  Impotent?  It’s all in the mind.

Senangkan Diri (Photo Ambleside 7)



Ada banyak cara para lelaki menyenangkan diri sendiri, terutama apabila sedang sendirian.  Salah satunya digambarkan dalam patung ini, yang bila tombolnya iseng iseng kita tekan, maka tangan sang patung lelaki akan mulai merogoh rogoh celananya.  Tapi siapa bilang mereka sendirian?  Selalu ada conscious mind di atas sana, mungkin salah satunya berwujud sang ibu yang menasihatinya, “Nak, tak baik melakukan ini.  Salurkan saja di tempat yang tepat dengan cara yang lebih mengasyikkan daripada merogoh rogoh celanamu sendiri!”

Napsu Melulu (photo Ambleside 8)



Berbahagialah para perempuan yang punya nafsu birahi yang tinggi, karena sebagian besar perempuan di dunia tidak memilikinya.  Psst!  Biar saja, jangan dengarkan kata orang dan Jhon sang pematung.  Jhon menggambarkan disini seorang perempuan nymphomaniac adalah perempuan yang suka bergonta ganti pasangan dan suka memainkan para lelaki.  Persis seperti iklan kuno salah satu merek minuman ringan terkenal: siapa saja, kapan saja, dimana saja.  Lihat saja angka yang di pampang di dadanya.  Berapa banyak lelaki lagi pemuas nafsunya?  Mungkinkah seorang nymphomaniac cukup bahagia dengan satu lelaki? tetapi ya itu, tuntutan nafsunya terus dan terus…

Sang Perawan (photo Ambleside 9)



Jhon menggambarkan sang perawan dengan beberapa buah apel terpampang di dadanya, ranum dan utuh belum tergigit.  Sementara sang lelaki yang akan memetiknya masih termangu di depan sang perawan.  Para lelaki disini, pasti senang bila istrinya masih perawan, meskipun dia sendiri sudah sering memetik banyak bunga.  Di Barat, siapa peduli?  Mungkin, lebih baik dia sudah pengalaman, daripada plonga plongo saja hehehe.

Si Tukang Intip (photo Ambleside 10)




Mungkin, ya, ini sih Cuma mungkin, John sang seniman sedang ingin buka bukaan sama kita kita, utamanya kaum perempuan.  Bahwa betapapun seorang lelaki itu keren, kharismatik, intelek (ditunjukkan dengan pakaian jas nya yang kelihatan mahal dan neces dan kacamatanya yang kelihatan pintar), tetap saja jiwa bangornya, jiwa nakalnya hidup terus dibenaknya.  Ini sih terjemahan bebas saya aja terhadap si tukang intip ini.  Para lelaki, jangan marah ya hehehe.

Suami Takut Istri (photo Ambleside 11)




Nah yang terakhir ini, saya agak agak miris juga melihatnya.  Di gambarkan betapa berkuasanya sang perempuan, tubuh dan kepalanya besar, ditambah satu alat yang dijamin bikin kuping sakit.  Alat gramophone yang di pasang disini sepertinya menggambarkan tajamnya dan kerasnya mulut sang perempuan.  Gramophone akan berbunyi bila kita putar engkolnya.  Sementara dengan khidmat dan pasrah si lelaki duduk bersama anjing setianya, di depan sang istri tercinta yang ditakutinya.
 sumber:http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/14/819/belajar_sex_dari_patung_mini

0 komentar:

Posting Komentar