tag:blogger.com,1999:blog-29514609347513337192024-03-21T16:31:55.038-07:00ilmu sex dinis3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.comBlogger107125tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-91141578202370729482011-04-13T10:36:00.000-07:002011-04-13T10:36:15.169-07:00Orgasmus Payudaranus! Apaan tuch?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span></span> <br />
<img alt="couple_kiss_bed" height="150" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/couple_kiss_bed-150x150.jpg" title="couple_kiss_bed" width="150" />Rekan semua, sengaja saya menulis judul demikian. Biar terkesan seperti istilah Latin and ilmiah gitu loh!<em> Oh….just kidding, friends</em>!<br />
Ya, pada artikel kali ini saya akan sedikit mengulas hal yang “agak dalam”. Tentang apa? Tentang orgasme payudara.<br />
Ternyata wanita juga dapat mencapai orgasme karena rangsangan yang diberikan di payudara, khususnya putingnya. Bagaimana itu dapat terjadi? Yuk…bersama sibak rahasianya…<br />
<span> </span>Rekan semua tentu telah mengetahui bahwa sensasi kenikmatan orgasmus atau orgasme sangat dinantikan saat berhubungan intim. Memang orgasme dalam hubungan intim akan lebih banyak tercapai dengan rangsangan yang diberikan pada bagian alat genital wanita yang bernama clitoris.<br />
Orgasme payudara atau sering juga disebut orgasme puting (<em>nipple orgasme</em>) merupakan orgasme yang diraih wanita dengan <a href="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/2009/07/23/merangsang-payudara-ini-dia-caranya/" target="_blank">rangsangan</a> yang diterima puting payudara sebagai pemicunya. Orgasme payudara tidak harus dirangsang selamanya di puting, namun selama bercinta pasangan dapat memberikan rangsangan di zona erotis lainnya.<br />
Sebagian wanita juga mencapai orgasme payudara saat melakukan masturbasi. Ada juga pasangan yang memang focus ke payudara di saat akhir dari puncak momen bercinta mereka. Biasanya si wanita juga akan focus untuk memberikan sentuhan ke payudaranya.<br />
<div style="text-align: center;"><img alt="perubahan-puting" height="225" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/perubahan-puting-300x225.jpg" title="perubahan-puting" width="300" /></div>Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua wanita dapat mencapai orgasme payudara atau orgasme puting ini. Diasumsikan hanya berkisar 30% saja dari wanita di dunia ini yang mampu meraih orgasme payudara.<br />
Secara tipikal, saat menginginkan orgasme payudara dengan masturbasi, seorang gadis akan <a href="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/2009/07/23/merangsang-payudara-ini-dia-caranya/" target="_blank">merangsang putingnya</a> berulang-ulang. Jika memungkinkan si gadis juga akan menghisap atau menjilati payudaranya sendiri.<br />
<div style="text-align: center;"><img alt="nipple-stimulating" height="200" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/nipple-stimulating.jpg" title="nipple-stimulating" width="200" /></div>Untuk menambah rangsangan terkadang zona erotis lain seperti clitoris juga mendapat sentuhan rangsangan. Namun di bagian akhirnya, biasanya si gadis lebih memilih untuk menarik-narik dan menjewer-jewer putingnya.<br />
Jika bersama pasangan, wanita yang ingin meraih orgasme payudara, biasanya lebih senang menerima rangsangan lembut di puting selama <em>foreplay</em> atau pemanasan.<br />
<div style="text-align: center;"><img alt="laughing" height="198" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/laughing-300x198.jpg" title="laughing" width="300" /></div>Tingkat kenikmatan wanita terkait orgasme payudara yang dicapainya sangat bervariatif menurut masing-masing individu.<br />
Heemmm…ternyata begitu <img alt=":)" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif" /><br />
Sumber:<br />
http://wiki.voyeurweb.com/</div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-70354073737215270822011-04-13T10:35:00.001-07:002011-04-13T10:35:27.652-07:00Puting, Si Mungil Yang Menggairahkan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span></span> <br />
<img alt="nipple-abstract" height="150" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/05/nipple-abstract-150x150.jpg" title="nipple-abstract" width="150" />Rekan semua, capek juga ya selama dua bulan terakhir, kita bersama mengenal seluk beluk kanker payudara, mulai dari tanda-tanda, jenis, cara deteksi, hingga penangangannya. Nah, kali ini saya ingin <em>break</em> dulu, ach…! Pilihan saya jatuh untuk mengulas tentang puting payudara. Wow!! Si mungil yang menggairahkan itu tu…<br />
Dalam anatomi makhluk mamalia, puting susu (<em>nipple</em>) atau <em>mammary papilla</em> atau <em>teat</em> merupakan kulit dimana terdapat 15-20 lubang keluaran (<em>outlet</em>) saluran susu (<em>lactiferous ducts</em>) yang tertata secara silindris mengelilingi ujung puting. Kulit puting memiliki banyak syaraf-syaraf khusus yang sensitif terhadap rangsangan.<br />
<span> </span>Secara fisiologis, puting berfungsi untuk mengeluarkan ASI ke bayi. ASI diproduksi di dalam kelenjar susu (<em>mammary glands</em>) selama masa menyusui. Meski produksi ASI pada pria mungkin terjadi, puting susu pria tidak disarankan untuk disusu.<br />
Bayi mamalia memiliki insting dasar kehidupan untuk menggerakkan kepalanya dan membawa mulutnya mencari puting susu saat wajahnya menempel di kulit ibunya. Begitu puting ditemukan, mulutnyapun segera menghisapnya.<br />
Mamalia secara tipikal memiliki puting berjumlah genap, dan tertata secara berpasangan (berhadapan). Jika puting tidak tampak, mungkin itu tanda awal adanya kanker payudara. Puting terbentuk saat manusia masih berupa janin (<em>embryo</em>) disepanjang ‘garis-garis susu’ (<em>milk lines</em>). Hampir semua mamalia memiliki puting jamak (lebih dari satu).<br />
Jumlah total puting adalah jumlah total anak yang dapat dilahirkan pada satu kali kelahiran, dan setengah dari jumlah puting merupakan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan dalam satu kali kelahiran.<br />
Sebagai contoh, manusia. Puting wanita ada dua. Dua adalah jumlah bayi maksimal yang dapat dilahirkan dalam satu kali kehamilan berupa anak kembar. Namun rata-rata wanita melahirkan seorang bayi. Bayi kembar 3, 4 dan seterusnya merupakan kejadian luar biasa dengan probabilitas sangat-sangat kecil.<br />
<dl><dt> </dt>
<dt><img alt="Dua puting susu wanita" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/05/two-nipple-300x300.jpg" title="two-nipple" width="300" /></dt>
Dua Puting Payudara Wanita</dl>Pada mamalia primitif <em>(monotreme</em> seperti <em>platypus</em> di Australia), kelenjar susunya kosong dan menempel di kulit tanpa puting. Pada makhluk <em>cetacean</em> seperti ikan paus, bayinya tidak melakukan hisapan ke puting induknya karena struktur mulutnya. Puting paus tidak seperti mamalia lainnya. Tidak dengan dihisap, tapi keluarnya air susu karena kekuatan otot tubuh induk yang berhubungan dengan kelenjar susu. Bayi paus akan memasukkan tonjolan puting ke mulutnya, sang induk kemudian memompakan air susu ke dalam mulut si bayi.<br />
Hampir semua manusia memiliki dua puting pada tubuhnya, terletak (hampir) di tengah-tengah payudaranya dan dikelilingi oleh area sensitif yang berwarna yang bernama<a href="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/2009/02/10/si-cantik-areola/" target="_blank"> areola</a>. Janin manusia mengalami perkembangan beberapa puting disepanjang garis-garis susu (<em>milk lines</em>) yang dimulai dari <em>axilla</em> (ketiak) turun sepanjang otot perut terus sampai kedua selangkangan kiri dan kanan. Puting-puting ini akan menghilang sebelum kelahiran, namun ada juga kemungkinan tidak menghilang. Jika hal ini terjadi maka disebut <em> supernumerary nipples</em> atau <em>polythelia</em>, biasanya kosong tidak ada kelenjar susunya, kalaupun ada kemungkinannya sangat kecil.<br />
<div id="attachment_819" style="width: 310px;"><img alt="Garis Susu dan Supernumerary Nipple" height="221" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/05/polythelia-third-nipple-300x221.jpg" title="Polythelia - Supernumerary Nipple" width="300" />Garis Susu dan Supernumerary Nipple</div><div id="attachment_826" style="width: 310px;"><img alt="Kelebihan Puting Sering Terjadi Di Sekitar payudara" height="240" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/05/supernumerary-nipple-300x240.jpg" title="supernumerary-nipple" width="300" />Kelebihan Puting Sering Terjadi Di Sekitar Payudara</div><div id="attachment_827" style="width: 234px;"><img alt="Namun Bagaimana Jika Puting Juga Tumbuh Di Telapak Kaki?" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/05/foot-nipple-224x300.jpg" title="foot-nipple" width="224" />Namun Bagaimana Jika Puting Juga Tumbuh Di Telapak Kaki?</div>Zat warna kulit (<em>pigment</em>) puting dan areola adalah <em>pigment</em> cokelat (<em>eumelanin</em>) dan lebih banyak mengandung <em>pigment</em> merah (<em>pheomelanin</em>). Paparan suhu dingin dan menyusui merupakan penyebab utama puting mengalami ereksi. Ereksi puting merupakan bentuk refleks <em>pilomotor</em> yang menyebabkan puting dan areola berbintil-bintil.<br />
<div id="attachment_820" style="width: 235px;"><img alt="female_nipple_profile" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/05/female_nipple_profile-225x300.jpg" title="female_nipple_profile" width="225" />Perhatikan Puting dan Bintil di Areola</div>Rangsangan seksual juga dapat menyebabkan puting ereksi. Puting dan areola pria dan wanita merupakan reseptor erotis, bahkan mampu membuat seseorang mengalami orgasme. Kondisi ini biasanya disebut orgasme payudara. Meski mampu membuat orgasme saat diberi rangsangan, puting bukanlah organ seksual manusia karena semua manusia pria dan wanita memiliki puting..<br />
Rata-rata puting wanita berukuran sekitar 1 cm. Saat hamil dan menyusui akan lebih panjang dan biasanya permanen (tidak kembali ke bentuk semula). Kehamilan juga meningkatkan pigmentasi, maka areoala dan puting biasanya lebih gelap saat hamil dan menyusui. Tonjolan puting dibentuk oleh sel otot silindris dan di areola terdapat bintil-bintil kecil yang disebut <em> ‘Montgomery bodies’</em>. Kelenjar Montgomery berisi pelumas agar saat wanita menyusui kulit areola dan puting tidak lecet.<br />
Terkadang bayi (laki dan perempuan) saat lahir menghasilkan air susu. Hal ini disebut<em> ‘witch’s milk’</em>; yang disebabkan pengarih estrogen ibu saat dalam kandungan dan bereaksi terhadap bayi. Hal ini normal-normal saja dan akan berhenti beberapa hari setelah kelahiran.<br />
Sumber:<br />
http://wapedia.mobi/en/nipple<br />
http://nytimes.com/imagepages/2007/08/01/health<br />
http://catalog.nucleusinc.com<br />
http://dermatology.cdlib.org<br />
<hr class="post_line" /></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-49093427636380509992011-04-13T10:34:00.003-07:002011-04-13T10:34:43.893-07:00Merangsang Payudara? Ini dia Caranya!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span></span> <br />
<img alt="osirus" height="150" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/osirus-150x150.jpg" title="osirus" width="150" />Rekan semua, seperti kita ketahui bersama bahwa payudara khususnya daerah areola dan puting merupakan satu zona erotis wanita yang menjadi pusat aksi saat bercinta. Puting akan ereksi dan strum sensasi kenikmatan dan erotisme mengalir kencang ke seluruh tubuh. Bbrrr…!<br />
Puting memiliki banyak syaraf dan sangat sensitive. Sebagian wanita dapat mencapai orgasme hanya dengan rangsangan tunggal di payudaranya. Saat seorang wanita melakukan masturbasi, payudara dirangsang untuk menimbulkan rasa erotis hingga <a href="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/2009/07/23/orgamus-payudaranus-apaan-tuch/" target="_blank">orgasme</a> tercapai.<br />
<span> </span><strong>Metode atau Cara Merangsang Payudara yang Umum Dikenal</strong><br />
<em><strong> </strong></em><br />
<em><strong>(Catatan: Mohon dimaknai sebagai pengetahuan dan bukan pornografi)</strong></em><br />
Perlu rekan semua ketahui bahwa tidak semua wanita menyukai rangsangan payudara. Karena sebagian wanita memiliki puting yang sangat sensitive, sebagian lain justru tidak sensitive sama sekali.<br />
<em>Ok? Get ready and go…!</em><br />
<em><strong>1. Nipple tweaking</strong></em><br />
<div id="attachment_1085" style="width: 310px;"><img alt="Menggosok puting diantara ibu jari dan jari telunjuk." height="225" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/tweaking2.jpg" title="tweaking2" width="300" />Menggosok dan menjewer puting diantara ibu jari dan jari telunjuk.</div><div style="text-align: left;"><em><strong>2. Nipple licking</strong></em></div><div style="text-align: left;"> </div><div id="attachment_1086" style="width: 190px;"><img alt="Memberi rangsangan ke puting dengan menjilat. " height="135" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/licking.jpg" title="licking" width="180" />Memberi rangsangan ke puting dengan menjilat.</div><em><strong>3. Pulling nipple </strong></em><br />
<div style="text-align: left;"> </div><div id="attachment_1087" style="width: 260px;"><img alt="Rangsangan manual dengan menarik puting. " height="264" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/pulling.jpg" title="pulling" width="250" />Rangsangan manual dengan menarik puting.</div><em><strong>4. Suck nipples </strong></em><br />
<div id="attachment_1088" style="width: 310px;"><img alt="Menghisap puting untuk mendapatkan sensasi erotis bersama pasangan. " height="199" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/sucking-300x199.jpg" title="sucking" width="300" />Menghisap puting untuk mendapatkan sensasi erotis bersama pasangan.</div><em><strong>5. Suck on her own boobs </strong></em><br />
<div id="attachment_1089" style="width: 251px;"><img alt="Menghisap payudara sendiri saat masturbasi. " height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/selfsucking-241x300.jpg" title="selfsucking" width="241" />Menghisap payudara sendiri saat masturbasi.</div><em><strong>6. Nipple pump</strong></em><br />
<div id="attachment_1090" style="width: 310px;"><img alt="Memberi tekanan lembut utnuk membuat puting ereksi. " height="225" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/pumping.jpg" title="pumping" width="300" />Memberi tekanan lembut utnuk membuat puting ereksi.</div><em><strong>7. Nipple rings</strong></em><br />
<div id="attachment_1091" style="width: 210px;"><img alt="Memasang cincin untuk mempertahankan puting tetap ereksi." height="235" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/ring.jpg" title="ring" width="200" />Memasang cincin untuk mempertahankan puting tetap ereksi.</div><em><strong>8. Nipple clamps atau nipple chain</strong></em><br />
<div id="attachment_1092" style="width: 260px;"><img alt="Menggunakan sex-toy untuk meremas puting." height="168" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/clamp.jpg" title="clamp" width="250" />Menggunakan sex-toy untuk meremas puting.</div><em><strong>9. Nipple clothespins</strong></em><br />
<div id="attachment_1093" style="width: 300px;"><img alt="Menggunakan sex-toy seperti penjepit jemuran untuk meremas puting." height="195" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/clothespin.jpg" title="clothespin" width="290" />Menggunakan sex-toy seperti penjepit jemuran untuk meremas puting.</div><em><strong>10. Tied nipples</strong></em><br />
<div id="attachment_1094" style="width: 310px;"><img alt="Mengikat puting saat ereksi. Disebut juga dengan Nipple Bondage." height="225" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/tied-300x225.jpg" title="tied" width="300" />Mengikat puting saat ereksi. Disebut juga dengan Nipple Bondage.</div><em><strong>11. Tuning in Tokyo</strong></em><br />
<div id="attachment_1095" style="width: 209px;"><img alt="Kursi juga dapat dipakai utuk merangsang payudara. Hee??" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/tokyo-199x300.jpg" title="tokyo" width="199" />Kursi juga dapat dipakai utuk merangsang payudara. Hee??</div><em><strong>12. Tug</strong></em><br />
<div id="attachment_1096" style="width: 310px;"><img alt="Tipe rangsangan puting yang umum dilakukan dengan sentuhan lembut." height="225" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/tugging-300x225.jpg" title="tugging" width="300" />Tipe rangsangan puting yang umum dilakukan dengan sentuhan lembut.</div><em><strong>13. Nipple battle</strong></em><br />
<div id="attachment_1097" style="width: 310px;"><img alt="Puting vs puting. Wah seru donk!" height="225" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/battle.jpg" title="battle" width="300" />Puting vs puting. Wah seru donk!</div><em><strong>14. Ice nipples</strong></em><br />
<div id="attachment_1098" style="width: 310px;"><img alt="Sensasi dengin membuat puting ereksi." height="225" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/ice.jpg" title="ice" width="300" />Sensasi dengin membuat puting ereksi.</div>Weleh weleh…! Ada yang normal tapi ada juga yang menurut saya… so weird!<br />
<strong> </strong><br />
<strong>Perhatian: </strong><br />
<ul><li>Rangsangan yang diberikan ke puting payudara akan membuat payudara melepaskan hormone yang disebut oxytocin, yang bertanggungjawab pada refleks keluarnya ASI saat awal seorang wanita menyusui (oxytocin menyebabkan ASI mengalir di dalam payudara dan keluar dari lubang puting saat dihisap bayi).</li>
</ul><ul><li>Rangsangan seksual yang diberikan pada puting payudara secara intensif (katakan 4 kali seminggu atau lebih) akan memicu payudara wanita memproduksi ASI meski wanita tersebut tidak sedang hamil atau menyusui. Meski memang benar terjadi, rekan semua tidak perlu khawatir karena untuk terjadi demikian perlu rangsangan yang hebat. Di samping itu untuk memproduksi ASI payudara juga perlu hormone yang bernama prolactyn.</li>
</ul><ul><li>Secara tipikal rangsangan yang berlebihan pada puting payudara justru akan membuat puting bengkak dan sakit.</li>
</ul>Sumber:<br />
http://wiki.voyeurweb.com</div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-17674604979161601222011-04-13T10:32:00.003-07:002011-04-13T10:32:49.371-07:00Ereksi Payudara<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span></span> <br />
<img alt="erectnipple" height="150" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/05/erectnipple-150x150.jpg" title="erectnipple" width="150" />Dua minggu yang lalu, sahabat saya dari Amerika, Rodney, yang kebetulan datang ke Surabaya, menemani saya membuat blog artikel rahasia payudara. Diapun ikut browsing tulisan tentang payudara, ingin membantu saya katanya. Tiba-tiba dia bertanya <em>“Inung, what’s in men’s and women’s nipples that makes them go erect?”</em><br />
Heeemmm…sejenak saya berpikir, apa yaa?? Ah…segera saya searching jawaban pertanyaan itu via google. Ide bagus buat menulis artikel baru, nich!! Dan inilah jawabannya….<br />
Ereksi payudara…apakah sama dengan ereksi penis?? Setahu saya ereksi penis terjadi karena adanya aliran darah yang mengisi jaringan semacam spon yang disebut <em>corpus cavernosum penis </em>yang merupakan jaringan erektil.<em><br />
</em><br />
Jaringan erektil merupakan satu jenis jaringan khusus yang akan “bengkak” dan membesar, karena adanya aliran darah ke dalamnya dan “terjebak” di dalamnya sehingga tidak dapat keluar. Jaringan erektil memiliki pembuluh arteri yang dapat membawa darah, ruang besar untuk diisi darah yang “terjebak”, serta pembuluh vena yang tersumbat untuk menjebak darah di dalam di dalam ruang. Pada manusia, jaringan erektil terdapat pada penis, klitoris, dan hidung.<br />
<span> </span>Selama melakukan hubungan intim, tubuh wanita, khususnya payudara dapat membesar 30%, dan puting dapat bertambah besar sampai 6 milimeter. Jadi, apakah puting juga memiliki jaringan erektil sebagaimana pada penis dan klitoris?<br />
Jawabannya “Tidak”.<br />
Dalam buku anatomi dikatakan bahwa <em>“underneath the nipple and areola, there are bundles of smooth muscle fibres in the connective tissue, and also along the length of the milk ducts. These muscle fibres make the nipple become erect, in response to various stimuli”</em>.<br />
<div id="attachment_845" style="width: 310px;"><img alt="Breast Anatomy" height="230" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/05/breast-anatomy-300x230.jpg" title="breast-anatomy" width="300" />Breast Anatomy</div><div id="attachment_846" style="width: 310px;"><img alt="glandulae_areolares" height="274" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/05/glandulae_areolares-300x274.jpg" title="glandulae_areolares" width="300" />Reaksi Puting dan Areola Terhadap Rangsangan</div><div style="text-align: center;"> </div>Ya, di bawah puting dan areola terdapat bundel serat otot halus dalam jaringan konektif, dan juga sepanjang saluran susu. Serat otot ini yang membuat puting ereksi sebagai respon terhadap berbagai rangsangan.<br />
Jadi membesarnya puting payudara bukan disebabkan jaringan erektil, namun karena otot-otot halus.<br />
Ooooo…begitu, to??<br />
<em>Hey, Rodney, I find out! It’s the answer!</em><br />
Sumber:<br />
http://www.iupucanatomy.com<br />
http://www.abc.net.au<br />
http://en.wikipedia.org</div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-14220240516670851922011-04-13T10:31:00.000-07:002011-04-13T10:31:02.345-07:009 Tipe Puting Payudara<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br />
<br />
<img alt="couple1" height="150" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/couple1-150x150.jpg" title="couple1" width="150" />Rekan wanita, kehidupan cinta bersama pasangan memerlukan “bumbu” yang mampu menghangatkannya, yang bisa membuat apinya tetap berkobar. Salah satunya dengan lingerie. Ya, pakaian dalam wanita ini merupakan satu elemen yang akan menunjang kehidupan anda di ranjang bersama pasangan terkasih.<br />
Berbeda dengan <em>“daily-bra”</em> yang dipakai sehari-hari. Lingerie merupakan pakaian dalam wanita yang memang didesain khusus untuk meningkatkan<em> ”sex-appeal”</em> wanita saat akan berhubungan intim. Performa yang sexy dan menggoda tentu akan meningkatkan gairah romansa bercinta. Pria pun akan tergoda untuk segera meraih pinggang wanitanya serasa berbisik lembut, “Aku gemes liat kamu pakai lingerie ini, sayang…”<br />
<span> </span>Rekan wanita harus tahu bahwa pasangan anda memiliki persepsi tersendiri terhadap daya tarik seksual diri anda sebagi wanita idaman. Oleh karena itu buatlah pilihan terbaik agar momen intim anda berdua semakin bermakna.<br />
<em><strong>1. Baby Doll Nightie</strong></em><br />
<div style="text-align: left;"><img alt="baby-doll" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/baby-doll.jpg" title="baby-doll" width="300" /><br />
Lingerie <em>baby-doll</em> biasanya berbentuk gaun pendek dengan bra yang telah <em>“built-in”</em>. Kain bagian bawah gaun lembut, jatuh dan gampang disibak. Lingeri baby-doll biasa terbuat dari bahan sutera, nilon, atau bahan tipis lainnya. Anda dapat memilih sesuai selera.</div><em><strong>2. Garter Belt</strong></em><br />
<div style="text-align: center;"><img alt="garter-belt" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/garter-belt-300x300.jpg" title="garter-belt" width="300" /></div><div style="text-align: left;">Dipakai tanpa celana dalam! Wow!!! Lingerie model <em>garter belt</em> (sabuk) dipakai langsung melingkari pinggang. Stoking yang sexy, ketat dan panjang sampai paha akan terkait dengan tali yang ada pada lingerie. Untuk melengkapinya, anda dapat memakai bra (ataupun tidak!!).</div><em><strong>3. Teddy Nightie</strong></em><br />
<div style="text-align: center;"><img alt="teddy-nightie" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/teddy-nightie-264x300.jpg" title="teddy-nightie" width="264" /></div>Lingerie <em>teddy</em> berupa gaun pendek yang jatuh tepat dibawah pinggang. Posisi bagian belakang tepat di atas pantat. Terbuat dari bahan sutera ataupun bahan tipis lainnya. Anda dapat memaki celana dalam yang bertipe kecil.<br />
<em><strong>4. Bustier</strong></em><br />
<div style="text-align: center;"><img alt="bustier2" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/bustier2-200x300.jpg" title="bustier2" width="200" /></div>Lingerie <em>bustier</em> merupakan bra <em>strapless</em> yang panjang turun sampai pinggang dengan kaitan sebagai kancingnya. Penampilan tipe lingerie ini sangat eksotik dan dapat dipakai tanpa celana dalam. Hhhmmm…<br />
<em><strong>5. Camisole</strong></em><br />
<div style="text-align: center;"><img alt="camisole" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/camisole-245x300.jpg" title="camisole" width="245" /></div>Tipe lingerie ini termasuk pendek, terusan tanpa cup bra dengan panjang sampai pinggang. Dipakai seperti kaos dalam. Anda kemudian dapat memakai baju luar atau cukup dengan celana dalam sebagai pasangannya.<br />
<em><strong>6. Chemise</strong></em><br />
<div style="text-align: center;"><img alt="chemise" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/chemise-229x300.jpg" title="chemise" width="229" /></div><em>Chemise</em> merupakan lingerie bentuk gaun paling dikenal. Berbahan jatuh dengan panjang sampai di atas lutut. Ada yang dengan kancing pengait ada pula yang tanpa kancing. Kebanyakan lingerie tipe ini berbahan sutera atau bahan lain yang licin.<br />
<em><strong>7. Thongs and G-String Panties</strong></em><br />
<div style="text-align: center;"><img alt="thong2" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/thong2-231x300.jpg" title="thong2" width="231" /></div><em>Thongs</em> adalah celana dalam yang hanya menutup bagian depan (miss V) dan membiarkan pantat anda terbuka terlihat utuh. Wow!! Terbuat dari bahan yang<em> stretchable</em> (dapat meregang).<br />
<em><strong>8. Corset</strong></em><br />
<div style="text-align: center;"><img alt="corset" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/corset-228x300.jpg" title="corset" width="228" /></div>Lingerie ini membuat lekuk tubuh anda terlihat utuh. Pinggang akan terlihat ramping dengan payudara yang sangat menggoda karena terangkat dan menampilkan belahan dada yang aduhai. Hhhmmm…!!! Kadang lingerie ini digabung dengan dengan tipe <em>garter straps</em>.<br />
<strong>9. Peignoir</strong><br />
<div style="text-align: center;"><img alt="peignoir" height="209" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/peignoir-300x209.jpg" title="peignoir" width="300" /></div><em>Peignoir</em> didesain dengan bentuk gaun panjang sampai mata kaki. Biasanya memiliki jubah panjang yang dipakai sebagai pakaian luarnya.<br />
Oke rekan wanita….tidak salah lho, anda memanjakan mata pasangan dengan tampilan yang mengejutkan dan mempesona, Hingga…dia tidak kuat untuk hanya menatap anda.<br />
<div style="text-align: center;"><img alt="couple2" height="300" src="http://www.rahasiapayudara.com/artikel/wp-content/uploads/2009/07/couple2-215x300.jpg" title="couple2" width="215" /></div>Rangkulan mesra segera terhambur dan dia pun berbisik, <em>“Honey…you looks so perfect this night!”</em><br />
<em>Oh…so sweet…!</em><br />
Sumber:<br />
http:// lingerie.lovetoknow.com<em> </em></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-30253760139548194702011-04-13T10:26:00.003-07:002011-04-13T10:26:39.699-07:00Bahaya ML lewat anus<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Salah satu variasi seksual yang dikerap dibayangkan oleh kaum pria adalah seks anal. Yap! Hubungan seks yang dimasukkan ke anus memang bisa menjadi sensasi tersendiri bagi kaum pria, namun ternyata hubungan seks ini cenderung berbahaya.<br />
Anal seks kerap menjadi pilihan sebagian orang sebagai variasi dalam melakukan hubungan seksual. Namun, yang harus menjadi pertimbangan adalah segi kesehatan dan keamanan dalam melakukan variasi seks. Anal seks alias penetrasi penis ke dalam anus sangat berbahaya dalam segi kesehatan. Soalnya, anus merupakan saluran pembuangan kotoran, otomatis di daerah ini banyak sekali terdapat kuman penyakit. Apalagi saat melakukannnya ada bagian kulit penis yang terluka. Maka, bisa dipastikan akan terjadi infeksi.<br />
Anal seks ini sangat tidak sehat untuk menjadi pilihan dalam bervariasi. Disamping berbahaya, pasangan perempuan tidak akan bisa merasakan nikmat saat penetrasi ke dalam anus. Perempuan tidak akan mencapai orgasme dengan melakukan anal seks. Ini dikarenakan, anus tidak mempunyai semacam klitoris atau G-Spot yang dapat membuat nikmat, yang ada hanyalah rasa sakit. Rasa sakit yang dihasilkan disebabkan tidak adanya system pelumas saat penetrasi, berbeda halnya dengan vagina. Lagipula, otot yang terdapat pada anus berbeda sisitem kelenturannya dengan otot yang ada di vagina. Makanya, anal seks hanya akan menghasilkan rasa sakit pada perempuan.<br />
Kalau kita melihat film-film biru, tentunya kita akan melihat hal yang berbeda. Di film biru sepertinya anal seks bisa menghasilkan rasa kenikmatan yang luar biasa layaknya penetrasi ke dalam vagina. Namun, ada hal yang harus kita ketahui soal film biru yaitu hanya sebagai hiburan semata. Dengan kata lain, adegan anal seks yang ada pada film biru itu hanya sebagai hiburan saja. Tidak ada satu ahli kesehatan pun yang dapat membenarkan aktifitas penetrasi ke dalam anus, walaupun itu dilakukan dengan menggunakan pengaman seperti kondom.<br />
astaga.com</div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-16513240970204445292011-04-13T10:25:00.000-07:002011-04-13T10:25:39.801-07:00Bahaya Nih…!! ML Berdiri Bisa Bikin Demam?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div id="ad_thread_first_post_content" style="text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://i.okezone.com/content/2010/07/30/24/358175/7OZmY9iNB1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="300" src="http://i.okezone.com/content/2010/07/30/24/358175/7OZmY9iNB1.jpg" width="400" /></a></div><div id="ad4"> <div style="display: inline-block; height: 250px; overflow: hidden; padding: 0px; width: 300px;"><div id="userver_div_7326286" style="padding: 0px; visibility: visible;"><a href="http://a.admaxserver.com/click/CiQ5NzM2NjliYi00ZmM1LTRlZGMtOWZjMy0yM2Q4MGNiNWE4MjYQqYkbGPiFGyIDQ1BDKNKUGTCdkRE9AAAAAEAASIC4GlDe0BZaJDYwYWQ3MzBiLTVlMDktNDAyZC1iOWM4LTU5YzY5ZGI0YjA0NWICdmptgSAaOngAgAEAiAEAkgEAmgEkN2UzZWNjMGItYjMyYy00YjZlLTlmNjAtMzExY2ZlMmMxYjc4ogEkZjkyMWY2ODQtZDBlMS00MDY4LTk1ZTYtNzY1YTIyZTQxNDhkqgEkMjhlMDIxZWItOTI0Mi00YzYxLWI4NjctMzExMjhiNTBkZGU1sAEBuAEB/" target="_blank"><br />
</a></div></div><img alt="" height="1" src="http://admax.effectivemeasure.net/emnb_1_433152.gif" style="left: -5px; position: absolute;" width="1" /> <noscript><img src="http://b.scorecardresearch.com/p?c1=8&c2=6864323&c3=998&c4=&c5=&c6=&c10=&c15=&cj=1" /></noscript> <noscript><a href="http://iklan.indowebster.com/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=78__zoneid=12__cb=2ee1e93389__oadest=http%3A%2F%2Fa.admaxserver.com%2Fservlet%2Fajrotator%2F433152%2F0%2Fcc%3Fz%3Dadmaxasia2%26pid%3D60ad730b-5e09-402d-b9c8-59c69db4b045%26asid%3Db771cb85-b133-4cc2-ac14-4a89104434ff" target="_blank"><img src="http://a.admaxserver.com/servlet/ajrotator/433152/0/vc?z=admaxasia2&dim=280733&pid=60ad730b-5e09-402d-b9c8-59c69db4b045&asid=b771cb85-b133-4cc2-ac14-4a89104434ff&abr=$imginiframe" width="300" height="250" border="0"></a></noscript><div style="text-align: justify;"><img alt="" height="0" src="http://iklan.indowebster.com/www/delivery/lg.php?bannerid=78&campaignid=36&zoneid=12&loc=1&referer=http%3A%2F%2Fwww.indowebster.web.id%2Fshowthread.php%3Ft%3D115888%26page%3D1&cb=2ee1e93389" style="height: 0px; width: 0px;" width="0" />Di antara gaya berhubungan seks yang berbahaya adalah posisi yang dilakukan dengan berdiri. Kabarnya posisi ini bisa melemahkan lutut dan menimbulkan demam. “Persenggamaan dengan posisi miring dapat menimbulkan encok. Persenggamaan pada pagi hari sebelum sarapan dapat mematahkan punggung, mengurangi kekuatan, dan melemahkan pandangan,” kata Muhammad al-Baz dalam buku “Arabic Kamasutra, Classic Sex Education.”</div><noscript><a href='http://iklan.indowebster.com/www/delivery/ck.php?n=aa45be7a&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://iklan.indowebster.com/www/delivery/avw.php?zoneid=12&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=aa45be7a' border='0' alt='' /></a></noscript> </div></div><div> </div><div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Al Baz juga menjelaskan lebih lanjut, bahwa menelentangkan diri dan menaikkan perempuan di atas dada sampai air mani keluar, dapat menimbulkan penyakit tulang punggung dan penyakit jantung. “Apabila air mani perempuan masuk ke dalam saluran kencing, maka dapat mengakibatkan penyakit kuning yang mematikan. Sedangkan menahan air mani saat keluar dapat menimbulkan pembatuan dan mengakibatkan hernia. Banyak bergerak dan membasuh zakar dengan kuat sesaat setelah berhubungan dapat menimbulkan kemerahan,” jelasnya. <br />
<br />
Wajar memang, bila pasangan suami istri dilanda kebosanan dengan gaya bercinta pada umum nya, dan mencoba berhubungan seks sembari berdiri, ataupun dengan posisi miring (istri menyender, sedangkan suami dalam posisi berdiri). “Kendati demikian, bukan berarti tidak ada posisi lainnya yang bisa menyuguhkan sensasi tak kalah nikmat. Tapi tetap aman untuk anggota tubuh,” tukas Muhammad. <br />
<br />
Sumber : <i>Arabic Kamasutra, Classic Sex Education</i></div></div></div></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-2552921690438419332011-04-13T10:20:00.001-07:002011-04-13T10:20:18.913-07:00Hati-hati: Bahaya Kondom … (Kisah…)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Seorang pemilik pabrik kondom berang sebab penjualan perusahaannya menurun karena perusahaan pesaing memperkenalkan kondom dengan berbagai rasa seperti strawberi, pisang, coklat. Pemilik perusahaan itu memanggil kepala divisi risetnya.</div><div style="text-align: justify;">“Kamu sebagai kepala divisi riset harus kreatif dong, masak kalah sama perusahaan pesaing” Omel pemilik pabrik itu.</div><div style="text-align: justify;">“Iya pak” jawab kepala div. riset takut.</div><div style="text-align: justify;">“Oke, kalo gitu saya mau bulan depan pabrik kita sudah mulai memproduksi kondom dengan rasa” lanjut pemilik pabrik.</div><div style="text-align: justify;">“Rasa apa pak yang kita pakai” tanya kepala div. riset.</div><div style="text-align: justify;">“Saya gak mau tau. Itu tanggung jawabmu. Pokoknya harus beda sama pesaing. Kalo bisa yang khas indonesia” Omel pemilik pabrik itu.</div><div style="text-align: justify;">Setelah sebulan, pabrik itu memproduksi kondom dengan rasa. Tapi penjulan tidak meningkat malah komplain ke perusahaan yang meningkat. Komplain kebanyakan berisi keluhan karena sering terjadi kecelakaan dalam permainan sex terutama saat oral sex. Yaitu penis pasangan sering tergigit dalam oral sex.</div><div style="text-align: justify;">Peningkatan komplain ini membuat pemilik perusahaan memarahi lagi kepala divisi risetnya.</div><div style="text-align: justify;">“Kamu ini gimana sih. Disuruh cuma nambah rasa aja di kondom malah ningkatin komplain ke perusahaan kita. Bisa bangkrut kalo gini” Omel pemilik perusahaan.</div><div style="text-align: justify;">“Iya pak, mungkin kondomnya perlu ditarik. Sepertinya pengguna sering terlena karena rasanya” kata kepala div. riset</div><div style="text-align: justify;">“Omong-omong emang kamu kasih rasa apa ?” tanya pemilik pabrik.</div><div style="text-align: justify;">“Sesuai permintaan bapak, rasa khas indonesia……..</div><div style="text-align: justify;">“Iyya rasa apa….?” Hardik pemilik Pabrikkesal</div><div style="text-align: justify;">“Rasa rendang…Pak” jawab kepala div. Riset</div><div style="text-align: justify;">“….???!!@@@$$%%&&**?” Pemilik pabrik sambil garuk-garuk kepala yang tak gatal</div><div style="text-align: justify;">By <strong>elha</strong></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.jangankedip.blogspot.com/">www.jangankedip.blogspot.com</a></div></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-56250185187303124312011-04-13T10:17:00.001-07:002011-04-13T10:17:52.580-07:00Belajar Sex dari Patung Mini<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><strong>Bandingkan photo photo yang terpampang disini, dengan photo photo dari Koran Lampu Merah, atau cover majalah dengan gambar perempuan berpakaian dan bergaya provokatif? Bagi saya, majalah dengan gambar perempuan itu lebih heboh dan membuat nafsu syahwat para lelaki berkobar daripada gambar gambar ini. Gambar ini hanya akan membuat kita mentertawai diri kita sendiri dengan sindiran satirnya yang tajam tapi lucu. </strong><br />
<br />
Photo photo ini saya buat tahun lalu ketika saya berkesempatan kunjung rindu ke kampung halaman saya yang kedua, Vancouver. Tak lupa saya, bersama dengan ibu kost saya semasa kuliah disana berjalan jalan ke pantai Ambleside di belahan Barat Vancouver yang terkenal sebagai daerah orang orang kaya. Sekali sekali berlagak seperti orang kaya, boleh juga dooong. <br />
<br />
Di salah satu sisi pantai itu ada sebuah galeri mungil yang sering kami kunjungi bila kami berjalan menyusuri pantai disana. Galeri itu bernama Ferry Building gallery. Entah kenapa namanya sama sekali tidak feminine, meskipun galeri mungil itu cantik, di latar depan banyak bunga-bungaan, di latar belakang ada pantai yang berbatasan dengan salah satu sisi Stanley Park yang fantastis itu. <br />
<br />
Biasanya pameran di Ferry Building gallery ini berupa lukisan. Kali ini ada yang lebih menarik. Banyak patung mini yang masing masingnya bergerak secara mekanik dan elektronik sesuai fungsinya. Pameran yang berjudul Move Over, Leonardo itu digagas oleh John Martin Gilbert, seorang seniman kelahiran New York, tetapi sudah lama menetap di West Vancouver, yang men-cap dirinya juga seorang pematung, penemu, dan master komunikator yang bekerja dengan beragam materi menggunakan elektronik, mekanik, psikologi dan humor sebagai bumbunya. <br />
<br />
Tidak semua hasil karya seni Gilbert yang dipamerkan disitu ber-tema seks, tapi ada tema utama yang menyatukan karya karya nya yang dipamerkan tersebut. Dan tema itu adalah pergerakan mekanik dan elektronik. Hampir semua patung patung nya berkomunikasi secara santai, segar, dan menyindir. <br />
<br />
<strong>Inilah beberapa hasil karyanya yang saya pilihkan untuk Anda: </strong><br />
<br />
<em>(lihat photo Ambleside 1 dan 2: Judulnya dan Pengunjung) </em> <br />
<br />
<br />
<br />
<img align="middle" alt="" height="367" src="http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1patung1.jpg" title="" width="550" /><br />
<br />
<br />
<img align="middle" alt="" height="367" src="http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1patung2.jpg" title="" width="550" /><br />
<br />
<br />
<em>Pemanasan (photo Ambleside 3_Pemanasan):</em><br />
<br />
<img align="middle" alt="" height="524" hspace="75" src="http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1patung3.jpg" width="350" /><br />
<br />
Patung ini dengan lucunya menggambarkan betapa para lelaki biasanya membutuhkan manual dan uji coba untuk menekan tombol yang tepat dari seorang perempuan, agar komunikasi berjalan lancar, dalam hal ini komunikasi tubuh hehehe Dan meskipun mungkin bagi para lelaki foreplay ini membosankan, tapi bagi para wanita, tentu saja kegiatan ini bernilai plus plus plus hahaha <br />
<br />
<em>Enggak ngerti (photo Ambleside 4)</em><br />
<br />
<img align="middle" alt="" height="508" hspace="75" src="http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1patung4.jpg" width="400" /><br />
<br />
<br />
Apa sih yang ada di kepala lelaki? Kali ini digambarkan oleh John Gilbert, dikepala lelaki ada banyak wanita, bolak balik, datang pergi, tapi diantara keduanya sang lelaki dan perempuan, tak ada satupun yang mengerti satu sama lain. Bukan hal baru. Memang kita berasal dari planet yang berbeda sih… <br />
<br />
<em>Cowok Gatel (photo Ambleside 5)</em><br />
<br />
<img align="middle" alt="" height="627" hspace="75" src="http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1patung5.jpg" width="400" /><br />
<br />
<br />
Untuk patung yang ini, rasanya judulnya kurang cocok disebut cowok gatel deh. Karena konotasinya negative banget. Padahal yang dimaksud oleh John Gilbert itu ya memang patung cowok yang bener bener lagi menggaruki kegatelannya. Pengunjung bisa menekan tombol yang terletak dekat kaki patung, maka seluruh tangannya akan bergerak gerak menggaruk badannya yang kegatalan. Memang benar, John. Menggaruk adalah salah satu kenikmatan hidup, kita sering lupa menghargainya! <br />
<br />
<em>Gagal Terus? (photo Ambleside 6)</em><br />
<br />
<img align="middle" alt="" height="567" hspace="75" src="http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1patung6.jpg" width="400" /><br />
<br />
Dalam tubuh lelaki, ada dua kepala, satu diatas dan satu dibawah. Kegagalan fungsi area penting di bawah itu, konon kebanyakan penyebabnya ada di bagian paling atas tubuh lelaki, yaitu kepala sebenarnya. Tapi biarlah serahkan kegagalan area ini kepada para ahli medis dan ahli psikologi. Yang lucu dari patung ini ialah apabila kita menekan tombolnya maka sang lelaki kecil di dalam kepala sang patung lelaki, akan menggerak gerakkan kepala bawah itu naik turun. Impotent? It’s all in the mind. <br />
<br />
<em>Senangkan Diri (Photo Ambleside 7)</em><br />
<br />
<img align="middle" alt="" height="599" hspace="75" src="http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1patung7.jpg" width="400" /><br />
<br />
Ada banyak cara para lelaki menyenangkan diri sendiri, terutama apabila sedang sendirian. Salah satunya digambarkan dalam patung ini, yang bila tombolnya iseng iseng kita tekan, maka tangan sang patung lelaki akan mulai merogoh rogoh celananya. Tapi siapa bilang mereka sendirian? Selalu ada conscious mind di atas sana, mungkin salah satunya berwujud sang ibu yang menasihatinya, “Nak, tak baik melakukan ini. Salurkan saja di tempat yang tepat dengan cara yang lebih mengasyikkan daripada merogoh rogoh celanamu sendiri!” <br />
<br />
<em>Napsu Melulu (photo Ambleside 8) </em><br />
<br />
<img align="middle" alt="" height="533" hspace="75" src="http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1patung8.jpg" width="400" /><br />
<br />
Berbahagialah para perempuan yang punya nafsu birahi yang tinggi, karena sebagian besar perempuan di dunia tidak memilikinya. Psst! Biar saja, jangan dengarkan kata orang dan Jhon sang pematung. Jhon menggambarkan disini seorang perempuan nymphomaniac adalah perempuan yang suka bergonta ganti pasangan dan suka memainkan para lelaki. Persis seperti iklan kuno salah satu merek minuman ringan terkenal: siapa saja, kapan saja, dimana saja. Lihat saja angka yang di pampang di dadanya. Berapa banyak lelaki lagi pemuas nafsunya? Mungkinkah seorang nymphomaniac cukup bahagia dengan satu lelaki? tetapi ya itu, tuntutan nafsunya terus dan terus… <br />
<br />
<em>Sang Perawan (photo Ambleside 9)</em><br />
<br />
<img align="middle" alt="" height="463" hspace="75" src="http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1patung9.jpg" width="400" /><br />
<br />
Jhon menggambarkan sang perawan dengan beberapa buah apel terpampang di dadanya, ranum dan utuh belum tergigit. Sementara sang lelaki yang akan memetiknya masih termangu di depan sang perawan. Para lelaki disini, pasti senang bila istrinya masih perawan, meskipun dia sendiri sudah sering memetik banyak bunga. Di Barat, siapa peduli? Mungkin, lebih baik dia sudah pengalaman, daripada plonga plongo saja hehehe. <br />
<br />
<em>Si Tukang Intip (photo Ambleside 10)</em><br />
<br />
<br />
<img align="middle" alt="" height="599" hspace="75" src="http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1patung10.jpg" width="400" /><br />
<br />
Mungkin, ya, ini sih Cuma mungkin, John sang seniman sedang ingin buka bukaan sama kita kita, utamanya kaum perempuan. Bahwa betapapun seorang lelaki itu keren, kharismatik, intelek (ditunjukkan dengan pakaian jas nya yang kelihatan mahal dan neces dan kacamatanya yang kelihatan pintar), tetap saja jiwa bangornya, jiwa nakalnya hidup terus dibenaknya. Ini sih terjemahan bebas saya aja terhadap si tukang intip ini. Para lelaki, jangan marah ya<em> hehehe. </em><br />
<br />
<em>Suami Takut Istri (photo Ambleside 11)</em><br />
<br />
<img align="middle" alt="" height="306" src="http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1patung11.jpg" title="" width="550" /><br />
<br />
<br />
Nah yang terakhir ini, saya agak agak miris juga melihatnya. Di gambarkan betapa berkuasanya sang perempuan, tubuh dan kepalanya besar, ditambah satu alat yang dijamin bikin kuping sakit. Alat gramophone yang di pasang disini sepertinya menggambarkan tajamnya dan kerasnya mulut sang perempuan. Gramophone akan berbunyi bila kita putar engkolnya. Sementara dengan khidmat dan pasrah si lelaki duduk bersama anjing setianya, di depan sang istri tercinta yang ditakutinya.<br />
sumber:http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/14/819/belajar_sex_dari_patung_mini</div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-66121198590565903722011-04-13T10:13:00.000-07:002011-04-13T10:13:20.178-07:00cewek mastrubasi Cerita Seks Ngentot Dengan Pacarku Yang Hot Di Kost<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><a href="http://seksbugil.com/"><em><strong>Cerita seks</strong></em></a> kali ini memang membuat setiap orang menjadi gila bener ne dari uda seminggu ini banyak banget yang nanyaen tentang apa<em><strong> cerita bugil </strong></em>yang akan dikisahkan di web cerita kita tercinta ini. E-mail ataupun komentar yang semakin menuntut untuk selalu memberikan yang paling terbaru. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini lah yang menjadi web cerita yang bikin hati dan adrenalin kita semakin panas. Apalagi <em><a href="http://seksbugil.com/cerita-seks-ngentot-dengan-pacarku-yang-hot-di-kost">Cerita Seks Ngentot Dengan Pacarku Yang Hot Di Kost</a></em> ini membuat diri kita menjadi bisa membuat nafsu yang besar sekali. Ok lah dari pada kelamaan ngomong lebih baik langsung aja kita kasih cerita yang pasti panas banget dan bikin kita akan selalu horny. asalkan buat pembaca tidak langsung coli ditempat saja ya gan…….he….he..e.e.e.e. <img alt=":D" class="wp-smiley" src="http://seksbugil.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif" /> </div><div style="text-align: justify;">nama ku lia. cewe 22 tahun masih berada di tahun terakhir sebuah kampus di bandung. aku akan menceritakan pertamakali aku mengenal yang namanya vibrator. hehe lucu juga si sebenernya. aku dan pacarku edo emang udah sering bercumbu mesra dengan penuh nafsu yang ga kalah sama pemain bokep, tapi kami tidak ML tiap hari karna aku takut kalau2 suatu waktu aku kebawa suasana dan kebablasan, bisa berabe dunia persilatan.<br />
<span id="more-618"></span><br />
sore itu pacarku ngajak ketemuan, sepulangnya dia dari kampus, dia langsung ngejemput aku ke kosan. ya karna dia bandel, jadi masih anyak ngulang mata kuliah. aku dan pacarku itu satu angkatan, beda jurusan, dan umurnya setahun lebih tua. karna dia sudah biasa datang kekosan dan sudah kenal dengan yang jaga, jadi kalau dia datang, dia udah langsung menuju ke kamar ku saja. di kamar, aku masih mengenakan tanktop putih tanpa bra, dan cd hitam. enak kaya gini kalo lagi di kamar, ga ada yang bakal liat juga. sore itu dia tiba2 datang dan bilang, “lia, ke kosan aku dulu ya, aku mu mandi dan ganti baju dulu nih”. aku berencana ganti baju dulu. tapi dia bilang nanti saja lah, ga usah dandan, pake cardigan sama celana panjang juga udah cukup. (karna aku juga kadang jarang pake bra kalo main).</div>selesai pake cardigan dan celana, kami langsung berangkat menuju kosan si pacar. sampe di kosannya, dia bilang “aku punya hadiah lho buat kamu”, tapi tanpa basa basi dia langsung mencium bibirku dengan lembut, dan sangat tiba2. hehe emang dasar nafsuan, aku langsung balas menciumnya. frenchkiss dan segala teknik yang kami tau pun sudah kami lakukan. satu hal yang aku kagum dengan dia adalah dia tau bagaimana cara membuatku terlena dengan permainannya, dampe sampe saat aku sadar, yang aku kenakan saat ini adalah “tak sehelai benangpun” alias dia sudah berhasil menelanjangiku. kaget karna tau tau pas sadar, aku udah bugil di depan dia. makin malu lagi karna pintu kamarnya belum di tutup. untung aja kkosannya lagi sepi. jadi ga ada orang yang lewat.<br />
edo memang sangat lihai menaikkan birahiku. hanya dengan ciumannya saja vaginaku sudah banjir. dia masih dalam keadaan berpakaian utuh. dari bibir, sekarang dia pindah menciumi kedua puting susu ku. tak hanya di cium, putingnya di permainkan seolah2 itu adalah kelereng yang ga punya saraf2 sensitif. badanku mulai bergerak dengan sendirinya. aku mengakui kalau titik terlemahku selain clit, juga puing susu. edo yang sudah tau akan hal itu dengan sengaja mempermainkan nafsuku dari puting susu. oh god, kalau saja kita sudah nikah, giliran aku yang memperkosa dia.<br />
selesai dengan puting susu, edo mulai mempermainkan clit ku dengan tangannya. dia gosok dengan lembut bibir luar vaginaku, dia belah dengan jari telunjuknya, dia gosok2 bibir dalam vaginaku yang sudah becek dari tadi, lalu cairan itu digunakannya untuk membasahi kelentit ku yang udah ereksi dengan manisnya. kami melakukan ini dalam posisi berdiri dengan pintu kamar yang masih terbuka lebar. slagi edo mempermainkan kelentitku, dengan mantap dan tiba2 dia hisap puting susu kananku membuatku langsung mendesah tak karuan. aku sudah tidak bisa lagi menahan diriku. suaraku mulai keluar. sedikit lagi aku bakal orgasme. tapi tiba2 edo berhenti. aku terduduk lemas dengan perasaan kecewa. “kok berhenti sih do?”, dia bilang “tenang sayang, aku punya hadiah untuk kamu. tapi kamu harus di ikat dulu biar ga kabur”. “ih apa2an sih pake ikat2 segala” jawabku. “ya sudah kalo begitu aku sudahi aja ya permainannya” kata edo. aku yang udah kepalang nafsu dengan cemberut mengiyakan keinginan edo. sialan juga ni orang, kalo ga di terusin bisa rungsing sampe besok ni gua.<br />
edo mengikatku di sebuah kursi tanpa senderan. kakiku diikat ke kaki kursi, tanganku diikat kebelakang sehingga kedua susuku membusung tegang kedepan. dan mulutku ikut2an diikat. katanya supaya aku ga terlalu keras suaranya ntar. aku bingung, emangnya mau diapain??? lalu dia mengeluarkan sesuatu dari dalam lemarinya. sesuatu berbentuk seperti telur puyuh tapi terhubung dengan semacam remote. karna mulutku di ikat, aku jadi ga bisa nanya itu apa. dia mulai mendekat dan bilang “say, ini hadiah buat kamu. hehe seenggaknya kamu bakal lumayan kesiksa secara nafsu karna alat baru aku ini. aku pasangin yah”. dia mengambil selotip, lalu menempelkan satu telur itu ke puting susu kanan, satu ke puting susu kiri, lalu satu lagi membuatku terperanjat, dia memasukkan ke dalam vaginaku. aku meronta pertanda ga mau. tapi karna kaki dan tangan ku terikat, jadi aku ga bisa berbuat banyak. karna aku yang nafsuan, vaginaku udah becek banget. jadi dengan gampang telur yang ketiga itu masuk ke dalam vaginaku.<br />
dia mulai menanggalkan seluruh pakaiannya. yang membuatku makin bergairah adalah saat ia melepaskan cdnya. penis yang lagi ngaceng sekeras batu itu langsung melompat keluar begitu cd itu dibuka. ah sialan, makin ngerasa binal aja gue. lalu dua bilang “aku mandi dulu ya. selama aku mandi, kamu nikmatin dulu aja”. lalu setelah mengabil handuk mandinya, dia menyetel sesuatu pada ketiga remote tadi. gilaaaaa badanku langsung kaya mati rasa. ternyata ketiga telur tadi mulai bergetar. puting kanan, kiri, dan liang senggamaku di goyang dengan ritme yang teratur. ah sialan kamu edo, kenikmatan ini keterlaluan. aku mulai kehilangan akal sehatku. badanku mulai menyerah dengan rasa enak yang ga karuan menyerang tubuhku ini. rasa enak yang menghilangkan kendali atas tubuh, tapi tidak cukup kuat untuk aku bisa mendapatkan orgasme seperti yang aku inginkan.<br />
dengan senyum setan, edo mandi. sialan ini bocah. tubuhku sudah tidak bisa di kendalikan lagi. desahan demi desahan bakal leps keluar dengan sangat keras kalau saja mulutku tidak di sumpal sama si sialan edo sayang. beberapa menit kemudian edo beres mandi. setelah melap badannya, masih dengan keadaan telanjang dia menghampiri aku yang udah mau nangis karena memohon untuk di biarkan mendapatkan orgasme ku. edo malah tertawa. “hehehe gimana lia? enak kan hadiah aku?? tenang aja, abis ini kamu bole bawa pulang satu, dua, atau tiga2nya”. mungkin edo juga sudah ga tahan dengan wajah ku yang memelas minta untuk di puaskan, dia melepaskan semua ikatan di badanku. setelah terlepas, langsung aku tampar wajahnya (dengan lembut pastinya) “itu untuk kamu yang udah ngasi aku siksaan segininya. sekarang puasin aku”. damn setelah aku inget2 lagi, aku binal juga ternyata.<br />
edo tidak butuh banyak aktifitas untuk membuatku orgasme. dia hanya memasukkan satu jarinya kedalam vaginaku lalu dengan sedikit hisapan di kelentit ku, tanpa harus menunggu lam, aku mendapatkan orgasme ku dengan sempurna. orgasme yang beberapa detik membuatku kehilangan kesadaranku. aku benar2 ga tau seperti apa rupaku saat itu karna aku sangat terbuai dengan orgasme yang aku dapatkan. ketiga vibrator itu masih bergetar tanpa henti membuat tubuhku tidak bisa dikendalikan. karna saking ga bisa ngendaliin tubuh sendiri, aku sampe pipis di lantai kamarnya. untungnya edo punya kebiasaan kasurnya berdiri kalau dia lagi ga tidur. jadi aku terhindar dari pipis di atas kasurnya edo.<br />
dengan nafas terengah dan kesadaran yang belum pulih sepenuhnya, aku sudah ga sanggup lagi menampung badai orgasme segede ini. “am…phun…doo…..” dan akhirnya ketiga telur sialan pembawa nikmat itupun dimatikan oleh edo. aku terkulai tak berdaya di lantai. tiduran di atas air kencing ku sendiri. edo menyadari kalau kekuatanku belum akan pulih untuk beberapa waktu kedepan, dia cuma membisikkan “kamu udah pipis di kamar, trus ninggalin penis aku ngaceng gitu aja, kamu hutang ya beb”. aku mengangguk pelan. tanpa aku sadari kalau hutang itu nantinya akan di tagih edo dengan cara yang ga bisa aku bayangin juga. setelah melap lantai dan memapah ku ke kamarmandi, aku mandi, tapi edo yang mandiin. duh makin cinta deh gue sama si manusia sialan satu ini. beres mandi, tanpa memakai pakaian terlebihdahulu, aku dan edo tidur lelap, atau lebih tepatnya aku yang tidur lelap. yang pasti edo ada di sana nemenin aku.<br />
sekian dulu yah pembaca setia.<br />
happy nude sleeping time…<br />
sumber:http://seksbugil.com/cerita-seks-ngentot-dengan-pacarku-yang-hot-di-kost </div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-62466151444642622902011-04-13T10:09:00.000-07:002011-04-13T10:09:18.338-07:00cerita sex dewasa eksekusi smu perawan di warnet<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="normal"><div align="justify">Cerita Sex tentang eksekusi teman smu perawan diwarnet ini merupakan cerita dewasa tentang petualangan sorang anak SMU yang sedang mencari tugas di internet! sekilas tentang diriku.Namaku wawan,sekarang aku masih menyelesaikan kuliah di salah satu universita ternama di kotaku. Kejadian ini kualami ketika aku masih duduk di bangku SMA,dan aku melakukannya dengan tetanggaku sendiri, yang bernama tiya.Dari segi fisik dia memang cantik,dari raut wajahnya yang oriental, sampai ke lekuk tubuhnya tidak ada yang cacat apalagi payudaranya yang membuat semua laki laki yang melihatnya pasti menelan ludah.Ceritanya sex dewasanya begini,Ketika itu aku bersama tiya pergi ke warnet untuk mencari tugas, kebetulan kami sekelompok jadi kami mengerjakan tugas harus bersama. Ketika kami sampai di warnet kami langsung mengambil tempat masing masing dan mulai searching di om google tugas yang diberikan oleh pak guru </div><div align="justify">Setelah beberapa jam tugas yg ku cari telah terkumpul.Untuk menghilangkan jenuh,dengan iseng aku membuka situs situs porno.Karena keasikan aku sampai ngak sadar kalo tiya meperhatikanku dari belakan"Wahh lu ya di suruh cariin tugas malah nonton bokep "kata tiya.aku pun langsung nge respon" nona yg cantik tugasnya udah selesai jadi apa salahnya dong kalo gue nyantai dulu,klo lu mau ikut duduk ajah,ngak usah malu malu!! Kataku padanya,dan iapun mau.setelah selesai satu video kulihat dari raut wajahnya ternyata ia mulai terangsan oleh video tadi.Muncullah pikiran usil di benaku.Mula mula aku bertaanya padanya " Tiya video nya bagus ngak??"bagus jawabnya dengan santai.kalo gitu kita lanjutin aja videonya.tanpa ragu ragu ia pun mau.Jurus pertama aku langsung mengangkat tanganku dan ku sandarkan di pundaknya,dia pun tidak ngerespon"bagus kataku dalam hati" Jurus kedua aku langsung mendekatkan wajah ku dekat dengan wajahnya,dan menghembuskan nafas di telinganya,dia pun langsung meresponnya dengan langsung melumat bibirku. </div><div align="justify">kebetulan warnet tersebut biliknya berbentuk kamar kecil dng ukuran 150 X 150M,dan ada pintunya,jadi aku lebih leluasa untuk bermain di dalamnya pikirku dalam hati.Beberapa lamanya ia melumat bibirku,aku pun memcoba membuka bajunya,dan ahha!!!,ternyata ia tidak marah.kugunakan kesempatan ini untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.setelah kubuka bajunya kini branya yang kubuka,dan terlihat payudaranya yang montok,kencang,dengan puting berwarna merahmuda.Akupun langsung menghisap payudara kanannya,sementara itu,tangan kiriku meremas remas yang sebelah kirinya.Setelah puas bermain yang di atas,kini aku mulai membuka celananya,tapi dia menolak"pank gue masih virgin,lu mau bertanggung jawab dengan apa yg akan lu lakukan terhadap gue.dengan eteng ku jawab YA!.Akhirnya ia pun mau. wawan ,lo nggak adil,masa dari tadi lu saja yang main,katanya merasa tidak adil.Oke lah kalo begitu lo pernah ngak mengoral kontol cowok.kataku padanya.belum,jawabnya,kalo begitu sekarang lu oralin kontol gue.Tanpa ragu ragu ia pun langsum mengoral kontol ku yang sudah tegang.sekitar 6 menit ia mengoral kontolku,aku merasakan maniku akan keluar.rasasanya aku ingin berteriak,tapi aku takut akan kedengaran oleh orang lain,tapi aku pun berpikir ah tidah mungkin,kan disini musiknya kencang jadi jika aku berteriak tdak ada yang akan mendengar.Akhirny aku menumpahkan hormonku di dalammulutnya,dan iya menelannya hinga tidak ada sisanya.anehnya setelah itu kontolku tidak langsung layu,tapi malah menantang tegangnya.Aku pun langsung menyuru tiya untuk duduk di atas meja yang tidak begitu besar,dan akupun siap bertempur.</div><div align="justify">Mulamula aku menggesek gesekkan kepala kontolku di bibir vagina nya,kemudian aku mulai menyodoknya kedalam.terdengar teriakan kecilnya"uuuwwwh..."kusodokan lebih dalam lagi,dan"slop"begitu bunyi memek perawannya,dan dia pun ber desis"ahhh...."kemudian aku parkirkan kontolku di dalam memeknya,untuk membiasakan otot otot kontolku didalamnya.sekitar 1 menit,aku pun langsung menyodoknya secara berlahan tapi pasti.Semakin lama semakin cepat,dia pun hanya bisa bertereriak"ooooohh....aaahhhhhh....uhhhh.setelah capek dengan gaya tersebut aku langsung duduk di kursi,dengan tanpa di perinta ia pun langsung duduk tepat di atas kontolku,dan dimasukannya kontolku di dalam memeknya,dan ia mulai memompanya."awwwwwwhhhh owhhhhhhh uhhhhhh" shshsss Awwhwwwwhhh begitulah suarah yang di keluarkannya.setelah kurang lebih 15 menit ia berkta"say gue mau keluar "ok oke,tapi kita keluarnya barengan aja,gue juga udah mu keluar,dan crot crot crot, maniku tumpah di dalamnya,bersamaan dengan darah perawannya.setelah itu aku langsung berpakaian kembali,dan membersihan darah,dan mani yang tumpah di lantai.Akhrnya sekitar pukul 06.30.malam aku pulang dengan hati gembira karena baru menikmati perawan cantik.Dan mulai hari itulah aku jadian dengannya,dan sering melakukan hubungan tersebut,bahkan pernah di perpustakaan sekolah. Itulah pengalaman sex pertamaku. semoga cerita sex dewasa ngentot smu perawan di warnet ini dapat membuat nafsu pemirsa setia blog cerita dewasa dan cerita sex 17 tahun ini semakin mengebu-gebu! </div><div align="justify">sumber:http://ceritaindonesia.info/view-article-3-25.html </div></div></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-63389219551313180562011-04-13T10:07:00.000-07:002011-04-13T10:07:40.585-07:00Cerita Ngentot Dukun Sexy demi jadi PNS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="normal"><div align="justify">Perkenalkan Nama gw Andika ( nama samaran )! Gw baru lulus kuliah dan kepengen sekali menjadi seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil ) masa depan cerah gitu kata orang! menjadi PNS merupakan impian bagi sebagian besar orang! Bergagai cara dilakukan agar bisa lolos tes CPNS. ikut bimbingan tes CPNS, mengasi uang pelicin, menyewa joki, sampai ke dukun sekalipun akan dilakukan. Entah karena putus asa setelah beberapa kali gagal dalam tes, akhirnya gw juga memakai jasa dukun atau orang pintar dan bukan mbak errot lho. Menurut info yang gw peroleh dari sahabatku , ada seorang dukun di pinggir kota yang dulu pernah meloloskannya menjadi PNS.<br />
<br />
Malam itu gw sendirian pergi mencari rumah dukun itu. Setelah sempat muter-muter nanya sana-sini, akhirnya gw tiba di sebuah rumah sederhana yang nyaris tidak terlihat dari jalan raya. Halamannya yang luas dan tertutup rimbunnya pohon-pohon mangga membuat suasana menjadi sejuk dan tenang. Setelah beberapa kali mengetuk pintu, seorang wanita setengah baya dengan senyum ramahnya membukakan pintu.<br />
<br />
“Permisi, apa benar ini rumahnya Mbak Ayik ( nama samaran juga )?†tanya kemudian.<br />
<br />
“Oh iya, saya sendiri. Silakan masuk, Pak!†Setelah dipersilakan duduk, tanpa basa-basi gw segera memperkenalkan diri dan langsung mengutarakan maksud kedatanganku.<br />
<br />
“Ooo, jadi Pak Andika  ini juga pengen jadi PNS tohhhh?â€<br />
<br />
“Iya Mbak! Saya juga sudah membawa sebotol madu murni sebagai syarat, seperti yang dikatakan teman saya.†Gw menyodorkan satu botol madu murni kepada Mbak Ayik .<br />
<br />
“Kalau begitu, silakan Pak Andika  ikut saya ke dalam!†Mbak Ayik  beranjak dari duduknya sambil membawa botol madu yang gw berikan tadi. Beliau berjalan menuju ke sebuah kamar di ujung ruangan. Dari belakang gw membuntutinya sambil memperhatikan gerakan pantat montoknya yang membuatku menelan ludah.<br />
<br />
Sesampainya di dalam ruangan yang redup itu, Mbak Ayik  menutup pintu dan menyuruhku membuka pakaianku.<br />
<br />
“Maaf ya Pak  Pak ! Tolong pakaiannya di lepas dan silakan berbaring di ranjang itu! Kita akan segera memulai ritualnya!â€<br />
“Semuanya, Mbak?†tanyaku malu-malu.<br />
<br />
Mbak Ayik  tersenyum, “Pak Andika  gak usah malu. Anggap saja saya tidak ada. Toh ini kan juga demi cita-cita Pak Andika !†Mbak Ayik  benar, pikirku. Lagi pula gw sudah terlanjur datang ke sini, jadi gw tidak perlu malu lagi.<br />
Sementara Mbak Ayik  menyiapkan kelengkapan ritual, gw segera menanggalkan semua busanaku kemudian berbaring di atas ranjang yang tidak terlalu empuk itu. Beberapa saat kemudian, dengan sebotol madu di tangannya, Mbak Ayik  datang dan duduk di sampingku. Sesaat gw sempat melihat Mbak Ayik  mengamati tubuh telanjangku. Pandangannya terkesan liar, seolah tengah melihat ayam panggang yang siap untuk di santap.<br />
<br />
Dengan duduk bersimpuh di sampingku, Mbak Ayik  mulai menuangkan madu murni itu ke sekujur tubuhku. Gw memejamkan mata saat tangan lembut Mbak Ayik  mulai menyentuh dada gw, meratakan madu yang lengket itu ke setiap sudut tubuhku. Jemarinya yang lentik dengan lihai menari-nari, meremas-remas dada bidangku dan putingnya, dan mempermainkan bulu-bulu halus yang tumbuh di atasnya. Gw menggigit bibirku sendiri, mencoba mengendalikan aliran darahku yang bergejolak menuju ke arah pangkal paha gw.<br />
<br />
“Pak Andika  sudah punya pacar?†tanya Mbak Ayik  memecah keheningan.<br />
“Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Mbak!â€<br />
“ehmmm… jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Pak !†kata Mbak Ayik  meledek.<br />
“Ah, Mbak Ayik  ini bisa saja!†Tanpa sengaja tanganku menyentuh lutut Mbak Ayik  ketika beliau memindahkan tanganku yang tadi menutupi kemaluanku. Gw juga sempat melirik pahanya yang sedikit tersingkap. Wah, mulus juga pahanya, pikirku. Tanganku jadi betah berlama-lama di atas paha mulus itu. Mbak Ayik  membiarkannya ketika tanganku mengelusnya. Bahkan beliau malah melebarkan pahanya. Seolah memberikan tanganku peluang untuk bergerak menelusuri paha bagian dalamnya.<br />
<br />
Darahku semakin mendidih manakala dengan lincahnya jemari Mbak Ayik  turun ke perutku, membelai bulu-bulu halusnya dan memijat perutku, yang keras dan liat.<br />
<br />
“Wah… badan Pak Andika  kekar juga yah? Tinggi lagi. Pasti Pak Andika  rajin olah raga.â€<br />
“Ya, setiap enam hari dalam seminggu, setiap pagi dan sore saya usahakan untuk olah raga meskipun hanya sejam. Biasanya sih saya rutin fitnes.â€<br />
“wahhhh.. pantesan adik Pak Andika  gede!â€<br />
“Maksud Mbak Ayik , adik yang mana?†tanyaku pura-pura bodoh.<br />
<br />
“Maksud saya adik yang ini…..†kata Mbak Ayik  sambil meremas kejantananku tanpa rasa canggung. Ada rasa kaget sekaligus senang dengan perlakuan Mbak Ayik . Beliau dengan lembut melumuri kejantananku dengan madu, kemudian mengocoknya pelan.<br />
<br />
“opsttt … Mbak! Enak…!†gw melenguh nikmat. Gw juga semakin berani dengan menyingkap roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. Dan ternyata Mbak Ayik  menanggapi positif tindakanku itu. Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya agar gw bisa mencapai pangkal pahanya. Wow! Sekali lagi gw terkejut sekaligus senang manakala tanganku menyentuh rambut-rambut halus di antara pangkal paha Mbak Ayik . Ternyata beliau sudah tidak memakai celana dalam.<br />
<br />
Perlahan-lahan gw mulai menggosok bibir memek Mbak Ayik  yang sudah basah itu dengan jariku. Mbak Ayik  bertambah kelojotan dan semakin bersemangat mengocok batang kontolku. Perlahan-lahan batang kejantananku itu mulai membesar dan mengeras. Tanpa rasa jijik, Mbak Ayik  mulai menjilati sisa-sisa madu yang menempel di sekitar pangkal paha gw, melumat buah zakarku, kemudian bergerak naik menyapu urat-urat kontolku yang sudah bertonjolan.<br />
<br />
“Gimana Pak  Pak ? Enak kan?†tanya Mbak Ayik  di sela-sela aksinya.<br />
“Ahh… nikmat banget Mbak! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!†Gw memang belum begitu berpengalaman dalam hal sex. Selama berhubungan dengan isteriku, kami hanya melakukan dengan cara konvensional saja. Namun kali ini Mbak Ayik  memberikan pelajaran baru yang ekstrim. Ekstrim enak… Terbukti ketika Mbak Ayik  dengan lembut memasukkan ujung kontolku ke mulut mungilnya, langsung saja berjuta kenikmatan menghampiriku.<br />
<br />
“ohhhhh..yeahhh nak, Mbak!†nafasku semakin memburu. gw merintih-rintih nikmat, namun Mbak Ayik  masih asyik mempermainkan kontolku di dalam rongga mulutnya. Gw juga semakin berani. Kutarik roknya sampai terlepas. Bahkan Mbak Ayik  juga turut melepaskan kaosnya sendiri. Gila! Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ternya Mbak Ayik  masih memiliki tubuh yang bagus. Kulitnya putih mulus, Tokednya yang kencang dan montok, serta pantatnya yang bulat menggemaskan membuatku seolah ingin mengunyahnya. Oh, sungguh seksi sekali dukun ini.<br />
<br />
“wakzzz…. kontol Pak Andika  memang luar biasa besarnya. Hhhmmmm…. saya memang sudah lama mendambakan kontol sebesar ini.Hhhmmm…!†dengan rakus Mbak Ayik  kembali melumat kejantananku. Kali ini beliau mengangkangi tubuhku dan menyodorkan memeknya tepat ke wajahku. Dengan naluriku, gw mendekatkan mulutku ke memek Mbak Ayik  yang merekah merah. Bau harum yang keluar sangat merangsang syaraf otakku untuk menjilatnya.<br />
<br />
Perlahan-lahan kujulurkan lidahku, dan kusapu permukaan memeknya dengan lembut.<br />
<br />
“ohhhhh..yahhhhh… begitu Pak ! Jilat terus punya saya….!Oooghhh…tuhan!â€<br />
<br />
Mbak Ayik  bertambah semangat mempermainkan kontolku di dalam mulutnya. Sementara tangannya mengocok batang kontolku, kepalanya juga bergerak naik turun. Sesekali beliau menyedot-nyedot ujung kontolku kuat-kuat. Cukup lama kami dalam posisi ini, saling menjilat, mengulum dan mengocok kemaluan masing-masing.<br />
<br />
Berapa saat kemudian Mbak Ayik  melepaskan kulumannya.<br />
<br />
“Gimana, Pak Andika  Suka kan?†tanya Mbak Ayik  sambil tersenyum pada gw.<br />
<br />
Gw hanya mengangguk pelan sambil menikmati jemari Mbak Ayik  yang masih memijit-mijit batang kontolku.<br />
<br />
“Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan orang yang mempunyai kontol besar mempunyai keinginan yang besar pula. Saya yakin, kali ini Pak Andika  pasti akan bisa jadi Pegawai Negeri.†kata Mbak Ayik  menjelaskan. “Tapi sekarang, biarkan saya bersenang-senang dulu dengan kontol Pak Andika  yang besar ini!â€<br />
<br />
Mbak Ayik  mengambil posisi duduk di atas paha gw. Perlahan-lahan beliau meraih kejantananku dan membimbingnya menuju ke liang sugawinya yang sudah basah. Dia terlihat meringis saat ujung kontolku mulai memasuki memiawnya yang hangat.<br />
<br />
Entah karena memiaw Mbak Ayik  yang sempit, ataukah karena kontolku yang besar, proses penetrasi itu berjalan dengan lambat namun nikmat. Mbak Ayik  tampak susah payah berusaha agar batang kontolku bisa masuk utuh ke dalam memiawnya. Sampai akhirnya…<br />
<br />
“Aaougghh…. aduh Pak  Andika ! Gede banget kontolmu!†tubuh Mbak Ayik  yang mulus tampak berkilat-kilat oleh cucuran keringatnya. Beberapa kali ia menghirup nafas dalam-dalam sambil membiarkan batang kontolku terbenam dalam rongga memeknya yang sempit. Beberapa saat kemudian Mbak Ayik  mulai beraksi. Dengan kedua tangannya bertumpu pada dada bidangku, beliau mulai mengayunkan pantatnya naik-turun.<br />
<br />
“uuhhhhh… ohhhhhhhh…!†Gw mendesah-desah keenakan. Kedua tanganku memegang pinggul Mbak Ayik  untuk mengatur gerakan naik-turunnya. Sesekali tanganku juga merayap naik, menggapai dua buah benda kenyal yang melambai-lambai indah seiring dengan gerakan naik turun tubuhnya. Dengan liar Mbak Ayik  menghentak-hentakkan pantatnya, meliuk-liuk di atas tubuhku, seperti seekor ular betina yang tengah membelit mangsanya. Terkadang beliau juga membuat goyangan memutar-mutar pantatnya sehingga jepitan memeknya terasa mantap. Batang kontolku terasa seperti di pelintir dan dipijit-pijit di dalam lubang kenikmatan itu. Terasa sangat hangat dan nikmat. Ooouuuhhh…<br />
<br />
Semakin lama gerakan Mbak Ayik  semakin liar tak terkendali. Menghujam-hujam kejantananku semakin dalam dan mentok sampai dinding terdalam rongga memeknya. Nafas kami juga semakin memburu, seperti bunyi lokomotif tua yang berjalan dengan sisa-sisa tenaganya.<br />
<br />
“Oh, Pak  Andika …, saya…sudah…nggak kuat…lagi…! <br />
<br />
Mbak Ayik  menjerit nikmat berbarengan dengan muncratnya magma panas dari dalam rahimnya. Beliau mencengkeram kuat-kuat dada gw. Seolah ingin menancapkan kuku-kukunya ke dalam bukit dada gw.<br />
“Ooohhh… sebentar lagi Mbak! Saya juga sudah mau keluar… ooohhh… yeaahhh….!â€<br />
<br />
Gw juga mempercepat gerakanku. Meskipun Mbak Ayik  terlihat lelah, namun gw masih bisa menopang tubuhnya dan menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah. Beberapa menit kemudian, gw merasakan batang kontolku semakin mengencang dan mulai berdenyut-denyut. Gw segera mempercepat gerakanku. Kuhentak-hentakkan tubuh Mbak Ayik . Bunyi berkecipak semakin terdengar nyaring. Sampai akhirnya…..<br />
<br />
“Saya… keluar Mbak! Oogghhh…!†gw meregang nikmat bersamaan dengan menyemburnya sperma di dalam rongga kenikmatan Mbak Ayik . Seketika tubuhku lemas. Gw sudah tak mampu lagi menopang beban Mbak Ayik  yang berada di atas tubuhku. Beliau ambruk menindih tubuhku sementara batang kejantananku masih tetap menancap di memeknya yang hangat. Dalam hati gw kagum dengan wanita ini. Beliau telah memberikan pengalaman baru dalam bercinta. Belum pernah gw merasakan pengalaman senikmat ini dalam berhubungan sex.<br />
<br />
“Pak Andika  memang benar-benar hebat!†kata Mbak Ayik  sambil membelai dan sesekali menciumi bulu-bulu halus di dadaku.<br />
<br />
“Mbak juga hebat! Belum pernah saya sepuas ini, Mbak!†Gw mengecup kening beliau dan membelai-belai rambut dan Tokednya yang terurai panjang. Tak berapa lama kemudian kami pun terlelap saling berpelukan.<br />
<br />
Entah sudah berapa lama gw terpejam, ketika gw merasakan sesuatu yang merayap di atas perutku. Sesuatu yang hangat dan lembut. Perlahan gw membuka mataku, ternyata Mbak Ayik  tengah asyik menciumi, menjilati dan melumat permukaan kulit perut sixpackku.<br />
<br />
“Aahhh…, Mbak Ayik  masih pengen nambah lagi?†desahku pelan.<br />
<br />
Mbak Ayik  tersenyum manja, “Habis…, kontol Pak Andika  guede sih! Siapa sih yang gak ketagihan ama kontol segede ini!â€<br />
<br />
“Ah, Mbak Ayik  ini bisa aja!†gw hanya merem melek, menikmati tangan beliau yang bermain main nakal di selangkanganku. Dengan lembut Beliau membelai kejantananku dan mengurut-urutnya dengan jempol dan telunjuknya. Terasa nikmat memang. Mbak Ayik  bertambah antusias ketika batang kontolku mulai membesar dan mengeras. Dan dengan rakus, Mbak Ayik  mulai menjilatinya, melumat dan mengocok kejantananku dengan mulut mungilnya.<br />
<br />
“Aaahhh…, aaahhh…, enak Mbak! Oohhh…!†gw hanya bisa mengerang keenakan.<br />
<br />
“Hhhhmmm…., Pak Andika  mau yang lebih enak lagi?†tanya Mbak Ayik  menggoda.<br />
<br />
“Emang ada yang lebih nikmat, Mbak?â€<br />
<br />
“Coba Pak Andika  berdiri!†gw menuruti perintah Mbak Ayik . Dengan kondisi tubuhku masih telanjang bulat, gw berdiri di atas ranjang. Sementara itu, Mbak Ayik  yang berlutut di hadapanku tampak memandangi batang kejantananku yang sudah berdiri mengangguk-angguk. Perlahan-lahan Mbak Ayik  meraihnya dan mengocoknya dengan lembut. Kukira beliau akan memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya, tapi ternyata tidak. Beliau ternyata malah menggosok-gosokkan batang kontolku di permukaan Tokednya yang lembut.<br />
<br />
“Oohhh…. yaaahhh! Enak banget Mbak!â€<br />
<br />
“Ini masih belum seberapa, Pak ! Coba Pak Andika  rasakan yang ini…†Mbak Ayik  menggeser batang kontolku dan menyelipkannya di antara belahan Tokednya. “Sekarang, coba ayunkan pantat Mas Andika !â€<br />
<br />
Gw menurut saja. Perlahan-lahan gw mengayunkan pantatku maju dan mundur, sementara Mbak Ayik  menekan-nekan Tokednya kencang sehingga batang kontolku terasa terjepit-jepit diantara susunya yang kenyal.<br />
<br />
“Oouuhhh…! Mbak Ayik  memang benar-benar pandai memanjakan pria! Ini benar-benar luar biasa, Mbak!†gw mendesah-desah nikmat. Susu Mbak Ayik  yang menekan-nekan kontolku membuat diriku serasa melayang. Lama juga kami melakukan foreplay ini. Sampai akhirnya Mbak Ayik  meminta gw untuk segera menuntaskan permainan itu.<br />
<br />
“Aahhh…, Pak  Andika ! Mbak sudah kepengen banget nih!†rengek Mbak Ayik . Beliau melepaskan jepitan susunya dan kemudian mengambil posisi seperti orang sedang menungging. Meskipun gw masih belum begitu pengalaman, namun gw sudah pernah melihat posisi seperti itu dalam film porno. Perlahan-lahan gw membimbing kejantananku yang sudah berdiri keras ke arah lubang kewanitaan Mbak Ayik  yang menganga dari belakan. Mbak Ayik  tampak menggigit bibir sendiri ketika gw mulai menggesek-gesekkan ujung kontolku di bibir memeknya.<br />
<br />
“Ooouhhh…, ooohhh…! Cepetan masukin dong Pak !†rengek Mbak Ayik .<br />
<br />
Pelan-pelan kutusukkan ujung kejantananku ke arah memek Mbak Ayik  yang memerah.<br />
<br />
“Aahhhh…!†gw melenguh nikmat. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, tapi Mbak Ayik  masih memiliki memiaw yang seret lagi keset. Jepitannya masih terasa kuat, seolah-olah ingin meremukkan batang kontolku. Terlebih ketika seluruh batang kontolku tertanam dan terhisap di dalam rongga memiawnya. Sesaat gw membiarkan kontolku tertancap. Kemudian, pelan tapi pasti gw mulai mengayunkan pantatku maju-mundur.<br />
<br />
“Aaaahhhh…, yeaahhh….! Sodokanmu mantep banget Pak  Andika , Ooohhh…!†Mbak Ayik  mengoceh tak karuan. Ah-uh-ah-uh, oh-yeh-oh-yeh! Beliau juga hanya bisa meremas-remas seprei kusut itu saat gerakanku mulai cepat. Lama juga kami bermain dalam posisi doggy itu, sampai akhirnya Mbak Ayik  terlihat sangat lelah.<br />
<br />
“Aduh…, Oouhhh… kita istirahat dulu ya sayang! Ooohhh…!â€<br />
<br />
Gw mencabut kontolku, sedangkan Mbak Ayik  terguling ke samping dan terkapar dengan tubuh bersimbah keringat. Payudaranya yang montok tampak naik turun seiring dengan deru nafasnya yang terengah-engah. Setelah mengatur nafas beberapa saat, gwpun mulai melanjutkan aksiku. Kubentangkan kaki Mbak Ayik  ke samping lebar-lebar, kuangkat kaki kanannya dan kuletakkan di atas bahuku. Perlahan-lahan kutarik pinggang Mbak Ayik  dan kuarahkan batang kontolku menuju liang surgawinya yang menganga, dan sleeeep…!<br />
<br />
Kembali kejantananku tertanam dalam lobang hangat itu.<br />
<br />
“Aduuhh…, pelan-pelan dong sayang!†rintih Mbak Ayik .<br />
<br />
Kembali gw ayunkan pantatku perlahan-lahan namun pasti. Mbak Ayik  yang berada di bawahku tampak kelojotan menikmati aksiku ini. Terlebih ketika gw membercepat ayunanku dan menekan kuat-kuat batang kontolku ke dalam rahimnya. Beliau hanya bisa mengerang nikmat sambil mencengkeram kuat-kuat otot-otot lengan dan dadaku. Sambil terus bergerak maju mundur, seskali gw meremas-remas, menjilat, dan menciumi Tokednya.<br />
<br />
“Iyaah…aaghhh! Terus sayang…yahhh…yaahh…oouugghhh….!†Mbak Ayik  mengoceh tak karuan. Namun gw tidak menghiraukannya. Gw terus memompa tubuh seksinya dengan gerakan mengorek-ngorek lubang nikmat itu. Semakin lama gerakanku semakin liar.<br />
<br />
“Ooohh…, Pak ! Saya sudah nggak sanggup lagi…., Ooohhh…., saya mau keluarrr….!â€<br />
<br />
Gw merasakan dinding-dinding memek Mbak Ayik  mengerut dan berdenyut-denyut, mencengkeram dan meremas-remas batang kontolku dari dalam. Semakin lama kedutan memek Mbak Ayik  semain cepat, hal yang sama juga terjadi padaku. Batang kontolku sudah terasa ngilu dan berdenyut-denyut. Sampai akhirnya…..<br />
<br />
“Aaarrggghhh….! Gw keluar lagi Pak !†Mbak Ayik  menjerit puas. Gw semakin mempercepat gerakanku, mengoyak-ngoyak isi memek Mbak Ayik . Namun sebelum sperma  keluar, gw segera mencabut kontolku. Sambil mengocoknya dengan tanganku, gw menyodorkan batang kontolku ke bibir Mbak Ayik  yang terbuka. Gw semakin mempercepat kocokan tanganku sampai akhirnya….<br />
<br />
“Aaaaggghh….aaaghh….aaaghhh…!â€<br />
<br />
Crot…crot…croottt! Cairan putih kental muncrat beberapa kali ke mulut Mbak Ayik . Tanpa rasa jijik beliau menelan habis spermaku, kemudian menjilati sisanya yang masih menempel di batang kontolku.<br />
<br />
Seketika tubuhku lemas, tulang-tulangku seolah rontok. Dan gw pun terkapar di sisi Mbak Ayik .<br />
<br />
“Oh, Pak Andika  benar-benar perkasa! Terima kasih ya Pak !†gw memeluk tubuh Mbak Ayik  dan mencium keningnya. Beliau tampak tersenyum puas sambil meletakkan kepalanya di atas dadaku dan mengusap-usap bulu-bulu halus di atasnya.<br />
<br />
“Kalau saya berhasil jadi Pegawai Negeri, Mbak Ayik  mau minta apa?†tanyaku kemudian.<br />
<br />
Mbak Ayik  bangkit dan duduk bersimpuh di sampingku. “Saya tidak minta apa-apa kok, Pak !†beliau tersenyum, “Pak Andika  tidak perlu membelikan saya apapun! Saya cuma minta ini…..†Mbak Ayik  meraih kontolku yang terkulai tak berdaya. Kemudian mengurut-urutnya dengan jemarinya yang lentik.<br />
<br />
“Maksud Mbak Ayik ?†tanyaku tidak mengerti.<br />
<br />
“Kalau Pak Andika  berhasil jadi PNS, saya cuma ingin Pak Andika  mengunjungi saya setiap seminggu dua sampai tiga kali, memberi saya jatah untuk dient*t pakai punya Pak Andika  yang besar dan panjang ini…..†lanjut beliau sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih lengket di batang kontolku.<br />
“Ah, kalau itu sih gampang! Dengan senang hati saya akan selalu siap melayani mbak!â€<br />
<br />
Mendengar jawabanku Mbak Ayik  kegirangan. Dan beliau kembali menggugah birahiku dengan memberikan kuluman dan kocokan di batang kontolku. Beberapa minggu kemudian akhirnya gw benar-benar lolos menjadi PNS. Dan setelah dilaksanakan pelantikan, gw memenuhi janjiku kepada Mbak Ayik . Setiap kali ada kesempatan, gw selalu berkunjung ke tempat Mbak Ayik . Tentu saja untuk memberinya kepuasan. Dan selama berhubungan dengannya, beliau masih saja mengakui kejantananku dalam bermain cinta!Cerita Ngentot Dukun Sexy kali ini demi cita citaku menjadi seorang PNS </div><div align="justify">sumber:http://ceritaindonesia.info/view-article-2-15.html </div></div> </div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-68487235980518533532011-04-13T10:05:00.000-07:002011-04-13T10:05:04.683-07:00Kekarnya Kontol mantan Muridku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Kisah dan Cerita Panas ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi. Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini. <br />
<br />
<blockquote>"Aarrgghhh...!!!" aku menjerit.<br />
"Aku hampir keluar!" Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.<br />
"Terus, Sayang..., teruuusss...!"desahku.<br />
"Ooohhh, enak sekali..., aku keenakan..., enak 'bercinta' sama Ibu!" Erang Sandi<br />
"Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan...!" Balasku.<br />
"Aku sudah hampir keluar, Buu..., vagina Ibu enak bangeet... "<br />
"Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss..., yaah, aku juga mau keluarr!"</blockquote><br />
<br />
Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.<br />
<br />
Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.<br />
<br />
Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.<br />
<br />
<br />
Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.<br />
<br />
Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.<br />
<br />
Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.<br />
<br />
Kudengar suara langkahnya mendekatiku.<br />
<br />
"Bu Asmi..?" Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.<br />
<br />
"Bu Asmi..?" Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.<br />
<br />
Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.<br />
<br />
Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.<br />
<br />
Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.<br />
<br />
Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.<br />
<br />
Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.<br />
<br />
"Sandi!! Ngapain kamu?"<br />
<br />
Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.<br />
<br />
"Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu... " Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.<br />
<br />
"Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua," Ujarku lembut.<br />
<br />
"Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan... Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya," jawab Sandi.<br />
<br />
"Ah kamu... Ya sudah terserah kamu sajalah"<br />
<br />
Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.<br />
<br />
Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.<br />
<br />
Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.<br />
<br />
"Body Ibu bagus banget.. " dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.<br />
<br />
"Ibu hebat...," desisnya.<br />
<br />
"Apanya yang hebat..?" Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.<br />
<br />
"Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu" Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.<br />
<br />
"Itu karena Ibu teratur olahraga" jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.<br />
<br />
Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.<br />
<br />
"Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!" Cegahku sambil menciumnya.<br />
<br />
Sandi tersenyum lebar. "Sudah enggak sabar ya ?" godanya.<br />
<br />
"Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San," Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.<br />
<br />
Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.<br />
<br />
Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.<br />
<br />
Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.<br />
<br />
"Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak 'bercinta' sama Ibu...," dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.<br />
<br />
Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu..., terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya...!!!<br />
<br />
Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.<br />
<br />
"Oohh...," sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.<br />
<br />
"Saann, penismu enaaak...!!!," kataku setengah menjerit.<br />
<br />
Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.<br />
<br />
"Oohh..., toloongg.., gustii...!!!"<br />
<br />
Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.<br />
<br />
"Aahh, penismu..., oohh, aarrghh..., penismuu..., oohh...!!!"<br />
<br />
Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.<br />
<br />
"Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!" aku menjerit-jerit.<br />
<br />
"Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget 'bercinta' sama Ibu!" Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.<br />
<br />
"Sodok terus, Saann!!!... Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!"<br />
<br />
"Teruuss..., arrgghh..., sshh..., ohh..., sodok terus penismuuu...!"<br />
<br />
"Oh, ah, uuugghhh... "<br />
<br />
"Enaaak..., penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss..."<br />
<br />
Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!<br />
<br />
Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.<br />
<br />
Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.<br />
<br />
Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.<br />
<br />
Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.<br />
<br />
"San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar," kataku terus terang.<br />
<br />
"Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?" jawabnya lembut di telingaku.<br />
<br />
Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.<br />
<br />
Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.<br />
<br />
"Oorrgghh..., aahh..., ennaak..., penismu enak bangeett... Ssann!!"<br />
<br />
Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.<br />
<br />
Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.<br />
<br />
"Aarrgghhh...!!!" aku menjerit.<br />
<br />
"Aku hampir keluar!" Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.<br />
<br />
"Terus, Sayang..., teruuusss...!"desahku.<br />
<br />
"Ooohhh, enak sekali..., aku keenakan..., enak 'bercinta' sama Ibu!" Erang Sandi<br />
<br />
"Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan...!" Balasku.<br />
<br />
"Aku sudah hampir keluar, Buu..., vagina Ibu enak bangeet... "<br />
<br />
"Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss..., yaah, aku juga mau keluarr!"<br />
<br />
"Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar...!"<br />
<br />
"Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann..., aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan 'bercinta' sama kamu..., yaahh..., teruss..., aarrgghh..., ssshhh..., uughhh..., aarrrghh!!!"<br />
<br />
Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.<br />
<br />
"Oohhh...!!!" dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.<br />
<br />
Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.<br />
<br />
"Enak banget," bisik Sandi beberapa saat kemudian.<br />
<br />
"Hmmm..." Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.<br />
<br />
"Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu..."<br />
<br />
"Apalagi penis kamu..., gede, keras, dalemmm..."<br />
<br />
Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.<br />
<br />
Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,<br />
<br />
"Aku bisa enggak puas-puas 'bercinta' sama Ibu... Ibu juga suka kan?"<br />
<br />
Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.<br />
<br />
Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.<br />
sumber:http://intl.feedfury.com/content/28279981-cerita-dewasa-kekarnya-kontol-mantan-muridku.html <br />
<div style="margin-left: -4px; margin-top: 1em;"> <ins style="border: medium none; display: inline-table; height: 90px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;"><ins id="aswift_2_anchor" style="border: medium none; display: block; height: 90px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;"></ins></ins> </div></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-49494091185659397972011-04-13T10:04:00.000-07:002011-04-13T10:04:02.061-07:00Live Show dan Praktek Seks di Villa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Sebelum kumulai cerita dewasa ini aku ingin memperkenalkan diri. Aku adalah gadis berusia 19 tahun. kawan-kawan mengatakan aku cantik, tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Aku termasuk populer diantara kawan-kawan, pokoknya 'gaul abis'. Namun demikian aku masih mampu menjaga kesucianku sampai.. Suatu saat aku dan enam orang kawan Susi (19), Andra (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak.<br />
<br />
<blockquote>Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. "Jangan To, katanya cuma cium aja" sergah Andra.<br />
"Rileks An" bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Andra.<br />
"Tapi.. To.. oohh.. aahh" protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri.<br />
"Nikmatin aja An"<br />
"Ehh.. akkhh.. mpphh" Andra semakin mendesah<br />
"Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi"<br />
"He eh To.. eesshh"<br />
"Enak An..?"<br />
"Ehh.. enaakk To"</blockquote><br />
<br />
Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin. Diantara kami bertiga Andra yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergila-gila dengannya. Sementara aku, Andri dan Toni masih 'jomblo'. Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya menganggap dia tidak lebih dari sekedar teman.<br />
<br />
Acara ke Puncak kami mulai dengan 'hang-out' disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Andra entah kemana. Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap. Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur.<br />
<br />
Adegan ciuman itu bertambah 'panas' mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Andra mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual. Disibakkannya t-shirt Andra dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan. Lamat-lamat kudengan pembicaraan mereka.<br />
"Jangan To" tolak Andra.<br />
"Kenapa sayang" tanya Vito.<br />
"Aku belum pernah.. gituan"<br />
"Makanya dicoba sayang" bujuk Vito.<br />
"Takut To" Andra beralasan.<br />
"Ngga apa-apa kok" lanjut Vito membujuk<br />
"Tapi To"<br />
"Gini deh", potong Vito, "Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti"<br />
"Janji ya To" sahut Andra ingin meyakinkan.<br />
"Janji" Vito meyakinkan Andra.<br />
<br />
Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Andra. Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Andra dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito.<br />
"Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too"<br />
Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Andra dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.<br />
<br />
Andra semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra. Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Andra tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi mereka.<br />
<br />
Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. "Jangan To, katanya cuma cium aja" sergah Andra.<br />
"Rileks An" bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Andra.<br />
"Tapi.. To.. oohh.. aahh" protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri.<br />
"Nikmatin aja An"<br />
"Ehh.. akkhh.. mpphh" Andra semakin mendesah<br />
"Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi"<br />
"He eh To.. eesshh"<br />
"Enak An..?"<br />
"Ehh.. enaakk To"<br />
Aku benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan 'live' seperti itu.<br />
<br />
Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar.<br />
"Aku masukin ya An" pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.<br />
Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Andra.<br />
"Aakhh.. To.. eengghh" erang Andra cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuhku meremang mendengarnya.<br />
Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Andra.<br />
"Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg" Andra meracau.<br />
"Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh"<br />
"Aku juga suka kamu isep To.. ahh" Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya.<br />
Bukan hanya Andra yang terayun-ayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingku sendiri, membuat mataku terpejam-pejam merasakan nikmatnya.<br />
<br />
Vito tahu Andra sudah pada situasi 'point of no return', ia merebahkan badannya menindih Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Andra.<br />
"Auuww.. To.. sakiitt" jerit Andra.<br />
"Stop.. stop To"<br />
"Rileks An.. supaya enak nanti" bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi.<br />
"Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin"<br />
Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Andra. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Andra kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Vito membuat birahi Andra terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tangan Andra.<br />
<br />
Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan.<br />
"Uhh.. ohh.. To" desah kenikmatan Andra, kakinya dibuka lebih melebar lagi.<br />
Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya.<br />
"Agghh.. ohh.. terus Too" Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang kemaluannya.<br />
"Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too" Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya.<br />
<br />
Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewanitaanku.<br />
"Ssshh.. sshh" desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah basah, sesaat 'life show' Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar pekikan Andra.<br />
"Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii" Andra terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu.<br />
"Nikmati An.. nikmati sepuas-puasnya"<br />
"Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too"<br />
"Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh"<br />
"Ohh.. Too.. aku sayang kamu.. sshh" desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya membuat Andra lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik pantat Vito.<br />
"Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh" merasakan goyangan Andra Vito semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.<br />
"Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang" pekik Andra.<br />
Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.<br />
"Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh" erang Andra.<br />
Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya.. terkulai lemas.<br />
<br />
Dikamar aku gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja kulihat, bayang-bayang Vito menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Susi sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang disetubuhi Vito tetapi diriku.<br />
<br />
Jam 10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa.<br />
<br />
Selesai dari kamar mandi aku mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang tv dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan 'live show' yang spektakuler. Tubuh Susi setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Kelvin berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susi, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama kemudian Kelvin meletakan kedua tungkai kaki Susi dibahunya dan kembali menyantap 'segitiga venus' yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan diperlakukan seperti itu.<br />
<br />
"Ssshh.. sshh.. aahh" desis Susi.<br />
"Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang"<br />
"Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt"<br />
"Auuww.. pelan sayang gigitnyaa"<br />
Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya.<br />
<br />
Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin.<br />
"Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg" desah Kelvin.<br />
"Ohh.. sayangg.. enakk sekalii"<br />
Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin.<br />
"Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg" pinta Kelvin.<br />
<br />
Susi menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan. "Aaagghh" keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh Susi mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.<br />
<br />
Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan 'live show' bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.<br />
"Aaahh.. sshh.. eehh" desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Susi!.. masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya.<br />
"Ehh Ver.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain?" sapa Susi terkejut.<br />
"Iya Si.. balik lagi.. perut mules"<br />
"Aku suruh Kelvin beli obat ya"<br />
"Ngga usah Si.. udah baikan kok"<br />
"Yakin Ver?"<br />
"Iya ngga apa-apa kok" jawabku meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.<br />
<br />
Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar Video Bokep yang tentunya berisi adegan ngentot super hot dengan <a href="http://cewekina.net/" rel="nofollow">cewek bugil</a> super seksi. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku.<br />
"Kenapa Ver, gelisah banget horny ya" tegurnya bercanda.<br />
"Ngga lagi, ngaco kamu Ton" sanggahku.<br />
"Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita" Andri menimpali.<br />
"Rese' nih berdua, nonton aja tuh" sanggahku lagi menahan malu.<br />
<br />
Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.<br />
"Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal" bisik Toni sambil meremas pundakku.<br />
Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.<br />
"Remas aja paha aku Ver daripada rok" bisik Toni lagi.<br />
Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang 'geboy' saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.<br />
"Ngga usah malu Ver, santai aja" lanjutnya lagi.<br />
Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang 'wow' kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding.<br />
<br />
Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi.<br />
"Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu" bisik Toni seraya mengecup pundakku.<br />
Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.<br />
"Jangan Ton" namun aku berusaha menolak.<br />
"Kenapa Ver, cuma pundak aja kan" tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha 'jaim'.<br />
"Ton.. ahh" desahku tak tertahan lagi.<br />
"Enjoy aja Ver" bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.<br />
"Ohh Ton" aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat 'live show' dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.<br />
Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya.<br />
<br />
Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya.<br />
"Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh" desahanku bertambah keras.<br />
Andri menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.<br />
<br />
"Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh" desahanku berganti menjadi erangan-erangan.<br />
Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Toni menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.<br />
<br />
Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Andri kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.<br />
"Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii"<br />
"Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi" bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telingaku.<br />
Mendengar kata 'lebih lagi' aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andri?yang sedang menikmati puting susu?dengan kuatnya.<br />
"Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh" jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.<br />
<br />
Toni dan Andri menyudahi 'hidangan' pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuhku. Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.<br />
<br />
Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai 'hidangan' utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.<br />
<br />
"Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh" rintihku tak tertahankan lagi.<br />
Toni kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.<br />
<br />
"Jilat.. Ver" perintahnya tegas.<br />
Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah-desah merasakan jilatanku.<br />
"Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh" desah Andri.<br />
"Jilat kepalanya Ver" aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.<br />
Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis.<br />
"Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep" pintanya diselah-selah desisannya.<br />
<br />
Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis.<br />
"Jangan pake gigi Ver.. isep aja" protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.<br />
"Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver"<br />
Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku.<br />
<br />
Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..<br />
"Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr" jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.<br />
<br />
Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.<br />
"Gila Andri.. kira-kira dong" celetukku sambil bersungut-sungut.<br />
"Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget" jawab Andri dengan tersenyum.<br />
"Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka" sela Toni seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.<br />
Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.<br />
sumber:http://intl.feedfury.com/content/28392681-cerita-dewasa-live-show-dan-praktek-seks-di-villa.html <br />
<div style="margin-left: -4px; margin-top: 1em;"> <ins style="border: medium none; display: inline-table; height: 90px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;"><ins id="aswift_2_anchor" style="border: medium none; display: block; height: 90px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;"></ins></ins> </div></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-2728409669350524572011-04-13T10:02:00.000-07:002011-04-13T10:02:45.792-07:00Papa Tiri Merenggut Perawanku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Cerita Dewasa ini berawal dari kenakalan papa tiri dan kepasrahan diriku. Perkenalkan namaku Vina, usiaku 16 tahun. Aku sekarang duduk di kelas II SMU di Medan. <br />
<br />
Suatu hari aku mendapat pengalaman yang tentunya baru untuk gadis seukuranku. Oya, aku gadis keturunan Cina dan Pakistan. Sehingga wajar saja kulitku terlihat putih bersih dan satu lagi, ditaburi dengan bulu-bulu halus di sekujur tubuh yang tentu saja sangat disukai lelaki. Kata teman-teman, aku ini cantik lho.<br />
<br />
Memang siang ini cuacanya cukup panas, satu persatu pakaian yang menempel di tubuhku kulepas. Kuakui, kendati masih ABG tetapi aku memiliki tubuh yang lumayan montok. Bila melihat lekuk-lekuk tubuh ini tentu saja mengundang jakun pria manapun untuk tersedak. Dengan rambut kemerah-merahan dan tinggi 167 cm, aku tampak dewasa. Sekilas, siapapun mungkin tidak percaya kalau akuadalah seorang pelajar. Apalagi bila memakai pakaian casual kegemaranku. Mungkin karena pertumbuhan yang begitu cepat atau memang sudah keturunan, entahlah. Tetapi yang jelas cukup mempesona, wajah oval dengan leher jenjang, uh.. entahlah.<br />
<br />
Pagi tadi sebelum berangkat ke sekolah, seperti biasanya aku berpamitan dengan kedua orangtuaku. Cium pipi kiri dan kanan adalah rutinitas dan menjadi tradisi di keluarga ini. Tetapi yang menjadi perhatianku siang ini adalah ciuman Papa. Seusai sarapan pagi, ketika Mama beranjak menuju dapur, aku terlebih dahulu mencium pipi Papa. Papa Robi (begitu namanya) bukan mencium pipiku saja, tetapi bibirku juga. Seketika itu, aku sempat terpaku sejenak. Entah karena terkejut untuk menolak atau menerima perlakukan itu, aku sendiri tidak tahu.<br />
<br />
Papa Robi sudah setahun ini menjadi Papa tiriku. Sebelumnya, Mama sempat menjanda tiga tahun. Karena aku dan kedua adikku masih butuh seorang ayah, Mama akhirnya menikah lagi. Papa Robi memang termasuk pria tampan. Usianya pun baru 38 tahun. Teman-teman sekolahku banyak yang cerita kalau aku bersukur punya Papa Robi.<br />
"Salam ya sama Papa kamu.." ledek teman-temanku.<br />
<br />
Aku sendiri sebenarnya sedikit grogi kalau berdua dengan Papa. Tetapi dengan kasih sayang dan pengertian layaknya seorang teman, Papa pandai mengambil hatiku. Hingga akhirnya aku sangat akrab dengan Papa, bahkan terkadang kelewat manja. Tetapi Mama tidak pernah protes, malah dia tampak bahagia melihat keakraban kami.<br />
<br />
Tetapi ciuman Papa tadi pagi sungguh diluar dugaanku. Aku memang terkadang sering melendot sama Papa atau duduk sangat dekat ketika menonton TV. Tetapi ciumannya itu lho. Aku masih ingat ketika bibir Papa menyentuh bibir tipisku. Walau hanya sekejab, tetapi cukup membuat bulu kudukku merinding bila membayangkannya. Mungkin karena aku belum pernah memiliki pengalaman dicium lawan jenis, sehingga aku begitu terkesima.<br />
"Ah, mungkin Papa nggak sengaja.." pikirku.<br />
<br />
Esok paginya seusai sarapan, aku mencoba untuk melupakan kejadian kemarin. Tetapi ketika aku memberikan ciuman ke Mama, Papa beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar. Mau tidak mau kuikuti Papa ke kamar. Aku pun segera berjinjit untuk mencium pipi Papa. Respon Papa pun kulihat biasa saja. Dengan sedikit membungkukkan tubuh atletisnya, Papa menerima ciumanku. Tetapi setelah kucium kedua pipinya, tiba-tiba Papa mendaratkan bibirnya ke bibirku. Serr.., darahku seketika berdesir. Apalagi bulu-bulu kasarnya bergesekan dengan bibir atasku. Tetapi entah kenapa aku menerimanya, kubiarkan Papa mengulum lembut bibirku. Hembusan nafas Papa Robi menerpa wajahku. Hampir satu menit kubiarkan Papa menikmati bibirku.<br />
"Baik-baik di sekolah ya.., pulang sekolah jangan keluyuran..!" begitu yang kudengar dari Papa.<br />
<br />
Sejak kejadian itu, hubungan kami malah semakin dekat saja. Keakraban ini kunikmati sekali. Aku sudah dapat merasakan nikmatnya ciuman seorang lelaki, kendati itu dilakukan Papa tiriku, begitu yang tersirat dalam pikiranku. Darahku berdesir hangat bila kulit kami bersentuhan.<br />
<br />
Begitulah, setiap berangkat sekolah, ciuman ala Papa menjadi tradisi. Tetapi itu rahasia kami berdua saja. Bahkan pernah satu hari, ketika Mama di dapur, aku dan Papa berciuman di meja makan. Malah aku sudah berani memberikan perlawanan. Lidah Papa yang masuk ke rongga mulutku langsung kuhisap. Papa juga begitu. Kalau tidak memikirkan Mama yang berada di dapur, mungkin kami akan melakukannya lebih panas lagi.<br />
<br />
Hari ini cuaca cukup panas. Aku mengambil inisiatif untuk mandi. Kebetulan aku hanya sendirian di rumah. Mama membawa kedua adikku liburan ke luar kota karena lagi liburan sekolah. Dengan hanya mengenakan handuk putih, aku sekenanya menuju kamar mandi. Setelah membersihkan tubuh, aku merasakan segar di tubuhku.<br />
<br />
Begitu hendak masuk kamar, tiba-tiba satu suara yang cukup akrab di telingaku menyebut namaku.<br />
<br />
"Vin.. Vin.., Papa pulang.." ujar lelaki yang ternyata Papaku.<br />
"Kok cepat pulangnya Pa..?" tanyaku heran sambil mengambil baju dari lemari.<br />
"Iya nih, Papa capek.." jawab papa dari luar.<br />
"Kamu masak apa..?" tanya papa sambil masuk ke kamarku.<br />
Aku sempat kaget juga. Ternyata pintu belum dikunci. Tetapi aku coba tenang-tenang saja. Handuk yang melilit di tubuhku tadinya kedodoran, aku ketatkan lagi. Kemudian membalikkan tubuh. Papa rupanya sudah tiduran di ranjangku.<br />
<br />
"Ada deh..," ucapku sambil memandang Papa dengan senyuman.<br />
"Ada deh itu apa..?" tanya Papa lagi sambil membetulkan posisi tubuhnya dan memandang ke arahku.<br />
"Memangnya kenapa Pa..?" tanyaku lagi sedikit bercanda.<br />
"Nggak ada racunnya kan..?" candanya.<br />
"Ada, tapi kecil-kecil.." ujarku menyambut canda Papa.<br />
"Kalau gitu, Papa bisa mati dong.." ujarnya sambil berdiri menghadap ke arahku.<br />
Aku sedikit gelagapan, karena posisi Papa tepat di depanku.<br />
"Kalau Papa mati, gimana..?" tanya Papa lagi.<br />
Aku sempat terdiam mendengar pertanyaan itu.<br />
"Lho.., kok kamu diam, jawab dong..!" tanya Papa sambil menggenggam kedua tanganku yang sedang memegang handuk.<br />
<br />
Aku kembali terdiam. Aku tidak tahu harus bagaimana. Bukan jawabannya yang membuatku diam, tetapi keberadaan kami di kamar ini. Apalagi kondisiku setengah bugil. Belum lagi terjawab, tangan kanan Papa memegang daguku, sementara sebelah lagi tetap menggenggam tanganku dengan hangat. Ia angkat daguku dan aku menengadah ke wajahnya. Aku diam saja diperlakukan begini. Kulihat pancaran mata Papa begitu tenangnya. Lalu kepalanya perlahan turun dan mengecup bibirku. Cukup lama Papa mengulum bibir merahku. Perlahan tetapi pasti, aku mulai gelisah. Birahiku mulai terusik. Tanpa kusadari kuikuti saja keindahan ini.<br />
<br />
Nafsu remajaku mulai keluar ketika tangan kiri Papa menyentuh payudaraku dan melakukan remasan kecil. Tidak hanya bibirku yang dijamah bibir tebal Papa. Leher jenjang yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu pun tidak luput dari sentuhan Papa. Bibir itu kemudian berpindah ke telingaku.<br />
"Pa.." kataku ketika lidah Papa masuk dan menggelitik telingaku.<br />
<br />
Papa kemudian membaringkan tubuhku di atas kasur empuk.<br />
"Pa.. nanti ketahuan Mama.." sebutku mencoba mengingatkan Mama.<br />
Tetapi Papa diam saja, sambil menindih tubuhku, bibirku dikecupnya lagi. Tidak lama, handuk yang melilit di tubuhku disingkapkannya.<br />
"Vina, tubuh kamu sangat harum.." bisik Papa lembut sambil mencampakkan guling ke bawah.<br />
Dalam posisi ini, Papa tidak puas-puasnya memandang tubuhku. Bulu halus yang membalut kulitku semakin meningkatkan nafsunya. Apalagi begitu pandangannya mengarah ke payudaraku.<br />
"Kamu udah punya pacar, Vin..?" tanya Papa di telingaku.<br />
Aku hanya menggeleng pasrah.<br />
<br />
Papa kemudian membelai dadaku dengan lembut sekali. Seolah-olah menemukan mainan baru, Papa mencium pinggiran payudaraku.<br />
"Uuhh..," desahku ketika bulu kumis yang dipotong pendek itu menyentuh dadaku, sementara tangan Papa mengelus pahaku yang putih. Puting susu yang masih merah itu kemudian dikulum.<br />
"Pa.. oohh.." desahku lagi.<br />
<br />
"Pa.. nanti Mamm.." belum selesai kubicara, bibir Papa dengan sigap kembali mengulum bibirku.<br />
"Papa sayang Vina.." kata Papa sambil memandangku.<br />
Sekali lagi aku hanya terdiam. Tetapi sewaktu Papa mencium bibirku, aku tidak diam. Dengan panasnya kami saling memagut. Saat ini kami sudah tidak memikirkan status lagi. Puas mengecup putingku, bibir Papa pun turun ke perut dan berlabuh di selangkangan. Papa memang pintar membuatku terlena. Aku semakin terhanyut ketika bibir itu mencium kemaluanku. Lidahnya kemudian mencoba menerobos masuk. Nikmat sekali rasanya. Tubuhku pun mengejang dan merasakan ada sesuatu yang mengalir cepat, siap untuk dimuntahkan.<br />
"Ohh, ohh.." desahku panjang.<br />
<br />
Papa rupanya tahu maniku keluar, lalu dia mengambil posisi bersimpuh di sebelahku. Lalu mengarahkan tanganku ke batang kemaluannya. Kaget juga aku melihat batang kemaluannya Papa, besar dan tegang. Dengan mata yang sedikit tertutup, aku menggenggamnya dengan kedua tanganku. Setan yang ada di tubuh kami seakan-akan kompromi. Tanpa sungkan aku pun mengulum benda itu ketika Papa mengarahkannya ke mulutku.<br />
"Terus Vin.., oh.. nikmatnya.." gumamnya.<br />
Seperti berpengalaman, aku pun menikmati permainan ini. Benda itu keluar masuk dalam mulutku. Sesekali kuhisap dengan kuat dan menggigitnya lembut. Tidak hanya Papa yang merasakan kenikmatan, aku pun merasakan hal serupa. Tangan Papa mempermainkan kedua putingku dengan tangannya.<br />
<br />
Karena birahi yang tidak tertahankan, Papa akhirnya mengambil posisi di atas tubuhku sambil mencium bibirku dengan ganas. Kemudian kejantanannya Papa menempel lembut di selangkanganku dan mencoba menekan. Kedua kakiku direntangkannya untuk mempermudah batang kemaluannya masuk. Perlahan-lahan kepala <a href="http://kumpulan-cerita-dewasa.blogspot.com/2009/02/cerita-dewasa-kekarnya-kontol-mantan.html" rel="nofollow">kontol</a> itu menyeruak masuk menembus selaput dinding vaginaku.<br />
"Sakit.. pa.." ujarku.<br />
"Tenang Sayang, kita nikmati saja.." jawabnya.<br />
Pantat Papa dengan lembut menekan, sehingga penis yang berukuran 17 cm dan berdiameter 3 cm itu mulai tenggelam keseluruhan.<br />
<br />
Papa melakukan ayunan-ayunan lagi. Kuakui, Papa memang cukup lihai. Perasaan sakit akhirnya berganti nikmat. Baru kali ini aku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Pantas orang bilang surga dunia. Aku mengimbangi kenikmatan ini dengan menggoyang-goyangkan pantatku.<br />
"Terus Vin, ya.. seperti itu.." sebut Papa sambil mempercepat dorongan penisnya.<br />
"Papa.. ohh.., ohh.." renguhku karena sudah tidak tahan lagi.<br />
Seketika itu juga darahku mengalir cepat, segumpal cairan putih meleleh di bibir vaginaku. Kutarik leher Papa hingga pundaknya kugigit keras. Papa semakin terangsang rupanya. Dengan perkasa dikuasainya diriku.<br />
<br />
Vagina yang sudah basah berulangkali diterobos penis papa. Tidak jarang payudaraku diremas dan putingku dihisap. Rambutku pun dijambak Papa. Birahiku kembali memuncak. Selama tiga menit kami melakukan gaya konvensional ini. Tidak banyak variasi yang dilakukan Papa. Mungkin karena baru pertama kali, dia takut menyakitiku.<br />
<br />
Kenikmatan ini semakin tidak tertahankan ketika kami berganti gaya. Dengan posisi 69, Papa masih perkasa. Penis Papa dengan tanpa kendali keluar masuk vaginaku.<br />
"Nikmat Vin..? Ohh.. uhh.." tanyanya.<br />
Terus terang, gaya ini lebih nikmat dari sebelumnya. Berulangkali aku melenguh dan mendesah dibuatnya.<br />
"Pa.. Vina nggak tahan.." katakuku ditengah terjangan Papa.<br />
"Sa.. sa.. bar Sayang.., ta.. ta.. han dulu.." ucap Papa terpatah-patah.<br />
Tetapi aku sudah tidak kuat lagi, dan untuk ketiga kalinya aku mengeluarkan mani kembali.<br />
"Okhh.. Ohkk.. hh..!" teriakku.<br />
Lututku seketika lemas dan aku tertelungkup di ranjang. Dengan posisi telungkup di ranjang membuat Papa semakin belingsatan. Papa semakin kuat menekan penisnya. Aku memberikan ruang dengan mengangkat pantatku sedikit ke atas. Tidak berapa lama dia pun keluar juga.<br />
"Okhh.. Ohh.. Ohk.." erang Papa.<br />
Hangat rasanya ketika mani Papa menyiram lubang vaginaku.<br />
<br />
Dengan peluh di tubuh, Papa menindih tubuhku. Nafas kami berdua tersengal-sengal. Sekian lama Papa memelukku dari belakang, sementara mataku masih terpejam merasakan kenikmatan yang baru pertama kali kualami. Dengan penis yang masih bersarang di vaginaku, dia mencium lembut leherku dari belakang.<br />
"Vin, Papa sayang Vina. Sebelum menikahi Mamamu, Papa sudah tertarik sama Vina.." ucap Papa sambil mengelus rambutku.<br />
<br />
Mama dan adikku, tiga hari di rumah nenek. Selama tiga hari itu pula, aku dan Papa mencari kepuasan bersama. Entah setan mana yang merasuki kami, dan juga tidak tahu sudah berapa kali kami lakukannya. Terkadang malam hari juga, walaupun Mama ada di rumah. Dengan alasan menonton bola di TV, Papa membangunkanku, yang jelas perbuatan ini kulakukan hingga sekarang.<br />
<br />
sumber:http://intl.feedfury.com/content/28485921-cerita-dewasa-papa-tiri-merenggut-perawanku.html </div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-71187227182701681362011-04-13T10:01:00.000-07:002011-04-13T10:01:30.775-07:00Ngentot Siswi Bugil SMP : Cerita Panas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Cerita Panas ini terjadi pada tahun 1994, saat itu aku tercatat sebagai siswa baru pada SMUN ** (edited), pada waktu itu sebagai siswa baru. Yah, acara sekolahan biasa saja, masuk pagi pulang sekitar jam 14:00, sampai pada akhirnya aku dikenalkan oleh teman seorang gadis yang ternyata gadis itu sekolah juga di dekat sekolahku yaitu di SMPN ** (edited). <br />
<br />
<blockquote>Pelan-pelan kucari dulu lubangnya, begitu kusentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali, "Ahh... aahh..." kutuntun penisku menuju lubang senggamanya itu tapi aku rasakan baru masuk kepalanya saja, dia pun langsung menegang tapi aku sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yang keras kusodok kuat-kuat lalu aku rasa penisku seperti menyobek sesuatu, maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, "Ssaakkiitt..." </blockquote><br />
<br />
Ketika kami saling menjabat tangan, gadis itu masih agak malu-malu, kulihat juga gadis itu tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang memang kelihatan lebih besar dari anak seumurnya, sekitar 34B (kalau tidak salah umurnya 14 tahun), mempunyai wajah yang manis sekali dan kulitnya walaupun tidak terlalu putih tapi sangat mulus, (sekedar info, tinggiku 165 cm dan umurku waktu itu 16 tahun).<br />
<br />
<br />
Aku berkata, "Siapa nama kamu?" dia jawab L**** (edited).<br />
Setelah berkenalan akhirnya kami saling memberikan nomor telepon masing-masing. Besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kami berdua janjian keluar besok harinya sebagai jalan pertama, sekaligus cinta pertamaku membuatku deg-degan, tetapi namanya lelaki yah... jalan terus dong.<br />
<br />
Akhirnya malam harinya sekitar jam 19:00, aku telah berdiri di depan rumahnya sambil mengetuk pagarnya, tidak lama setelah itu L**** muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali, dia mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.<br />
Aku tanya, "Mana ortu kamu...?" dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.<br />
"Oohh..." jawabku. Aku tanya lagi, "Terus Papa kamu mana?" dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (Papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan Wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku, dan tanpa disuruh pun dia langsung memeluk dari belakang.<br />
Penisku selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motorku waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).<br />
<br />
Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan, kami langsung pulang ke rumahnya. Setelah tiba kulihat rumahnya masih sepi, mobil papanya belum datang.<br />
Tiba-tiba dia bilang "Masuk yuk! Papaku kayaknya belum datang."<br />
Akhirnya setelah menaruh motor, aku langsung mengikutinya dari belakang, aku langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku. Kulihat jam ternyata sudah pukul 21:30, setiba di dalam rumahnya kulihat tidak ada orang.<br />
<br />
Kubilang, "Pembantu kamu mana?" dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.<br />
"Oohh..." jawabku.<br />
Aku tanya lagi, "Jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?" dia jawab iya.<br />
"Terus Papa kamu yang bukain siapa..."<br />
"Aku..." jawabnya.<br />
"Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih..." tanyaku.<br />
Dia bilang paling cepat juga jam 24:00.<br />
<br />
Langsung saja pikiranku ngeres sekali.<br />
Kutanya lagi, "Kamu memang mau jadi pacarku..?"<br />
Dia bilang, "Iya..."<br />
Lalu aku bilang, "Kalau gitu sini dong dekat-dekat aku..!"<br />
Belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung kutarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali, tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar besar itu sambil kuremas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) dia pun mengeluh, "Ohh.. oohh sakit," katanya.<br />
<br />
Aku langsung mengulum telinganya sambil berbisik, "Tahan sedikit yah..." dia cuma mengangguk.<br />
Payudaranya kuremas dengan kedua tanganku sambil bibirku menjilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung kulumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kami pun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penisku langsung kurasakan menegang dengan kerasnya. Aku mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang penisku di balik celanaku, dia cuma menurut saja, lalu kusuruh untuk meremasnya.<br />
<br />
Begitu dia remas, aku langsung mengeluh panjang, "Uuhh... nikmat sayang," kataku.<br />
"Teruss..." dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan wajahku di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya, aku jilati payudaranya sambil kugigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, "Aahh... aahh..."<br />
Dia pun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya, aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama aku main cewek, baru aku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Kujilat kedua payudaranya sambil kugigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah.<br />
"Aahh... sakkiitt..." tapi aku tidak ambil pusing, tetap kugigit dengan keras.<br />
Akhirnya dia pun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.<br />
<br />
Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajahku. Sambil aku memandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut.<br />
Dia pun kembali mendesis, "Ahh... aahh..." kemudian kutarik payudaranya dekat ke wajahku sambil kugigit pelan-pelan.<br />
Dia pun memeluk kepalaku tapi tangannya kutepiskan. Sekelebat mata, aku menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup, aku pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap, karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang membuat hati siapa saja akan lemas melihat payudara yang seperti itu.<br />
<br />
Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju aku. Aku pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tanganku tapi tetap dalam keadaan berdiri kujilati kembali payudaranya. Setelah puas mulutku pun turun ke perutnya dan tanganku pelan-pelan kuturunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali menghisap puting payudaranya. Tanganku pun menggosok-gosok selangkangannya, langsung kuangkat pelan-pelan rok yang dia kenakan, terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih.<br />
Kuremas-remas liang kewanitaannya dengan terburu-buru, dia pun makin keras mendesis, "Aahh... aakkhh... ohh... nikmat sekali..." Dengan pelan-pelan kuturunkan CD-nya sambil kutunggu reaksinya, tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan). Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Aku pun menjilatinya dengan penuh nafsu, dia pun makin berteriak, "Aakkhh... akkhh... lagi... lagii..."<br />
<br />
Setelah puas aku pun menyuruhnya duduk di lantai sambil aku membuka kancing celanaku dan kuturunkan sampai lutut, terlihatlah CD-ku. Kutuntun tangannya untuk mengelus penisku yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. Dia pun mengelusnya lalu mulai memegang penisku. Kuturunkan CD-ku, maka penisku langsung berkelebat keluar hampir mengenai wajahnya. Dia pun kaget sambil melotot melihat penisku yang mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm), aku menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga, seperti dipangut dia menurut saja apa yang kusuruh lakukan. Dengan terburu-buru aku pun melepas semua bajuku dan celanaku, kemudian karena dia duduk di lantai sedangkan aku di kursi, kutuntun penisku ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Kusuruh untuk membuka mulutnya tapi sepertinya dia ragu-ragu.<br />
<br />
Setengah memaksa kutarik kepalanya, akhirnya penisku masuk juga ke dalam mulutnya.<br />
Dengan perlahan dia mulai menjilati penisku, langsung aku teriak pelan, "Aakkhh... aakkhh..." sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penisku di dalam mulutnya.<br />
"Aakk... akk... nikmat sayyaangg..."<br />
Setelah agak lama akhirnya aku suruh berdiri dan melepaskan CD-nya, tapi muncul keraguan di wajahnya, akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga, maka telanjang bulatlah dia di depanku sambil berdiri. Aku pun tak mau ketinggalan, aku langsung berdiri dan langsung melepas CD-nya. Aku langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tanganku meremas-remas kedua payudaranya yang putingnya sudah semakin tegang, dia pun mendesis, "Aahh... aahh... aahh... aahh..." sewaktu tangan kananku aku turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.<br />
<br />
Setelah agak lama baru aku sadar bahwa jariku telah basah. Aku pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan kusiapkan penisku. Kugenggam penisku menuju liang senggamanya dari belakang. Kusodok pelan-pelan tapi tidak mau masuk-masuk, kusodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok, tangannya pun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, "Aahh... ssaayaa... ssaayaangg... kaammuu..." aku pun terus menyodok dari belakang.<br />
Mungkin karena kering, penisku nggak mau masuk-masuk juga. Kuangkat penisku lalu kuludahi tanganku banyak-banyak dan kuoleskan pada kepala penisku dan batangnya, dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Kugenggam penisku menuju liang senggamanya kembali.<br />
<br />
Pelan-pelan kucari dulu lubangnya, begitu kusentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali, "Ahh... aahh..." kutuntun penisku menuju lubang senggamanya itu tapi aku rasakan baru masuk kepalanya saja, dia pun langsung menegang tapi aku sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yang keras kusodok kuat-kuat lalu aku rasa penisku seperti menyobek sesuatu, maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, "Ssaakkiitt..." aku rasakan penisku sepertinya dijepit oleh dia keras sekali sehingga kejantananku terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya.<br />
Aku lalu bertahan dalam posisiku dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata, "Tahann.. sayang... cuman sebentar kok..."<br />
<br />
Aku memegang kembali payudaranya dari belakang sambil kuremas-remas secara perlahan dan mulutku menjilati belakangnya, lalu lehernya, telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh mulutku agak lama.<br />
Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciumanku di badan dan remasan tanganku di payudaranya, "Ahh... aahh... ahh... kamu sayang sama aku kan?" dia berkata sambil melihat kepadaku dengan wajah yang penuh pengharapan.<br />
Aku cuma menganggukkan kepala, padahal aku sedang menikmati penisku di dalam liang kewanitaannya yang sangat nikmat sekali seakan-akan aku sedang berada di suatu tempat yang dinamakan surga.<br />
"Enak sayang?" tanyaku.<br />
Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, "Aahh... aahh..." lalu aku mulai bekerja, aku tarik pelan-pelan penisku lalu aku majukan lagi, tarik lagi, majukan lagi, dia pun makin keras mendesis, "Aahh... ahh... ahhkkhh..."<br />
<br />
Akhirnya ketika kurasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi, aku pun mengeluar-masukkan penisku dengan cepat, dia pun semakin melenguh menikmati semua yang aku perbuat pada dirinya sambil terus meremas payudaranya yang besar itu.<br />
Dia teriak, "Akuu mauu keeluuarr..."<br />
Aku pun berkata, "Aahhkk saayanggkkuu..."<br />
Aku langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai aku rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya, tapi aku benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, "Ahh... aahh... ahh... akkhh... akkhh... truss..." langsung dia bilang, "Sayyaa keelluuaarr... akkhh... akhh..." tiba-tiba dia mau jatuh, tapi aku tahan dengan tanganku.<br />
Kupegangi pinggulnya dengan kedua tanganku sambil kukocok penisku lebih cepat lagi, "Akkhh... akkhh... ssaayyaa mauu... keelluuaarr... akkhh..." peganganku di pinggulnya kulepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.<br />
<br />
Dari penisku menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, "Ccroott... croott... ccrroott..." Aku melihat air maniku membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, "Akhh..., thanks sayangkuu..." sambil berjongkok kucium pipinya sambil kusuruh jilat lagi penisku. Dia pun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu aku bilang untuk memakai pakaiannya, dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.<br />
<br />
Setelah kami berdua selesai aku mengecup bibirnya sambil berkata, "Aku pulang dulu yah sampai besok sayang...!" Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin menyesal, tidak tahu ahh. Kulihat jamku sudah menunjukkan jam 23:35, aku pulang dengan sejuta kenikmatan.<br />
<br />
sumber:http://intl.feedfury.com/content/29204521-ngentot-siswi-bugil-smp-cerita-panas.html <br />
<div style="margin-left: -4px; margin-top: 1em;"> <ins style="border: medium none; display: inline-table; height: 90px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;"><ins id="aswift_2_anchor" style="border: medium none; display: block; height: 90px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;"><br />
</ins></ins> </div></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-12134185706500846302011-04-13T09:55:00.000-07:002011-04-13T09:55:33.460-07:00Aku Diperkosa Tetangga<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Namaku Sabrina, aku akan ceritakan kisah tragis tentang pemerkosaan yang menimpa diriku. <br />
<br />
Aku berusia 17 tahun, dan tinggal dipinggiran kota utara California.<br />
Apa yang terjadi padaku tahun lalu sangat begitu ‘berbekas’ dan traumatik.<br />
<br />
Setelah menjalani persidangan dan menjalani perawatan psikiater 7 bulan lalu, aku yakin dengan menulis kisah pengalamnku, akan sedikit membantu menghilangkan trauma ini.<br />
<br />
Jujur saya katakan, trauma yg kualami tidaklah begitu parah saat peristiwa pemerkosaan itu terjadi. Tapi setidaknya saya bisa bertahan hingga saat ini.<br />
<br />
<span class="fullpost"><br />
Beginilah kisahnya:<br />
<br />
Saat itu aku akan pulang dari bermain di rumah teman, Stacey.<br />
Kami dalam liburan musim panas.<br />
Hari itu hari kamis, 22 September, tepatnya 1 tahun yang lalu.<br />
Tanggal itu selalu kuingat sepanjang hayatku.<br />
Hari itu begitu panas, shg Stacey menawarkan dirinya padaku untuk mengantarku pulang, tapi aku menolak.<br />
Jarak rumah kami hanya beberapa blok saja.<br />
<br />
Waktu menunjukkan pukul 1:00 siang.<br />
Kutelepon ibuku dgn hp, aku pulang agak sedikit terlambat, tetapi aku akan segera berada di rumah segera.<br />
<br />
Akupun mengendarai mobilku menuju rumah paman dan bibiku sore itu.<br />
Cukup lama aku tidak bertemu dengan saudara sepupuku, Emily, setahun lebih.<br />
Jadi kuputuskan bulat untuk melihatnya sebentar.<br />
<br />
Rumah itu seperti sepi.<br />
Saat aku mengeliling sudut rumahnya, terjadi sesuatu yang sangat mengejutkanku. Apapun itu, membuatku sangat shock dan tidak sadar.<br />
<br />
Kejadian berikutnya yang aku ingat, aku berada di sebuah ruangan gelap.<br />
Lantai yg terbuat dari semen itu, dan sebuah lampu kecil di dekat ventilasi.<br />
<br />
Akupun ingat disana ada 1 buah TV yg menempel pada dinding, dekat ventilasi, dalam keadaan mati.<br />
<br />
Berikutnya yg kulihat juga adalah sepasang speaker. Mirip seperti yg ada pada stadium baseball, yg berguna sebagai media informasi. Suaranya hanya mengeluarkan desiran bunyi blower AC. Ruangan tersebut sangat dingin, jauh berbeda dengan suhu luar.<br />
<br />
Akupun segera mencari keberadaan pintu kamar, tapi aku tidak menemukannya.<br />
Saat itu aku mulai panik. JAntungku berdetak keras, dan aku tidak tahu berada dimana saat ini.<br />
<br />
Tak lama kemudian terdengar suara dari speaker tersebut. Sepertinya suara tersebut diproses dengan bantuan software komputer atau sejenisnya, karena suara tsb terlalu aneh. Sangat berat dan bergema.<br />
<br />
“Selamat datang di kamar tahananku, Sabrian”, suara itu bergema pelan tetapi sangat jelas.<br />
<br />
“Siapa kamu. dan apa yang kamu inginkan?” tanyaku.<br />
Detak jantungku bertambah keras, setelah kuyakin aku sedang diculuk.<br />
Dan ketakutakanku yang paling memuncak adalah AKU AKAN DIBUNUH.<br />
<br />
“Tidak perlu tahu siapa aku atau rupaku, Sabrina. Mulai saat ini kamu harus melakukan apa yang kuperintah”, Suara itu terdengar kembali.<br />
<br />
Aku berusaha untuk menenangkan diri dengan berkata dalam hati, ‘Ini hanyalah lelucon orang yg tidak waras’.<br />
<br />
“Okay, cukup sudah lelucon ini, siapa ini?” tanyaku sambil tertawa, seolah-olah aku mengetahui permainan ini.<br />
<br />
“INI BUKAN LELUCON Sabrina!” balas suar itu mengema. “KAMU HARUS MELAKUKAN APA YANG AKU PERINTAH. Apakah kamu mengerti?”<br />
<br />
“Ya, aku mengerti” balasku menantang.<br />
Sepertinya ‘ia’ ingin meniru beberapa aksi dalam film2 yg biasa kita tonton.<br />
<br />
“Peraturannya sangat sederhana. Jika kamu tidak menuruti perintahku, kamu tidak akan mendapat makanan, air minum, penerangan dan udara segar.” KAtanya tegas mengancam.<br />
<br />
Tiba-tiba ruangan gelap seketika, ac mati, dan perlahan udara mulai pengap dan panas. Aku berusaha bertahan hingga suhu ruangan mulai bertambah panas.<br />
Aku sudah tidak tahan. “Tolong, jangan…jangan lakukan itu. Aku akan menuruti perintahmu” kataku memohon.<br />
<br />
“Click”, lampu menyala, dan suara kipas ac mulai berputar.<br />
<br />
“Buka pakaianmu wanita nakal, ….SEKARANG!” terdengar suara itu lagi memerintah.<br />
<br />
“Tolong, jangan. Jangan menyuruhku melakukan demikian”, aku memohon.<br />
<br />
“Click”, lampu mati dan ac pun mati.<br />
<br />
“Baik…baik”, balasku menuruti.<br />
<br />
Setelah lampu menyala dan AC hidup, aku segera melepas satu persatu pakaianku.<br />
Sekarang aku hanya mengenakan celana dalam dan BH saja.<br />
Ternyata ruangan bertambah terang dengan hidupnya lampu lain yang menempel pada dinding lain. Aku tidak tahu kalau lampu sorot itu ada didinding lain.<br />
Dan didinding tersebut kemudian nampak kaca/cermin berukuran sedang yang menempel pada dinding.<br />
<br />
Sekarang aku yakin, ‘pria’ ada dibalik kaca tersebut.<br />
<br />
“Hadap ke kaca ini, ….Aku ingin melihat dirimu”. “Buka semua pakaianmu!”, suara itu kembali memerintah.<br />
<br />
Sambil menghadap kaca, akupun melepaskan BH-ku.<br />
Samar kudengar dari speaker itu, hembusan nafasnya yang sedikit kencang. Sepertinya ia mengamati dan menikmati setiap sisi tubuhku.<br />
<br />
“Gengam payudaramu dengan kedua tanganmu…..pelintir puting susumu”, perintahnya kembali.<br />
<br />
Aku hanya berfikir, ‘Seperti apa perilaku aneh fucker satu ini, hingga menyuruhku berbuat demikian’. Tapi mengingat kondisiku yang seperti ini, aku tidak bisa berbuat apa-apa.<br />
<br />
Perlahan kuremas payudaraku sendiri dan kupilun kedua puting susuku. Kulakukan sesuai apa yang ia perintah.<br />
<br />
“Aku suka payudaramu….begitu menantang dan lembut….PELINTIR LAGI PUTINGMU!. Ah..begitu..Sabrina….kau melakukan dengan benar. Sekarang lepaskan celana dalammu!”<br />
<br />
“TTT tolong, saya, saya……”<br />
<br />
Kembali semua lampu mati berikut AC-nya.<br />
<br />
“OKAY, OKAY” aku berteriak kembali, “Kamu menang”, balasku kesal.<br />
<br />
“Nah…itu lebih baik Sabrina. Sekarang buka celana dalammu, aku akan memanaskan ruangan ini agar pantatmu sedikit berkeringat, apakah kamu mengerti?”<br />
<br />
“Ya tuan, aku mengerti”, balasku pelan.<br />
<br />
“Oh..yeah…pantatmu begitu indah..Sabrina”. “Hadapkan pantat itu padaku, atur posisinya untuk menunging, dan gosok dgn kedua tanganmu!”, perintahnya lagi sambil memuji.<br />
<br />
“Oh..yes..Sabrina..pantat dan bibir vaginamu begitu indah….Sekarang tekan dan masukkan jarimu dalan vaginamu”, perintahnya lagi.<br />
<br />
Akupun hanya menuruti perintahnya. Perlahan aku mulai memasukkan jari tengahku dalam vaginaku.<br />
<br />
“Vaginamu begitu segar..Sabrina..uhh, uhh. uhhh”. “Aku akan keluar Sabrina…”, celotehnya sambil melihat aksiku.<br />
Sepertinya ia sedang onani.<br />
<br />
“Lebih keras lagi Sabrina…masukkan jarimu lebih keras lagi!”, perintahnya.<br />
<br />
“Sekarang cabut jarimu, dan mulailah untuk keluar-masuk dalam vaginamu dengan keras”, perintahnya lagi.<br />
<br />
Aku hanya diam. Aku tidak ingin melakukannya.<br />
Lampupun segera mati berikut benda jahanam AC itu.<br />
<br />
“Okay..okay…”, teriakku kesal.<br />
<br />
Akupun menurutinya.<br />
Kurasakan vaginaku mulai membasah akibat jari tanganku yang mengesek-gesek klitorisku.<br />
Tak sadar kalau aku sedang diculik, aku mulai terangsang.<br />
Tapi aku sadar kalau ia mengamatiku dan aku tidak ingin keparat ini mengetahui kondisiku.<br />
<br />
“Terus lakukan Sabrina, buat dirimu terangsang”, perintahnya lagi.<br />
<br />
“Sial…sepertinya ia mengerti apa yg kurasakan saat ini”, teriakku dalam hati.<br />
<br />
Tak terasa aku mulai orgasm. Cairan spermaku mulai keluar dari vaginaku dan mengalir di kedua pahaku.<br />
<br />
“Ohhh…yeah..”, teriaku dalam hati saat aku mencapai orgasm.<br />
Kakiku mengejang beberapa saat saat orgasme itu datang mencapai puncak.<br />
<br />
“Ughhhhh yaaaaa, Aku datang Sabrina…..ohhhh yaaaaa………ohhhh, Sabrina, Aku keluar…..ooohhhh”, suaranya berteriak keras.<br />
<br />
“Ohh…spermaku begitu hangat. Menempel di penis dan tanganku”, katanya memberitahu.<br />
<br />
Perkataannya sungguh menambah imaginasi seksku. Jelas kubayangkan bagaimana sperma pria yang sedang menyembur keluar.<br />
Akupun semakin keras ‘menekan’ vaginaku dengan perkataannya…dan orgasme ke2 datang kembali…Aku mengejang dan menikmati klimaks tersebut…<br />
<br />
Setelah selesai aku duduk kembali tanpa menunggu perintahnya.<br />
Tak ada kata-kata dari dia setelah aksi ini.<br />
Keadaan begitu sepi dan aku sangat capek. Tanpa kusadari aku sudah tertidur.<br />
<br />
Entah berapa jam aku tertidur, saat aku sadar suara pintu yang terbuka dan suasana ruangan yang gelap tapi dingin.<br />
<br />
“Bangun Sabrina”, katanya.<br />
<br />
Aku sadar. Ternyata kedua kaki dan tanganku telah terikat.<br />
<br />
Aku mencari suara itu, dan ternyata ia sudah berada diselangkanganku.<br />
Pemuda tersebut termasuk tampan. Seandainya kami berteman baik dan berpacaran mungkin aku menikmati aksi ini.<br />
<br />
Perlahan tangannya mulai menjalar tubuhku sedangkan kepalanya tetap berada diantara selangkanganku.<br />
Tangan itu mulai meraih payudaraku dan memainkan puting susuku secara bergantian.<br />
<br />
Hembusan nafasnya terasa hangat saat wajahnya mulai mendekati selangkanganku.<br />
<br />
Aku mulai menangis.<br />
<br />
“Jangan khawatir Sabrina, Aku tidak akan melukaimu,…jika kamu menuruti perintahku”, katanya meyakinkanku.<br />
<br />
“Tolong…aku akan lakukan apa yg kau inginkan, tapi jangan perkosa saya”, pintaku memelas padanya.<br />
<br />
Tiba2 tangannya menampar wajahku.<br />
<br />
“Aku yang membuat peraturan disini Sabrina! Kamu cukup tutup mulut dan lakukan apa yang aku katakan”, teriaknya marah.<br />
<br />
Aku menjadi gemetar mendengar ancamannya ditambah rasa yang sedikit sakit pada pipiku.<br />
Selanjutnya ia segera mencium pinggulku dan bergerak menuju selangkanganku.<br />
<br />
“Ummmm”, erangnya sambil menjilati bibir vaginaku hingga akirnya lidah itu mulai masuk ke vaginakku.<br />
<br />
Aku lepas kontrol, secara refleks aku membuka selangkanganku lebih lebar agar ia bisa memasukkan lidahnya kedalam vaginaku lebih dalam lagi.<br />
<br />
Aku sudah tidak perduli lagi denga status diriku saat ini. Semakin dalam lidahnya menjalar vaginaku semakin aku tidak perduli dengannya.<br />
Vaginaku mulai basah dan bertambah basah.<br />
<br />
“Aku akan segera memasukkan penisku ke vaginamu.. Sabrina”, katanya lagi setelah merasa puas “mencicipi” vaginaku.<br />
<br />
Ia segera mengambil posisi untuk mulai menancapkan penisnya di vaginaku.<br />
<br />
“Ugh…rasakan ini!”, erangnya saat menancapkan batang penisnya dalam vaginaku.<br />
<br />
“Oughhh…”, tahanku saat batang penis itu mulai terbenam secara perlahan dalam vaginaku.<br />
Penis itu berukuran besar. Vaginaku terasa sesak dengan benda tersebut.<br />
<br />
Tetapi sepertinya ia masih akan menancapkan batangnya lebih dalam.<br />
<br />
‘Ohhh…my god…. Ini terlalu besar!’, teriaku dalam hati.<br />
<br />
“Cukup…cukup…aku sakit…”, tangisku berontak.<br />
<br />
“Ayolah…Sabrina..kamu pasti suka ini”. katanya memprotes tangisku.<br />
<br />
Dan kembali kali ini ia menekan penuh batang penisnya. “OUuuwwww….tidakkkk”, teriakku keras.<br />
cerita perkosaan<br />
Aku berontak keras dengan terjangan penis itu.<br />
Ini tidak seperti yang kubayangkan.<br />
<br />
“Cukup…cukup…cukkupp”, kataku memelas dengan sangat.<br />
<br />
Vaginaku terasa tersumbat rapat. Tak ada ruang sama sekali dalam vaginaku sehingga bisa membuatku sedikit nyaman.<br />
<br />
“Ohhhh…ya, ohhhh…ya”, balasna padaku. Iapun mulai mengenjot vaginaku cepat dan semakin cepat.<br />
Ia tidak perduli sama sekali dengan kondisiku yang menahan sakit akibat gesekan keras otot vaginaku dengan batang penisnya.<br />
Terasa perih, ngilu dan sakit.<br />
<br />
Seolah ia tak perduli dengan penderitaanku, hingga ia semakin mempercepat genjotannya.<br />
Nafasnya semakin cepat dan sepertinya ia akan segera keluar.<br />
<br />
“Oh fuckkkkkk”, jeritnya keras.<br />
<br />
Aku merasakan bagaimana denyut batang penis dan semburan spermanya dalam vaginaku.<br />
Entah berapa kali ia menyemprotkan spermanya dalam vaginaku hingga kurasakan cukup banyak yang keluar sperma tersebut dari vaginaku saat ia mencabut keluar batang penisnya.<br />
Mengalir deras membasahi dan mengarah kelubang anusku.<br />
<br />
“Uhhhhh God”. teriaknya puas.<br />
<br />
Ia menyentuh kembali payudaraku dan meremasnya. Kemudian ia duduk dikursi yang berada di depan ranjangku.<br />
<br />
Sambil menghidupkan sebatang rokok ia berkomentar, “Vagina mu terasa kencang Sabrina, menyenangkan sekali penisku mengenjotnya”.<br />
<br />
“Tidakkah kamu menikmatinya, Sabrina?”, tanyanya padakku.<br />
<br />
Aku hanya diam dan terisak menahan perih di vaginaku.<br />
Tapi aku tidak bisa apa dengan posisi terikat ini.<br />
Ingin rasanya aku mengurut vaginaku yang terasa sakit dan pegal.<br />
Penis jahanam ini, bukanlah ukuran yang normal.<br />
<br />
Perlahan ia mulai bangkit dari kursinya dan mendekatiku kembali.<br />
“Jangan…jangan lagi..”, teriakku memelas.<br />
<br />
“Tenang..Sabrina”, balasnya santai.<br />
<br />
Iapun mengambil kertas tisue dan membersihkan sperma yang mengalir diselangkanganku.<br />
<br />
Sambil membersihkan selangkanganku ia berkata, “Seandainya..kamu meerima…permainan kita tadi…mungkin kamu akan menikmatinya..”, katanya sambil berkomentar.<br />
<br />
“Aku sakit…tolong lepaskan aku”, protesku tanpa perduli dengan ocehannya.<br />
<br />
Pria bangsat ini sepertinya tidak akan melepaskanku. Ia hanya tertawa terkekeh-kekeh sambil membersihkan permukaan bibir vaginaku.<br />
<br />
Disaat membersihkan cairan vagina yg mengalir pada anusku…kurasakan jarinya mulai nakal dengam sedikit menekan lubang anusku.<br />
<br />
“Hentikan itu…hentikan itu”, berontak lagi.<br />
<br />
“Tenang Sabrina…aku hanya membersihkan sedikit sperma yang ada pada anusmu”, katanya menasehati.<br />
Aku hanya terisak-isak. Pikiranku sudah tidak menentu.<br />
<br />
Perlahan kurasakan kepalanya mulai mengarah pada anusku, kemudian menjilati bekas sperma yang ada pada anusku.<br />
<br />
Aku sudah tidak perduli lagi dengan aksinya. Yang kuinginkan sekarang agar ia menyelesaikan permainan ini dan membiarkan aku pergi.<br />
<br />
Cukup lama juga ia menjilati anusku hingga rasanya anusku basah karena air liurnya.<br />
<br />
Kemudian ia segera membalikkan tubuhku.<br />
<br />
Aku pikir ia telah selesai dengan permainan ini.<br />
Tapi tidak. Ini belum berakhir.<br />
<br />
“Apalagi sekarang?”, teriakku keras.<br />
<br />
“Hei…aku yang berkuasa disini Sabrina. Turuti kataku, dan kujamin engkau akan selamat”, perintahnya tegas membalas.<br />
<br />
“Tolong lepaskan aku…Aku berjanji tidak akan mengatakan pada siapapun atas kejadian ini”, kataku memelas sambil memberinya janji.<br />
<br />
Ia hanya diam tanpa membalas permintaanku.<br />
Yang kuingat ia mulai mengangkat pantatku dan ia duduk tetap didepan pantatku.<br />
<br />
Ia mulai memasukkan jarinya pada anusku, diselingi ciuman pada anusku.<br />
<br />
Aku hanya berontak, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Posisi duduk yang tepat diantara selangkangan pahaku membuatnya leluasa memainkan anus dan vaginaku.<br />
<br />
“Okay..Sabrina…aku harap kau bisa menikmati permainan ini dan bisa kita akhiri dengan cepat kejadian ini”, katanya berjanji.<br />
Aku hanya diam dan berharap ia segera mengakhiri penyiksaan ini.<br />
<br />
Ia kemudian mengarahkan penisnya pada anusku.<br />
<br />
Posisi pantatku yang ia angkat memudahkannya dalam penetrasi awal.<br />
Dengan kondisi yang menungging ia mulai sedikit demi sedikit memasukkan penisnya pada anusku.<br />
<br />
Aku sudah tidak tahan lagi menahan posisi menungging ini saat ia mulai menghunuskan batang penisnya lebih dalam.<br />
Aku terjerembab di kasur saat batang besar itu mulai masuk lebih dalam ke anusku.<br />
<br />
Dalam posisi terjerembabpun ia masih berusaha terus untuk menancapkan batang penisnya secara penuh pada anusku.<br />
diperkosa tetangga<br />
Aku hanya berusaha menahan segala rasa sakit dari setiap inchi batang penis saat masuk lebih dalam.<br />
<br />
“Ayo…wanita jalang…kamu pasti bisa menikmatinya!”, teriaknya sambil menekan habis batang penisnya.<br />
<br />
“Ooouuggghh…”, aku berteriak sambil menahan rasa sakit.<br />
<br />
Perlahan gerakan semakin cepat dalam mengenjot anusku.<br />
<br />
“Ohhh….yeaahhhh…ohh…yeahh…”, erangnya sambil mengenjot anusku.<br />
cerita seks pemerkosaan<br />
Ia sangat menikmati sekali aksi kali ini, sedangkan aku berusaha menahan rasa sakit.<br />
<br />
Tapi rasa sakit itu tak lama kemudian sedikit menghilang dan menjadi sedikit nikmat saat jari tangannya memainkan klitoris vaginaku.<br />
<br />
Aku mulai menikmati genjotannya pada anusku selagi ia terus mempermainkan klitorisku.<br />
Tapi aku tidak ingin menunjukkan ekspresi birahiku pada bangsat ini.<br />
Vaginaku mulai lembab kembali dan sedikit basah.<br />
<br />
“Ohhh…yeahhh…sayang….sekarang kamu menikmatinya…ya”, cerocosnya sambil terus mengenjot anusku.<br />
<br />
Bangsat…seperti..ia tahu aku menikmati aksi terakhir ini….<br />
<br />
Semakin cepat ia mengenjot anusku, semakin cepat pula gesekan pada klitorisku.<br />
Aku hanya diam tapi birahiku mulai bicara.<br />
<br />
“Ohh….yess….ohhh..yess…Sabrina. Pantatmu rasanya lebih nikmat”, erangnya liar.<br />
<br />
Aku biarkan saja aksi dan celotehannya, mencoba sedikit menikmati orgasme ku yg mulai bangkit.<br />
<br />
Aku sudah mulai tidak tahan dan kedua ‘lobangku’ yang dikerjain seperti ini.<br />
<br />
Aku mulai mencapai puncaknya…dan…akhhh…aku keluarrr….Oughhh…aku sedikit mengejang di moment ini, walaupun anusku tak henti-hentinya ia genjoti.<br />
<br />
Sepertinya ia pun segera mencapai puncaknya dan segera merangkulku dengan keras dari belakang. Sambil mempertahankan penisnya dalam anusku, sepertinya ia ingin agar spermanya menyemprot dalam anusku.<br />
<br />
Rangkulannya begitu keras, hingga beberapa kali kurasakan semprotan spermanya dalam anusku.<br />
<br />
“Ohh…yess….yess…yesss…..”, erangnya keras sambil menyemprotkan spermanya.<br />
cerita seks pemerkosaan<br />
Setelah spermanya keluar dan batang penis itu mulai lemas, ia lalu mencabutnya dan mengarahkan batang penis itu padaku untuk aku kulum dan bersihkan.<br />
Aku menolak tapi ia memaksa.<br />
Batang penis itupun aku kulum dan kubersihkan sisa sperma yang masih menempel pada batang penis itu.<br />
cerita dewasa pemerkosaan<br />
<br />
Sesaat ia terkulai lemas di punggungku dan tak lama kemudian ia segera keluar dari ruangan itu yang sebelumnya telah melepaskan semua ikatan pada tangan dan mataku.<br />
<br />
Tak lama kemudian kudengar kembali suara dari speaker itu, “Aku punya sesuatu untukmu Sabrina.”<br />
<br />
Tak lama kemudian TV ruangan tersebut menyala secara otomatis dan nampaklah video adegan ranjang yang telah kami lakukan.<br />
<br />
“Fuck you, kamu keparat”, aku berteriak keras.<br />
<br />
Tak lama kemudian video tersebut mati, dan kudengar suara yang agak gemuruh dari speaker itu.<br />
<br />
Ini cukup aneh.<br />
Tiba2 kudengar suara beberapa pria dari balik pintu.<br />
<br />
“Dalam sini, dalam sini….Dia pasti berada disini”.<br />
<br />
“Ada apa lagi ini”, pikirku. “Siapa lagi, kali ini?”<br />
<br />
“Brakkk…brakkk…!”, suara pintu yang jebol akibat hantaman sesuatu.<br />
Aku sangat terkejut.<br />
<br />
Belum sempat aku menyadari peristiwa ini, seorang petugas polisi membuka jaketnya dan menutupi tubuhku.<br />
<br />
“Ini, kenakan jaket ini”, katanya kemudian.<br />
<br />
God..thank…ternyata..petugas polisi mencariku setelah mendapat berita dari ibuku dan temanku Stacey tentang saat aku mulai menghilang.<br />
<br />
Setelah aku dibawa keluar dari ruang tersebut, ternyata ruang itu adalah sebuah garasi mobil yang tidak dipakai dan direnovasi sebagai mana yang aku rasakan.<br />
Garasi itu milik tetangga disebelah rumah bibiku.<br />
<br />
Aku juga melihat seorang pemuda yang sedang menundukkan kepala dari kursi belakang mobil polisi, dan kedua orang tuanya pada mobil polisi yang lain.<br />
<br />
Aku segera dibawa kerumah sakit dan menjalani terapi psikiater mengenai kejiwaanku.<br />
<br />
Bersama itu pula kujalani persidangan terhadap pria tersebut beserta kedua orang tuanya yang dianggap turut serta membantu kejahatan sang anak.<br />
<br />
Setahun telah berlalu peristiwa itu, dan aku merasa lepas beban psikologiku dengan menceritakan pengalaman pahitkku melalui milis disamping terapi berkala yg masih sedikit aku jalani.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
</span> <br />
<span class="fullpost">sumber:http://intl.feedfury.com/content/28279985-kumpulan-cerita-dewasa-perkosaan-aku-diperkosa-tetangga.html</span> <br />
<div style="margin-left: -4px; margin-top: 1em;"> <ins style="border: medium none; display: inline-table; height: 90px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;"><ins id="aswift_2_anchor" style="border: medium none; display: block; height: 90px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;"></ins></ins> </div></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-50710856365414154922011-04-13T09:54:00.000-07:002011-04-13T09:54:11.563-07:00Ngentot Diana - Siswi SMA 17 Tahun<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Malam itu tanggal 2 Juni 1999 sekitar pukul 21.30. Aku di dalam mobilku sedang keliling-keliling kota Jakarta. Rencananya aku hendak meliput persiapan kampanye partai-partai yang katanya sudah ada di seputar HI. Aneh, kampanye resminya besok, tapi sudah banyak yang bercokol di putaran HI sejak malam ini. Kelihatannya mereka tidak mau kalah dengan partai-partai lain yang kemarin dan hari ini telah memanjat patung selamat datang, memasang bendera mereka di sana. Tercatat pp, PND, PBB, PKB, PAN dan PK telah berhasil. Dengan korban beberapa orang tentu saja. Entah apa yang dikejar mereka, para simpatisan itu. Kebanggaan? Atau sebuah ketololan. Kalau ternyata mereka tewas atau cedera, berartikah pengorbanan mereka? Apakah para ketua partai itu kenal sama mereka? Apakah pemimpin partai itu menghargai kenekadan mereka? Lho, kok aku bicara politik. Biarinlah. Macam-macam saja ulah mereka, maklumlah sudah saat kampanye terakhir<br />
<br />
buat partai-partai di Jakarta ini.<br />
<br />
Di depan kedutaan Inggris aku parkirkan mobilku, bersama banyak mobil lainnya. Memang aku lihat ada beberapa kelompok, masing-masing dengan bendera partai mereka dan atribut yang bermacam-macam. Aku keluarkan kartu persku, tergantung di leher. Juga Nikon, kawan baik yang menjadi sumber nafkahku. Aku mendekati kerumunan simpatisan partai. Bergabung dengan mereka. Berusaha mencari informasi dan momen-momen penting yang mungkin akan terjadi.<br />
<br />
Saat itulah pandanganku bertemu dengan tatap mata seorang gadis yang bergerombol dengan teman-temannya di atap sebuah mini bus. Wajahnya yang cantik tersenyum kepadaku. Gadis itu memakai kaos partai yang mengaku reformis,---aku rahasiakan saja baiknya---yang telah dipotong sedikit bagian bawahnya, sehinggs seperti model tank top, sedangkan bawahannya memakai mini skirt berwarna putih. Di antara teman-temannya, dia yang paling menonjol. Paling lincah, paling menarik.<br />
"Mas, Mas wartawan ya?" katanya kepadaku.<br />
"Iya".<br />
"Wawancarai kita dong", Salah seorang temannya nyeletuk.<br />
"Emang mau?".<br />
"Tentu dong. Tapi photo kita dulu..."<br />
<br />
Nah darisinilah berawal cerita ini dan kini ku koleksi dalam kenangan sehingga menjadi <a href="http://kumpulan-cerita-dewasa.blogspot.com/" rel="nofollow">Kumpulan Cerita Dewasa</a><br />
<br />
Mereka beraksi saat kuarahkan kameraku kepada mereka. Dengan lagak dan gaya masing-masing mereka berpose.<br />
"Kenapa sudah ada di sini, sih? Bukankah ____ (nama partai) baru besok kampanyenya?".<br />
"Biarin Mas, daripada besok dikuasai partai lain?".<br />
"Memang akan terus di sini? Sampai pagi?".<br />
"Iya, demi ____ (nama partai), kami rela begadang semalaman."<br />
"Hebat."<br />
"Mas di sini aja, Mas. Nanti pasti ada lagi yang ingin manjat tugu selamat datang." Kata gadis yang menarik perhatianku itu.<br />
<br />
Aku pun duduk dekat mereka, berbincang tentang pemilu kali ini. Harapan-harapan mereka, tanggapan mereka, dan pendapat mereka. Mereka lumayan loyal terhadap partai mereka itu, walaupun tampak sedikit kecewa, karena pemimpin partai mereka itu kurang berani bicara. Padahal diproyeksikan untuk menjadi calon presiden. Aku maklum, karena tahu latar belakang pemimpin yang mereka maksudkan itu.<br />
"Eh, nama kalian siapa?" Tanyaku, "Aku Ray."<br />
"Saya Diana." Kata cewek manis itu, lalu teman-temannya yang lain pun menyebut nama. Kami terus bercakap-cakap, sambil minum teh botol yang dijual pedagang asongan.<br />
<br />
Waktu terus berlalu. Beberapa kali aku meninggalkan mereka untuk mengejar sumber berita. Malam itu bundaran HI didatangi Kapolri yang meninjau dan 'menyerah' melihat massa yang telah bergerombol untuk pawai dan kampanye, karena jadwal resminya adalah pukul 06.00 - 18.00.<br />
Saat aku kembali, gerombolan Diana masih ada di sana.<br />
"Saya ke kantor dulu ya, memberikan kaset rekaman dan hasil photoku. Sampai ketemu." Pamitku.<br />
"Eh, Mas, Mas Ray! Kantornya "x" (nama koranku), khan. Boleh saya menumpang?" Diana berteriak kepadaku.<br />
"Kemana?"<br />
"Rumah. Rumah saya di dekat situ juga."<br />
"Boleh saja." Kataku, "Tapi katanya mau tetap di sini? Begadang?"<br />
"Nggak deh. Ngantuk. Boleh ya? Gak ada yang mau ngantarin nih."<br />
Aku pun mengangguk. Tapi dari tempatku berdiri, aku dapat melihat di dalam mini bus itu ada sepasang remaja berciuman.<br />
<br />
Benar-benar kampanye, nih? Sama saja kejadian waktu meliput demontrasi mahasiswa dulu. Waktu teriak, ikutan teriak. Yang pacaran, ya pacaran. (Ini cuma sekedar nyentil, lho. Bukan menghujat. Angkat topi buat gerakan mahasiswa kita! Peace!)<br />
Diana menggandengku. Aku melambai pada rekan-rekannya.<br />
"Diana! Pulang lho! Jangan malah..." Teriak salah seorang temannya.<br />
Diana cuma mengangkat tinjunya, tapi matanya kulihat mengedip.<br />
<br />
Lalu kami pun menuju mobilku. Dengan lincah Diana telah duduk di sampingku. Mulutnya berkicau terus, bertanya-tanya mengenai profesiku. Aku menjawabnya dengan senang hati. Terkadang pun aku bertanya padanya. Dari situ aku tahu dia sekolah di sebuah SMA di daerah Bulungan, kelas 2. Tadi ikut-ikutan teman-temannya saja. Politik? Pusing ah mikirinnya.<br />
Usianya baru <a href="http://ceritadewasadi.blogspot.com/" rel="nofollow">17 tahun</a>, tapi tidak mendaftar pemilu tahun ini. Kami terus bercakap-cakap. Dia telah semakin akrab denganku.<br />
"Kamu sudah punya pacar, belum?" Tanyaku.<br />
"Sudah." Nadanya jadi lain, agak-agak sendu.<br />
"Tidak ikut tadi?"<br />
"Nggak."<br />
"Kenapa?"<br />
"Lagi marahan aja."<br />
"Wah.., gawat nih."<br />
"Biarin aja."<br />
"Kenapa emangnya?"<br />
"Dia ketangkap basah selingkuh dengan temanku, tapi tidak mengaku."<br />
"Perang, dong?"<br />
"Aku marah! Eh dia lebih galak."<br />
"Dibalas lagi dong. Jangan didiemin aja."<br />
"Gimana caranya?" Tanyanya polos.<br />
"Kamu selingkuh juga." Jawabku asal-asalan.<br />
"Bener?"<br />
"Iya. Jangan mau dibohongin, cowok tu selalu begitu."<br />
"Lho, Mas sendiri cowok."<br />
"Makanya, aku tak percaya sama cowok. Sumpah, sampai sekarang aku tak pernah pacaran sama cowok. Hahaha."<br />
Dia ikut tertawa.<br />
<br />
Aku mengambil rokok dari saku depan kemejaku, menyalakannya. Diana meminta satu rokokku. Anak ini badung juga. Sambil merokok, dia tampak lebih rileks, kakinya tanpa sadar telah nemplok di dashboardku. Aku merengut, hendak marah, tapi tak jadi, pahanya yang mulus terpampang di depanku, membuat gondokku hilang.<br />
<br />
Setelah itu aku mulai tertarik mencuri-curi pandang. Diana tak sadar, dia memejamkan mata, menikmati asap rokok yang mengepul dan keluar melalui jendela yang terbuka. Gadis ini benar-benar cantik. Rambutnya panjang. Tubuhnya indah. Dari baju kaosnya yang pendek, dapat kulihat putih mulus perutnya. Dadanya mengembang sempurna, tegak berisi.<br />
Tanpa sadar penisku bereaksi.<br />
Aku menyalakan tape mobilku. Diana memandangku saat sebuah lagu romantis terdengar.<br />
"Mas, setelah ini mau kemana?"<br />
"Pulang. Kemana lagi?"<br />
"Kita ke pantai saja yuk. Aku suntuk nih." Katanya menghembuskan asap putih dari mulutnya.<br />
"Ngapain"<br />
"Lihat laut, ngedengerin ombak, ngapain aja deh. Aku males pulang jadinya. Selalu ingat Ipet, kalau aku sendirian."<br />
"Ipet?"<br />
"Pacarku."<br />
"Oh. Tapi tadi katanya ngantuk?"<br />
"Udah terbang bersama asap." Katanya, tubuhnya doyong ke arahku, melingkarkan lengan ke bahuku, dadanya menempel di pangkal tangan kiriku. Hangat.<br />
"Bolehlah." Kataku, setelah berpikir kalau besok aku tidak harus pagi-pagi ke kantor. Jadi setelah mengantar materi yang kudapat kepada rekanku yang akan membuat beritanya, aku dan Diana menuju arah utara. Ancol! Mana lagi pantai di Jakarta ini.<br />
<br />
Aku parkirkan mobil Kijangku di pinggir pantai Ancol. Di sana kami terdiam, mendengarkan ombak, begitu istilah Diana tadi. Sampai setengah jam kami hanya berdiam. Namun kami duduk telah semakin rapat, sehingga dapat kurasakan lembutnya tubuh yang ada di sampingku.<br />
<br />
Tiba-tiba Diana mencium pipiku.<br />
"Terima kasih, Mas Ray."<br />
"Untuk apa?"<br />
"Karena telah mau menemani Diana."<br />
Aku hanya diam. Menatapnya. Dia pun menatapku. Perlahan menunduk. Kunikmati kecantikan wajahnya. Tanpa sadar aku raih wajahnya, dengan sangat perlahan-lahan kudekatkan wajahku ke wajahnya, aku cium bibirnya, lalu aku tarik lagi wajahku agak menjauh. Aku rasakan hatiku tergetar, bibirku pun kurasakan bergetar, begitu juga dengan bibirnya. Aku tersenyum, dan ia pun tersenyum. Kami berciuman kembali. Saat hendak merebahkannya, setir mobil menghalang gerakan kami. Kami berdua pindah ke bangku tengah Kijangku. Aku cium kening Diana terlebih dahulu, kemudian kedua matanya, hidungnya, kedua pipinya, lalu bibirnya. Diana terpejam dan kudengar nafasnya mulai agak terasa memburu, kami berdua terbenam dalam ciuman yang hangat membara. Tanganku memegang dadanya, meremasnya dari balik kaos tipis dan bhnya.<br />
<br />
Sesaat kemudian kaos itu telah kubuka. Aku arahkan mulutku ke lehernya, ke pundaknya, lalu turun ke buah dadanya yang indah, besar, montok, kencang, dengan puting yang memerah. Tanganku membuka kaitan BH hitamnya. Aku mainkan lidahku di puting kedua buah dadanya yang mulai mengeras. Yang kiri lalu yang kanan.<br />
"Mas Ray, kamu tau saja kelemahan saya, saya paling nggak tahan kalo dijilat susu saya..., aahh...".<br />
<br />
Aku pun sudah semakin asyik mencumbu dan menjilati puting buah dadanya, lalu ke perutnya, pusarnya, sambil tanganku membuka mini skirtnya.<br />
Terpampanglah jelas tubuh telanjang gadis itu. Celana dalamnya yang berwarna hitam, menerawangkan bulu-bulu halus yang ada di situ. Kuciumi daerah hitam itu.<br />
<br />
Aku berhenti, lalu aku bertanya kepada Diana<br />
"Diana kamu udah pernah dijilatin itunya?"<br />
"Belum..., kenapa?".<br />
"Mau nyoba nggak?".<br />
Diana mengangguk perlahan.<br />
Takut ia berubah pikiran, tanpa menunggu lebih lama lagi langsung aku buka celana dalamnya, dan mengarahkan mulutku ke kemaluan Diana yang bulunya lebat, kelentitnya yang memerah dan baunya yang khas. Aku keluarkan ujung lidahku yang lancip lalu kujilat dengan lembut klitorisnyana.<br />
Beberapa detik kemudian kudengar desahan panjang dari Diana<br />
"sstt... Aahh!!!"<br />
Aku terus beroperasi di situ<br />
"aahh..., Mas Ray..., gila nikmat bener..., Gila..., saya baru ngerasain nih nikmat yang kayak gini..., aahh..., saya nggak tahan nih..., udah deh..."<br />
<br />
Lalu dengan tiba-tiba ia menarik kepalaku dan dengan tersenyum ia memandangku. Tanpa kuduga ia mendorongku untuk bersandar ke bangku, dengan sigapnya tangannya membuka sabuk yang kupakai, lalu membuka zipper jins hitamku. Tangannya menggapai kemaluanku yang sudah menegang dan membesar dari tadi. Lalu ia memasukkan batang kemaluanku yang besar dan melengkung kedalam mulutnya.<br />
"aahh..." Lenguhku<br />
Kurasakan kehangatan lidah dalam mulutnya. Namun karena dia mungkin belum biasa, giginya beberapa kali menyakiti penisku.<br />
"Aduh Diana, jangan kena gigi dong..., Sakit. Nanti lecet..."<br />
<br />
Kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku yang keras, ia jilati melingkar, ke kiri, ke kanan, lalu dengan perlahan ia tekan kepalanya ke arahku berusaha memasukkan kemaluanku semaksimal mungkin ke dalam mulutnya. Namun hanya seperempat dari panjang kemaluanku saja kulihat yang berhasil terbenam dalam mulutnya.<br />
"Ohk!.., aduh Mas Ray, cuma bisa masuk seperempat..."<br />
"Ya udah Diana, udah deh jangan dipaksaain, nanti kamu tersedak."<br />
Kutarik tubuhnya, dan kurebahkan ia di seat Kijangku. Lalu ia membuka pahanya agak lebar, terlihat samar-samar olehku kemaluannya sudah mulai lembab dan agak basah. Lalu kupegang batang kemaluanku, aku arahkan ke lubang kemaluannya. Aku rasakan kepala kemaluanku mulai masuk perlahan, kutekan lagi agak perlahan, kurasakan sulitnya kemaluanku menembus lubang kemaluannya.<br />
Kudorong lagi perlahan, kuperhatikan wajah Diana dengan matanya yang tertutup rapat, ia menggigit bibirnya sendiri, kemudian berdesah.<br />
"sstt..., aahh..., Mas Ray, pelan-pelan ya masukkinnya, udah kerasa agak perih nih..."<br />
<br />
Dan dengan perlahan tapi pasti kudesak terus batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Diana, aku berupaya untuk dengan sangat hati-hati sekali memasukkan batang kemaluanku ke lubang vaginanyana. Aku sudah tidak sabar, pada suatu saat aku kelepasan, aku dorong batang kemaluanku agak keras. Terdengar suara aneh. Aku lihat ke arah batang kemaluanku dan kemaluan Diana, tampak olehku batang kemaluanku baru setengah terbenam kedalam kemaluannya. Diana tersentak kaget.<br />
"Aduh Mas Ray, suara apaan tuh?"<br />
"Nggak apa-apa, sakit nggak?"<br />
"Sedikit..."<br />
"Tahan ya.., sebentar lagi masuk kok..."<br />
<br />
Dan kurasakan lubang kemaluan Diana sudah mulai basah dan agak hangat. Ini menandakan bahwa lendir dalam kemaluan Diana sudah mulai keluar, dan siap untuk penetrasi. Akhirnya aku desakkan batang kemaluanku dengan cepat dan tiba-tiba agar Diana tidak sempat merasakan sakit, dan ternyata usahaku berhasil, kulihat wajah Diana seperti orang yang sedang merasakan kenikmatan yang luar biasa, matanya setengah terpejam, dan sebentar-sebentar kulihat mulutnya terbuka dan mengeluarkan suara. "sshh..., sshh..."<br />
Lidahnya terkadang keluar sedikit membasahi bibirnya yang sensual. Aku pun merasakan nikmat yang luar biasa. Kutekan lagi batang kemaluanku, kurasakan di ujung kemaluanku ada yang mengganjal, kuperhatikan batang kemaluanku, ternyata sudah masuk tiga perempat kedalam lubang kemaluan Diana.<br />
<br />
Aku coba untuk menekan lebih jauh lagi, ternyata sudah mentok..., kesimpulannya, batang kemaluanku hanya dapat masuk tiga perempat lebih sedikit ke dalam lubang kemaluan Diana. Dan Diana pun merasakannya.<br />
"Aduh Mas Ray, udah mentok, jangan dipaksain teken lagi, perut saya udah kerasa agak negg nih, tapi nikmat…., aduh..., barangmu gede banget sih Mas Ray..."<br />
<br />
Aku mulai memundur-majukan pantatku, sebentar kuputar goyanganku ke kiri, lalu ke kanan, memutar, lalu kembali ke depan ke belakang, ke atas lalu ke bawah. Kurasakan betapa nikmat rasanya kemaluan Diana, ternyata lubang kemaluan Diana masih sempit, walaupun bukan lagi seorang perawan. Ini mungkin karena ukuran batang kemaluanku yang menurut Diana besar, panjang dan kekar. Lama kelamaan goyanganku sudah mulai teratur, perlahan tapi pasti, dan Diana pun sudah dapat mengimbangi goyanganku, kami bergoyang seirama, berlawanan arah, bila kugoyang ke kiri, Diana goyang ke kanan, bila kutekan pantatku Diana pun menekan pantatnya.<br />
<br />
Semua aku lakukan dengan sedikit hati-hati, karena aku sadar betapa besar batang kemaluanku untuk Diana, aku tidak mau membuatnya menderita kesakitan. Dan usahaku ini berjalan dengan mulus. Sesekali kurasakan jari jemari Diana merenggut rambutku, sesekali kurasakan tangannya mendekapku dengan erat.<br />
Tubuh kami berkeringat dengan sedemikian rupa dalam ruangan mobil yang mulai panas, namun kami tidak peduli, kami sedang merasakan nikmat yang tiada tara pada saat itu. Aku terus menggoyang pantatku ke depan ke belakang, keatas kebawah dengan teratur sampai pada suatu saat.<br />
"Aahh Mas Ray..., agak cepet lagi sedikit goyangnya..., saya kayaknya udah mau keluar nih..."<br />
Diana mengangkat kakinya tinggi, melingkar di pinggangku, menekan pantatku dengan erat dan beberapa menit kemudian semakin erat..., semakin erat..., tangannya sebelah menjambak rambutku, sebelah lagi mencakar punggungku, mulutnya menggigit kecil telingaku sebelah kanan, lalu terdengar jeritan dan lenguhan panjang dari mulutnya memanggil namaku.<br />
"Mas Ray..., aahh..., mmhhaahh..., Aahh..." Dia kelojotan. Kurasakan lubang kemaluannya hangat, menegang dan mengejut-ngejut menjepit batang kemaluanku.<br />
"aahh..., gila..., Ini nikmat sekali..." Teriakku.<br />
<br />
Baru kurasakan sekali ini lubang kemaluan bisa seperti ini. Tak lama kemudian aku tak tahan lagi, kugoyang pantatku lebih cepat lagi keatas kebawah dan, Tubuhku mengejang.<br />
"Mas Ray..., cabut..., keluarin di luar..."<br />
Dengan cepat kucabut batang kemaluanku lalu sedetik kemudian kurasakan kenikmatan luar biasa, aku menjerit tertahan<br />
"aahh..., ahh..." Aku mengerang.<br />
"Ngghh..., ngghh.."<br />
Aku pegang batang kemaluanku sebelah tangan dan kemudian kurasakan muncratnya air maniku dengan kencang dan banyak sekali keluar dari batang kemaluanku.<br />
Chrootth..., chrootthh..., crothh..., craatthh..., sebagian menyemprot wajah Diana, sebagian lagi ke payudaranya, ke dadanya, terakhir ke perut dan pusarnya.<br />
<br />
Kami terkulai lemas berdua, sambil berpelukan.<br />
"Mas Ray..., nikmat banget main sama kamu, rasanya beda sama kalo saya gituan sama Ipet. Enakan sama kamu. Kalau sama Ipet, saya tidak pernah orgasme, tapi baru sekali disetubuhi kamu, saya bisa sampai, barang kali karena barang kamu yang gede banget ya?" Katanya sambil membelai batangku yang masih tegang, namun tidak sekeras tadi.<br />
"Saya nggak bakal lupa deh sama malam ini, saya akan inget terus malem ini, jadi kenangan manis saya"<br />
Aku hanya tersenyum dengan lelah dan berkata "Iya Diana, saya juga, saya nggak bakal lupa".<br />
<br />
Kami pun setelah itu menuju kostku, kembali memadu cinta. Setelah pagi, baru aku mengantarnya pulang. Dan berjanji untuk bertemu lagi lain waktu. <br />
<div style="margin-left: -4px; margin-top: 1em;"> <ins style="border: medium none; display: inline-table; height: 90px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;"><ins id="aswift_2_anchor" style="border: medium none; display: block; height: 90px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;">s<span style="font-size: xx-small;">umber:http://intl.feedfury.com/content/29512159-ngentot-diana-siswi-sma-17-tahun-cerita-dewasa.html</span></ins></ins> </div></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-31457910249545096482011-04-13T09:51:00.000-07:002011-04-13T09:51:46.061-07:00Cerita Seks Siswi SMU<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Cerita Seks Siswi SMU ini merupakan kisah nyata seorang anggota forum . <br />
Kejadian ini terjadi pada saat aku kelass 3 SMA dan baru jadian sekitar 3 bulanan dengan Vina. <br />
Saat itu kota “S” sedang musim hujan dan saat pulang sekolah hari sudah sangat mendung. Aku yang saat itu belum kos dan masih numpang di rumah sepupuku berniat mengajak Vina nonton film di rumah yang kebetulan sedang sepi karena sepupuku sedang keluar kota beberapa hari.<br />
<br />
Jaman itu masih VCD dan belum ada DVD, kami sengaja meminjam film2 drama remaja yang sedang ramai di bioskop (maklum di kota “S” tidak ada bioskop jadi cuma bisa nonton di VCD). Setelah meminjam beberapa VCD dan membeli beberapa makanan ringan, aku segera membonceng Vina di motor tuaku menuju rumah sepupuku. Beruntung kami tiba sebelum hujan deras datang yang tiba2 turun setelah kami masuk kedalam rumah.<br />
Segera saja aku putar film pertama tanpa berganti pakaian, saat itu kami masih mengenakan seragam abu2 SMA. Aku duduk di sofa sementara Vina duduk disampingku sambil mengunyah makanan ringan yang kami beli. Saat film sudah diputar Vina nampaknya serius mengikuti film drama remaja tersebut sementara aku sebentar2 melirik Vina sambil memandang wajah manisnya dan agak sedikit nakal aku lirik celah2 seragam SMA-nya di bagian teteknya yang mungil. Sambil berpikiran nakal aku turun dari sofa dan duduk di lantai karpet bersandar ke kaki sofa, aku ajak Vina duduk didepanku dan aku peluk dari belakang. Sambil mengunyah makanan Vina bersandar manja didadaku dan menikmati cerita film yang diputar, aku sendiri tidak konsen menonton film karena saat itu aku sibuk melirik belahan dada Vina dibalik seragam SMA-nya dan aku pun mulai beraksi.<br />
<br />
Tanganku memeluk Vina sambil menghusap perutnya yang rata dan sesekali aku ciumi rambut panjangnya yang wangi, Vina nampaknya lebih berkonsentrasi menonton film daripada memperhatikan aksiku. Tak puas hanya menghusap perutnya dibalik seragam SMA-nya itu, tanganku mulai menghusap teteknya dari luar perlahan….tanganku sedikit gemetar karena itu pertama kali aku menyentuh tetek mungil Vina walau dari luar. Ehm….nampaknya Vina tidak sadar atau sengaja berkonsentrasi dengan film yang sedang diputar….kesempatan itu aku tidak sia2kan. Kedua tanganku kini menghusap2 kedua tetek mungil Vina yang masih berbalut seragam SMA-nya…..teteknya sangat hangat dan kenyal setelah aku remas perlahan beberapa kali. Vina mendesah perlahan saat kedua teteknya aku remas pelan2 dan aku ciumi rambutnya dari belakang…..dia tidak berkomentar sedikitpun dan masih asik atau puar2 asik melihat film tersebut. Sementara tangan kiriku menggegam teteknya yang hangat, kenyal, dan tidak seberapa besar tersebut, tangan kananku mulai menghusap paha kanannya sambil menyibakkan rok abu2nya…..Vina menanggapi hal itu dengan meremas pahaku dan tangannya aku arahkan untuk meremas-remas kontolku yang sudah tegang daritadi. Tangan kananku bergerilya dibalik rok SMA-nya, pahanya mulus dan hangat sekali…..tanganku mulai naik menuju memeknya dan menghusap memeknya dibalik CD putih katunnya….tiba2 Vina berbalik kearahku dan mencium bibirku….bibir merahnya mengulum bibirku dan aku pun membalasnya dengan penuh nafsu…sesekali aku hisap lidahnya dan membuat dia sedikit sulit bernafas….dia menarik bibirnya dari bibirku dan berkata “kamu lagi pengen ya?aku gamau ml dulu sayang…maaf ya” Aku mengangguk perlahan sambil berkata “sial!” dalam hati…..”Iya sayang aku lg pengen tapi kalo kamu belum siap gakpapa kok…tapi kamu puasin aku ya”.<br />
<br />
Aku kembali duduk di sofa dan minta Vina duduk diatasku sambil menghadapku…..Vina memegang kepalaku dengan lembut dan kembali kita saling berciuman bibir dengan nafsu memburu…sementara kedua tanganku menghusap paha mulusnya yang sedikit terbuka karena posisi duduknya yang mengangkang diatas pahaku. Lama bibir dan lidah kita saling mengulum…dan aku mulai membuka kancing seragam SMA-nya satu persatu sambil sesekali menciumi bagian atas teteknya yang mulus namun mungil itu. Setelah kancing seragam SMA-nya terbuka semua…aku sibakkan BH-nya keatas untuk melihat gundukan Indah dibalinya…aku sempat menelan ludah sebentar menahan gemas bentuk teteknya yang bulat mungil namun menggemaskan itu…putingnya mungil sekali dan berwarna coklat kemerahan…segera aku netek di putting susunya dan melumatnya mulai dari lembut sampai sedikit kasar. Aku netek bergantian hingga kedua putingnya yang mengeras sedikit bengkak karena sedotan dan lumatanku. Puas dengan kedua putingnya, aku gigit daerah sekitar putingnya di teteknya dan aku sedot dalam2 hingga memar dan aku buat beberapa tanda merah2 di teteknya yang menggemaskan itu…Vina menggigit bibirnya saat puting dan teteknya aku lumat habis2an….sesekali dia menjambak rambutku dengan lembut sambil berkata “pelan2 sayang…”. Kontolku yang mengeras sejak tadi tampaknya butuh sentuhan juga nih…aku minta Vina berlutut dihadapanku dan segera aku keluarkan kontolku dihadapannya….tangan mulus mungilnya aku minta genggam tititku dan mengocoknya dengan lembut…”titit kamu gede banget sayang…..aku boleh kulum gak?”…tiba2 Vina bertanya seperti itu dengan nakalnya…tanpa basa-basi segera aku iyakan dan kini dia sibuk mengulum kontolku yang agak super sehingga mulutnya yang mungil nampaknya tak mampu menampung seluruh kontolku. Sesekali aku usap rambutnya sambil aku merem melek keenakkan….kuluman Vina memang tidak seenak mantanku terdahulu namun cara dia menggenggam dan mengocok kontolku sangat luar biasa…enaknya. Tanpa terasa kontolku mulai bergemuruh dan tampaknya Vina mengetahui hal itu “kamu mau keluarin dimana? Ditetekku yang habis kamu lumat ini aja ya…??”…kocokan Vina semakin cepat sementara Vina merapatkan teteknya yang penuh memar merah hisapanku ke kontolku…seorang wanita berseragam SMA dengan tetek penuh memar yang terpampang terbuka itu kini menatapku dengan nakal melihat ekspresi wajahku yang menahan gemuruh menahan klimaksku......dan croootttttt!!! segera saja spermaku muncrat diteteknya dan sedikit mengenai seragam SMA-nya....tetek Vina penuh dengan sperma dan tangannya masih menggenggam kontolku dengan lembut.....itulah pengalaman Vina dengan seragam SMA-nya yang terus berlanjut hingga kami kuliah....<br />
<span style="font-size: xx-small;">sumber:http://intl.feedfury.com/content/31692846-cerita-seks-siswi-smu.html </span><br />
<div class="blogger-post-footer"><img height="1" src="http://res1.blogblog.com/tracker/4618411657940449938-7639529754394965236?l=kumpulan-cerita-dewasa.blogspot.com" width="1" /></div></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-63204250380066434652011-04-11T07:36:00.001-07:002011-04-11T07:36:46.251-07:00Ingin seks dahsyat? Mawar jawabannya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<img align="left" border="0" class="caption" height="442" src="http://media.onsugar.com/files/2011/02/08/5/1444/14441776/cc/women-love-sex.jpg" title="(Istimewa)" width="588" />Tidak bisa dinafikan jika tempat juga menunjang gairah bercinta. Suasana kamar amat mempengaruhi mood Anda dan pasangan.<br />
<br />
Dikutip dari womenshealth, sejumlah desainer interior memberikan tips dekorasi kamar yang bisa membuat pengalaman bercinta lebih menyenangkan. Ini dia saran dari mereka:<br />
<br />
1. Studi terbaru yang diterbitkan<em> Scandinavian Journal of Psychology </em>menemukan bahwa wanita akan memberikan 'performa terbaiknya' dalam bercinta, jika ada unsur tanaman di ruangan. Hiasi kamar Anda dengan bunga mawar. Bunga mawar memiliki zat kimia alami bernama phenylethylamine yang bisa membangkitkan mood bercinta. Ingin lebih kreatif? Taburi tempat tidur dan lantai kamar Anda dengan ratusan kelopak bunga lili atau lavender. Menurut Smell & Taste Treatment and Research Foundation, bunga-bunga beraroma 'manis' bisa membantu meningkatkan gairah pada pria.<br />
<br />
2. Jenny Oman, seorang ahli tata dekorasi menyarankan untuk mengombinasikan material sutera dan satin untuk selimut dan sarung bantal. Material bertekstur lembut dan mewah bisa membuat kegiatan bercinta lebih 'panas'. Pilih warna-warna pekat seperti merah tua atau pink untuk menghadirkan aura sensual dan mewah pada kamar Anda.<br />
<br />
3. Saat akan membangun mood bercinta, jangan pasang lampu yang terlalu terang. Pilihlah lampu dengan pendar cahaya jingga, bukan neon putih.<br />
<br />
Atau, anda bisa memberi tudung/kap lampu yang terbuat dari material transparan. Desainer Interior Robert Verdi menyarankan untuk menggunakan tudung berwarna pink atau oranye.<br />
<br />
Pendar warna pink memberi nuansa lembut dan menenangkan, cocok untuk membangun mood bercinta setelah menjalani kesibukan di siang harinya. Sementara oranye menciptakan suasana kamar hangat dan sensual, sehingga gairah bercinta pun meningkat.<br />
<br />
4. Menempatkan cermin di samping tempat tidur bisa membuat Anda merasa<em> sophisticated. </em>Untuk memanjakan visual Anda dan pasangan, nyalakan lilin di lantai, tepatnya di bawah cermin untuk menciptakan bayangan romantis.<br />
<br />
5. Pilih lilin beraroma citrus, yang bisa meningkatkan peredaran darah 'penile' hingga 20 persen.<br />
<br />
6. Gairah untuk bercinta bisa meningkat dengan warna-warna tertentu. Cat kamar Anda dengan warna oranye. Warna ini membangkitkan semangat, memberi energi dan kesan hangat pada ruangan. Anda tidak perlu mencat semua dinding kamar, cukup cat di dinding belakang tempat tidur. Selamat mencoba.<br />
sumber:http://www.waspada.co.id/ </div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-28247746553850793702011-04-11T07:35:00.001-07:002011-04-11T07:35:48.940-07:00Ratusan foto intim Christina Aguilera beredar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="img_caption left" style="float: left; width: 300px;"><img align="left" border="0" class="caption" height="485" src="http://www.dailystab.com/blog/wp-content/uploads/2010/12/christina_aguilera_matt-rutler-1.jpg" title="(dailystab.com)" width="300" />(dailystab.com)</div>Christina Aguilera harus menelan malu akibat kelalaiannya meninggalkan kartu memori kameranya di sebuah hotel di Perancir. Ratusan foto intim penyanyi ini beredar di dunia maya.<br />
<br />
Menurut situs <em>Daily Mail, </em> foto-foto yang beredar menunjukkan Aguilera dalam berbagai situasi termasuk saat pesta lajang Nicole Richie. Sebagian lainnya memperlihatkan wanita 30 tahun itu saat berada di kamar bersama pacar barunya, Matthew Rutler.<br />
<br />
Foto-foto yang berasal dari Juni sampai November tahun lalu muncul karena dijual di sebuah situs di Amerika Serikat oleh seorang pria yang diduga menemukan kartu memori kamera milik Aguilera.<br />
<br />
Situs itu mengklaim memiliki foto ‘romantis’ Aguilera dan Rutler. Beberapa foto kabarnya memperlihatkan pasangan tersebut bercumbu di beberapa lokasi. Sementara foto lainnya menunjukkan Aguilera dan Rutler sedang tidur di tempat tidur.<br />
<br />
Aguilera dan Rutler bertemu tahun lalu di Burlesque. Aguilera bercerai dengan suaminya, Jordan Bratman, pada Oktober 2010.<br />
<br />
Sebanyak 50 puluh foto lainnya memperlihatkan Aguilera saat menghadiri pesta lajang Nicole Richie di Cabo San Lucas, Meksiko, September lalu. Menurut situs yang menjual gambar tersebut, Radar, foto-foto itu menunjukkan Aguilera dengan bunga-bunga di rambut sambil merokok, minum, dan berpose bersama Nicole Richie.<br />
<br />
Radar juga mewartakan bahwa di antara foto tersebut terdapat Aguilera sedang berpose meniru seks oral dengan pisang, menari di atas meja, berpose dengan pria bugil.<br />
<br />
Ini bukan pertama kali foto-foto pribadi Aguilera beredar di dunia maya. Pada Desember, serangkaian foto yang menunjukkan pose Aguilera tanpa busana beredar.<br />
<br />
Juru bicara Aguilera tidak menjawab ketika dimintai komentar mengenai foto-foto tersebut.<br />
sumber:http://www.waspada.co.id/ </div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-14057291721794329862011-04-11T07:33:00.001-07:002011-04-11T07:33:52.194-07:00This marks the He wanted to make love<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<img align="left" alt="undefined" border="0" class="caption" height="225" src="http://www.ibukitakartini.com/wp-content/files_mf/bercinta.jpg" title="(ibukitakartini.com)" width="300" /><span class="long_text" id="result_box" lang="en"><span class="hps" title="Click for alternate translations">Although</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">many men do</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">not</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">hesitate</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">show</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">him</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">want to fuck</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">with</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">you</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">but</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">more</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">are</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">trying to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">cover it up</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Whether</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">for reasons of</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">embarrassment</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">fear of</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">rejection</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">or</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">just</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">want to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">give</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">a surprise</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">you</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">a</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">man</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">would rather</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">cover up</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">his desire</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">for sex</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">But</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">take it easy</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">we</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">still</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">can</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">know</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">this</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">from</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the following</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">signs</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">1</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Erection</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">eye</span><br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Not</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">only</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">in the</span> <span class="hps atn" title="Click for alternate translations">'</span><span title="Click for alternate translations">down</span><span title="Click for alternate translations">'</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">there</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">who</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">began to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">erect</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">their</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">pupils</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">are also</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">able to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">show</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the signs</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Male</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">pupils</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">will</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">dilate,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">making</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">darkness</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">seem</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">enlarged</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">when</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">they</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">started</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">passionately</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">2</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Belt loops</span><br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">He was</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">associate</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">thumb</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">in</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">his belt</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">hole</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Yes</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">absolutly</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">..</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">This</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">movement</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">may</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">also</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">not</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">he</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">realize</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">make</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">you</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">pay attention to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the mound</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">near</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">belt loops</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">3</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Itchy</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">nose</span><br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Another</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">sign</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">that</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">he</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">touched</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">his nose</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">repeatedly</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">A</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">study</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">published</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">in</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the Journal of the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Royal</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Society</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">of Medicine</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">found</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">that</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">there was a relationship</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">between the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">nerves in</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">their</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">noses</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">with</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">their</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">erection</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">system</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">4</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">His voice is</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">deeper</span><br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">A study</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">in 2010</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">found that</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">people</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">tend to be</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">condescending</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">tone</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">use</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">a deeper</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">voice</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">when you're</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">excited</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">5</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">A touch</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">on</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">your shoulder</span><br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Action</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">hugged</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">rubbed</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">shoulders</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">so</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">you</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">can</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">act</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">unconsciously</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">as</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">simulations</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">she</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">mastering</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">your</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">body</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">6</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">The position of</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">her hands</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">while</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">hugging</span><br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Perhaps</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">ordinary</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">when</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">he</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">hugged</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">you</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">but</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">try to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">note the position of</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">his hand</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">If</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">hands</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">are</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">behind</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">your</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">hips</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">moving</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">there</span><span title="Click for alternate translations">, it looks like</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">he wants to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">touch</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">you</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">even further</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">7</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Bite</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">lip</span><br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">When</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">he</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">seems</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to bite</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the lips</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and occasionally</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">shook his</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">head</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">no</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">need to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">doubt</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">that</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">he</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">wanted</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to make love</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">with</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">you</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Seroang</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">man</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">was</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">worried</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">something</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">very</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">tempting</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">if you</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">do</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the movement</span><span title="Click for alternate translations">.</span></span><br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="en"><span title="Click for alternate translations">ssource:http://www.waspada.co.id/ </span></span></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-9638980606942078382011-04-11T07:31:00.000-07:002011-04-11T07:31:53.447-07:00TIPS: Caring for breast firmness<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<img align="left" alt="undefined" border="0" class="caption" height="235" src="http://www.caramembesarkanpayudara.net/wp-content/uploads/2010/04/senam-payudara.jpg" title="(Istimewa)" width="300" /><span class="long_text" id="result_box" lang="en"><span class="hps" title="Click for alternate translations">Beautiful breasts</span><span title="Click for alternate translations">, tight</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">smooth</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to be</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">every</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">woman</span><span title="Click for alternate translations">'s dream</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">But</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">many</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">women</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">who</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">forget</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">take care of</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">her breasts</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Breast</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">skin</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">is very</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">thin</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">very</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">easy to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">lose</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">moisture</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">For that, the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">breast</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">takes</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">extreme</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">care</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">avoid</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">dryness</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">wrinkles</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">The following</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">ways</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">will</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">restore the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">smoothness</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">kekecangan</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">breast</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">as quoted</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">from</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Ourvanity</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Hydro</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Massage</span><br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Hydro</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">massage</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">technique</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">is</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">one</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">of</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the most</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">effective</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">way</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">avoid the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">wrinkles</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">that</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">arise</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">more</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">quickly</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">in</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">areas of</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the breast</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Hydro</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">massage</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">can</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">be done</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">alone</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Massage the breast</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">that</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">had been</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">washed</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">in cold water</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">then</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">massage</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">in a clockwise direction</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">for</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">10</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">minutes</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Give</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">special attention to the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">folds of</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the armpits</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">area</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">under</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">your breasts</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">This</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">massage</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">serves</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">drain the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">blood</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">circulation</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">tighten the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">breast</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Massage</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">with</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">ice cubes</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">milk</span><br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">You</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">can</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">also</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">do</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">massage</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">with</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">milk</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">that</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">has</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">been frozen</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Use</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">ice cubes to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">massage the breast</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">milk</span><span title="Click for alternate translations">, but</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">you</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">have</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to do it</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">slowly</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">because the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">breast</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">skin</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">is very</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">sensitive</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">This method is</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">useful</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">soften</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">brighten</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">tighten the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">breast</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Mask</span><br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Not just</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the face</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">alone</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">that</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">can</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">mask</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">breast</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">was</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">necessary</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">in the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">mask</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">get</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">back to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">softness</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">You do this by</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">destroying the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">banana</span><span title="Click for alternate translations">, add</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">two</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">drops of</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">olive</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">oil</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">apply</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">on</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the breast</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Let stand</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">for</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">30</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">minutes</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">then</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">rinse</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">with</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">warm</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">water</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Sports</span><br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Another way</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to tighten the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">breast</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">is</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to the sport</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Diligently</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">doing</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">push</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">ups</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">are very</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">useful</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">tone</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">the muscles of the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">breast</span><span title="Click for alternate translations">.</span><br />
<br />
<span class="hps" title="Click for alternate translations">Another</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">exercise</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">tighten</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">breast</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">is to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">use a</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">barbell</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Lie down</span><span title="Click for alternate translations">,</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">bend</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">knees</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">and</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">lift the</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">barbell</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">with</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">both</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">hands</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">simultaneously</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Then</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">pull</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">down</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">your</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">arms</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">slowly</span><span title="Click for alternate translations">.</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">Repeat</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">up to</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">10</span> <span class="hps" title="Click for alternate translations">times</span><span title="Click for alternate translations">.</span></span><br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="en"><span title="Click for alternate translations">sumber:http://www.waspada.co.id/ </span></span></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-6738101754396453332011-04-11T07:29:00.000-07:002011-04-11T07:29:39.455-07:00Let's bring her to orgasm like an earthquake<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<img align="left" alt="undefined" border="0" class="caption" height="441" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivxRkUCb5lYfg3Ipdle3XcmNbeIa4HM7df8zz1BXfpkpJr4HoAW3jWm0tWGG5OVSvSqFEmp_TDEpOmWnjWt2LeVqj-m3NcYwAVDxptyFbSCesv8wSkJWzTuQohMgu0_wna3Ym4SSF8/s1600/nm_Orgasm_090903_main.jpg" title="(Istimewa)" width="588" /><span class="long_text" id="result_box" lang="en"><span title="">Knowing the sensitive point pair indeed has become imperative for the beauty of your love. </span><span title="">If you know the sensitive point, you will be able to make your partner climax like an earthquake.<br />
</span><span title="">"Knowing the proper angle while making love, not only can help to orgasm, but also increase self-confidence," said Violet Blue, sex therapist and author of The Smart Girl's Guide To The G-Spot.<br />
</span><span title="">So it turns out element geometry in sex not only affects how Mr.Happy angle accuracy when touching the sensitive points in Miss V, but also helps to hide some concerns that often for you not confident in bed. </span><span title="">In other words, this formula: Accuracy Target + Confidence = SUPERORGASME, baby!<br />
</span><span title="">G-Spot Geometry 1: Rock a Boat</span><span title="">Lie on your back in bed, knees bent, put some pillows under your buttocks. </span><span title="">Couple kneeling between your legs, make sure he pulled back slightly to the rear. </span><span title="">Due to this position, Mr.P will 'dive' into the top, and swipe-swipe front wall of your vagina most sensitive.<br />
</span><span title="">Why Do It?</span><span title="">You already know, if the G-Spot is located not far behind there, but precisely in the area of the vaginal opening? </span><span title="">Hence the penis that 'oh-sooo-long' are not always guarantee you climax. </span><span title="">Well, Rock a Boat makes an angle of 90-180 degrees Mr.P upward push, and the automated swipe-swipe 'door' Miss Cheerful. </span><span title="">Area of the labia minora (vaginal opening) actually made of sensitive nerves that will feel tingling when swiped friction by 'head' Mr.P. </span><span title="">Enjoy your time in the area, and wiggling toes felt so delicious.<br />
</span><span title="">G-Spot Geometry 2: Straddle 'n Slide</span><span title="">Couple sitting in a chair, pungguk upright. </span><span title="">You sit on his lap: two legs opened wide, right on the side of her hips. </span><span title="">Place both hands on the shoulders of the couple, then slowly, a little lower behind your back.<br />
</span><span title="">Why Do It?</span><span title="">With his back slightly pulled back, you will automatically tighten the pelvic bone. </span><span title="">Miss V cavity would be close together, making Mr.P impressed 'bigger'. </span><span title="">In addition, Straddle 'n Slide create the illusion of a longer body, and most importantly, you seem more flat stomach.<br />
</span><span title="">G-Spot Geometry 3: Layers of Lust</span><span title="">You lie on your back, both feet together, and hands parallel to the side of the body. </span><span title="">The he sat down in the area Miss Vl, and when he had 'signed', position his body to lie parallel on top of your body. </span><span title="">Penetration of the he interspersed the action with the following maneuvers: put your hands on the side of his body as a handle, then move up and down.<br />
</span><span title="">Why Do It?</span><span title="">Do not be surprised if Layers of Lust will make a great deal when you vibrate orgasm. </span><span title="">Position with 00-90 degree angle makes you and your partner so closely attached, so that the whole Mr.P will touch every inch of Miss V. </span><span title="">TIP: Use a vibrating ring for extra 'Wow!<br />
</span><span title="">G-Spot Geometry 4: High and Away</span><span title="">When doing the missionary position, lift one leg up (make sure the other leg relaxed.) </span><span title="">He knelt in front of you, while you are entering. </span><span title="">Occasionally stick your foot on his chest so as not to feel sore or cramping.<br />
</span><span title="">Why Do It?</span><span title="">This position has been clearly brought tremendous pleasure. </span><span title="">Because the 90-degree angle formed by the distance you will make to tighten the pelvic bone, spur penetration is much faster than Mr.P. </span><span title="">if you want a much more intense sensation again, it could not hurt to remove the phrase 'harder baby, harder. "<br />
</span><span title="">G-Spot Geometry 5: The High Rider</span><span title="">We suggest you try this in the dining room. </span><span title="">In addition to more fun, you can bend your waist and holds onto the end of the table. </span><span title="">Wear heels for a more spectacular visual effects, and lift your buttocks a little while the he enters you from behind.<br />
</span><span title="">Why Do It?</span><span title="">Doggy style a favorite of many men and women because this position does offer great advantages for both parties. </span><span title="">You do not need a lot of 'work', while the he had easier access to enter the Miss V (do not be surprised if he moves much faster when doggy style, right?). </span><span title="">By wearing high heels, plus a little buttocks raised, you would feel if your thighs a little 'tense'. </span><span title="">With instant, the sensation of 'electric' will spread to sensitive areas. </span><span title="">The result will be extraordinary.<br />
</span><span title="">G-Spot Geometry 6: The Lap Grind</span><span title="">Do this on the floor. </span><span title="">Couple sitting with her legs crossed, and then you sit on his lap, your legs buttocks tightly coiled in the him. </span><span title="">Tightly pressed between two fingers as possible!<br />
</span><span title="">Why Do It?</span><span title="">When you 'pinch' your partner's body with both feet, you have the control will automatically Mr.P. </span><span title="">Many people claim that 'arm' means to make partner's penis as "living vibrator 'that you can play at will. </span><span title="">When in this position, play your hips selincah possible. </span><span title="">Go up, down, spin, or make a figure 8 - the important thing you need to make sure if you're satisfied terjamu clitoris. </span><span title="">And because your legs drawn to encircle its body, your buttocks will be tightened by itself. </span><span title="">So now he's hands began to explore, you do not have to worry about the appearance of cellulite that often make no confident.<br />
</span><span title="">G-Spot Geometry 7: The High Rider II</span><span title="">After trying a position high above the rider, now ask the him to sit on the chair. </span><span title="">Stand back to the couple, then bend your back (like going doggy style), both hands holding on to the table (if any), or your knees. </span><span title="">Then, let Mr.P launch attacks.<br />
</span><span title="">Why Do It?</span><span title="">This position is perfect because unlike the usual doggy style, your partner sitting on a chair, making it easier for him to act much faster again. </span><span title="">And as you stand, you will feel a tingling sensation slowly spread throughout the body: starting from the tip of your toes, to the head. </span><span title="">Prove it, the more intense Mr.P act, the more powerful also 'vibrations' that you feel.</span></span><br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="en"><span title="">source:http://www.waspada.co.id/ </span></span></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951460934751333719.post-4449003187350313002011-04-11T07:27:00.000-07:002011-04-11T07:27:32.086-07:00Here's what women want<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<img align="left" alt="undefined" border="0" class="caption" height="318" src="http://modelindo.files.wordpress.com/2010/11/seks.jpg" title="(wordpress.com)" width="588" /><span class="long_text" id="result_box" lang="en"><span title="">Not only the men who had met their needs while making love, women also expect the same. </span><span title="">Here are three attitudes that women are expected to be done by a partner during sex.<br />
</span><span title="">1. </span><span title="">Making women feel like an angel</span><span title="">Launched askdanandjennifer, intimate relationships for women are always so very special moment. </span><span title="">Therefore, do not ever underestimate the attitude and appearance. </span><span title="">When making love, the men can just see the body of her partner, but be sure to also look at his eyes. </span><span title="">This makes women more confidence in men.<br />
</span><span title="">Compliments are also important for women to feel loved and adored her partner. </span><span title="">Although women sometimes say the man only rags, but in their hearts they really love to be praised. </span><span title="">Compliments can make a woman more confident and feel sexy.<br />
</span><span title="">As quoted by the Times of India, a sex expert has revealed, many women are actually worried about their appearance. </span><span title="">Lack of confidence can make her difficult to get her orgasms. </span><span title="">Hence, it is important for men to make their partner feel like a goddess or angel.<br />
</span><span title="">2. </span><span title="">Near emotionally through foreplay</span><span title="">Women really do not like making love in a hurry, but did make some quickie sex. </span><span title="">If sex was carried out in normal time, women want their partners do not directly reach the goal. </span><span title="">Do not rush when doing foreplay or explore the female body.<br />
</span><span title="">Debby Herbenick, PhD, MPH, a sex expert from Indian University, the United States, suggested that spend much time doing foreplay. </span><span title="">"When a woman's body becomes highly aroused, the muscles will draw the womb upwards, sehingg will have plenty of space inside the vagina," says Herbenick as quoted from twodaymag.<br />
</span><span title="">With this foreplay, women want to feel connected emotionally with their partner. </span><span title="">In addition to the foreplay, the man's body movement can also make women feel closer to him. </span><span title="">For example, the man gives a touch of the hand or mouth, remove the expression when making love or do not control the time a woman perform oral sex.<br />
</span><span title="">3. </span><span title="">Giving orgasms</span><span title="">Of course, orgasms are one thing women want during lovemaking. </span><span title="">Just like men, orgasm can become addictive to women. </span><span title="">So that's already got it, there will be a desire to achieve it again. </span><span title="">By providing an orgasm, men can get closer to her partner.<br />
</span><span title="">How can women get orgasms? </span><span title="">Try doing clitoral stimulation. </span><span title="">As reported by SavvyMiss, 95% of women can reach orgasm after getting clitoral stimulation.<br />
</span><span title="">"This area is the area most sensitive clitoris than the vagina. So when he was given stimulation, could make women more passionate than vaginal penetration," explains psychologist Dr Sex. </span><span title="">Petra Boynton.</span></span><br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="en"><span title="">source:http://www.waspada.co.id/ </span></span></div>s3sn0_12http://www.blogger.com/profile/15218919541224491100noreply@blogger.com0